TintaSiyasi.id -- Peneliti Masyarakat Sosial Politik Indonesia (MSPI) Dr. Riyan, M.Ag. menjelaskan beberapa poin alasan mengapa komunisme dan kapitalisme harus ditolak.
"Apa alasan kita menolak komunisme dan kapitalisme?," ujarnya di akun TikTok doktorriyan, Rabu (15/10/2025).
Pertama, ideologi di dunia ini ada tiga, komunisme sosialisme, kapitalisme demokrasi, dan Islam. Semua ideologi, bisa juga disebut mabda adalah pemikiran asasi yang melahirkan sistem, sehingga ideologi ada dua unsur keyakinan, asasi (akidah) dan aturan (nizham).
Ia me jelaskan, benar salahnya sebuah ideologi dilihat dari keyakinan asasnya. Islam benar karena berdasarkan akidah islamiah. Kapitalisme bathil karena tegak atas asas sekuler, paham yang memisahkan agama dari kehidupan. Materialisme (sosialisme) bathil karena tidak mengakui keberadaan sang pencipta.
Kedua, sebuah pemikiran akan tumbuh dan berkembang, ketika, pertama ada konsepnya. Kedua ada kadernya. Ketiga, ada dukungan massa.
"Ideologi komunisme sosialisme walaupun ada konsepnya, ada kader yang masih eksis tetapi ketika tidak ada dukungan negara komunis karena sudah bangkrut sejak 9 November 1989 ketika ribuan warga Jerman bersukacita merobohkan simbol perpecahan yang paling nyata di jantung Eropa yaitu tembok Berlin, sedangkan Uni Soviet secara resmi dibubarkan pada 26 Desember 1991, sedangkan Cina masih bertahan dengan melakukan adaptasi sistem pemerintahannya yang komunis dengan satu kekuatan utama yaitu partai komunis Cina sedangkan ekonominya disesuaikan dengan corak kapitalisme," jelasnya.
Kemudian, kata pemimpin mereka Mau Zedong tidak penting kucing hitam atau putih yang penting bisa menangkap tikus artinya tidak penting ideologi warna apa saja asal mencapai tujuannya menghalalkan segala cara tentunya.
"Pasca runtuhnya komunisme maka ideologi dominan saat ini adalah kapitalisme demokrasi yang menjadi dominan ketika ada konsep yang disebarkan, ada propagandisnya, dan ada pula dukungan masa dan negara kapitalis yang menyebarkannya dalam bentuk penjajahan gaya Baru atau new imperialisme, seperti halnya komunisme, kapitalisme menimbulkan dehumanisme, ketidak adilan, penindasan kepada manusia," sambungnya.
Ketiga, di mana posisi Indonesia. "Retorikanya Indonesia adalah non-blok tidak komunisme dan tidak kapitalisme, pada faktanya Indonesia menganut ideologi demokrasi dalam pemerintahan dan kapitalisme bahkan neo liberal yang ada di sistem ekonominya, dipengaruhi oleh Amerika yang merupakan negara kapitalis pusat dipengaruhi pula oleh kemudian Cina yang partainya komunis," ungkapnya.
"Indonesia hari ini penganut trias politika eksekutif legislatif dan yudikatif yang juga koruptif, ekonomi dengan peran negara yang makin minim dominasi oleh oligarki kapitalis, pendapatan berbasis pajak, APBN yang berbasis utang ribawi dan dominasi bank dan pasar modal ribawi," tambahnya.
Berbeda dengan Islam, ia menjelaskan, yang mengajarkan kepada muslim lebih dari 1400 tahun yang lalu Rasulullah Saw. menerapkan Islam secara kaffah di dalam Daulah Islam di Madinah, dilanjutkan oleh para penerus beliau para khalifah dalam sistem pemerintahan khilafah, dan sistem ekonomi yang berbasiskan syariah yang memberikan kesejahteraan keadilan dan keberkahan dunia akhirat. Bahkan menjadikan mereka adidaya dunia yang menebarkan rahmatan lil alamin mari kita tegaskan tolak komunisme dan kapitalisme Islam kaffah solusi semua masalah. [] Alfia Purwanti