Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Pasca Banjir Bandang Bali Tiga Game Changer Ini Harus Dilakukan Segera

Senin, 13 Oktober 2025 | 19:33 WIB Last Updated 2025-10-13T12:33:27Z

TintaSiyasi.id -- Merespons banjir bandang yang terjadi di Bali yang disebabkan degradasi lingkungan dan alih fungsi lahan yang sangat masif, Analis Senior Pusat Kajia dan Analisis Data (PKAD) Fajar Kurniawan, mengatakan ada tiga game changer yang harus segera dilakukan.

"Jadi apa yang harus kita lakukan? Setidaknya penting tiga game changer utama yang kita harus lakukan segera mungkin," ungkapnya di akun TikTok fajar.pkad, Ahad (5/10/2025).

Pertama, penegakan hukum. Moratorium harus disusul audit total terhadap semua izin pembangunan di area resapan, sempadan sungai dan sawah subak. Bangunan yang ilegal di bantaran sungai harus ditertibkan tanpa kompromi dan pelanggarnya harus dijerat hukuman berat.

Kedua, restorasi total. Terapkan program masif reboisasi Daerah Aliran Sungai (DAS) kritis untuk mencapai tutupan hutan 30 persen. kemudian sektor pariwisata korporasi dan seluruh stakeholder wajib ikut berkontribusi dalam program ini sebagai bentuk ganti rugi ekologi.

Ketiga, revitalisasi subak. Sistem subak (irigasi tradisional Bali) itu bukan cuma pengairan tetapi juga alat mitigasi bencana banjir alami.

Ia menjelaskan, selama ini Bali kembali digenjot buat pariwisata tetapi alamnya diabaikan. "Dan sekarang kita menuai akibatnya, coba kita set back kebelakang lihat pembangunan villa, cottage, hotel yang brutal di mana-mana, lahan produktif kayak sawah dan hutan dihajar demi pembangunan properti kelas dunia," ujarnya. 

Ia mengutip data konversi hutan di Bali sekitar 490 hektar antara 2015-2024 dan yang paling parah daerah aliran sungai Ayung yang luasnya puluhan ribu hektar sekarang tutupan pohonnya tinggal 3 persen saja, padahal idealnya manusia butuh minimal 30 persen buat keseimbangan ekologis, lahan resapan air sudah jadi beton belum lagi kota Denpasar target ruang terbuka hijau 20 persen baru terealisasi sekitar 3,2 persen.

"Ini namanya krisis keadilan ruang, semua lahan hijau direbut jadi ketika hujan datang air tidak punya tempat resapan, langsung jadi bencana bandang," tegasnya.

Ia menyarankan, pemerintah harus menjamin perlindungan subak dari konversi dan menjadikannya benteng terakhir lahan resapan. Keindahan Bali itu datang dari adanya keseimbangan antara alam, masyarakat, dan spiritual. Kalau alamnya rusak pariwisata pasti juga hancur.

"Moratorium ini adalah kesempatan bagi kita untuk mewujudkan keadilan ekologis, kita harus pastikan omongan moratorium ini benar-benar dijalankan secara konsisten," pungkasnya. [] Alfia Purwanti

Opini

×
Berita Terbaru Update