Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Indahnya Berbagi Ilmu dan Energi Positif untuk Membangkitkan Kesadaran Umat

Minggu, 19 Oktober 2025 | 04:29 WIB Last Updated 2025-10-18T21:30:01Z
TintaSiyasi.id -- Pendahuluan

Berbagi ilmu dan menebar energi positif adalah dua amal mulia yang menjadi cermin dari hati yang hidup dan jiwa yang beriman. Dalam Islam, ilmu bukan hanya sekadar pengetahuan, melainkan cahaya yang menerangi hati, menuntun langkah, dan membuka jalan menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Sedangkan energi positif adalah getaran kebaikan yang memancar dari niat yang tulus dan akhlak yang lembut, yang mampu mengubah suasana, menguatkan jiwa, dan membangkitkan kesadaran umat untuk kembali kepada nilai-nilai ilahi.

1. Ilmu sebagai Cahaya Kehidupan

Rasulullah SAW bersabda:

"Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga."
(HR. Muslim)

Ilmu adalah pelita kehidupan. Tanpa ilmu, manusia berjalan dalam kegelapan hawa nafsu dan kesesatan zaman. Namun, ilmu yang tidak disertai iman dan akhlak akan menjadi pedang bermata dua. Karena itu, para ulama salafush shalih selalu menekankan bahwa ilmu harus disertai adab dan niat yang lurus.

Berbagi ilmu bukanlah tentang siapa yang lebih pandai, tetapi tentang siapa yang paling tulus dalam menuntun saudaranya menuju kebenaran. Setiap penjelasan yang menginspirasi, setiap nasihat yang menyentuh, setiap tulisan yang mencerahkan — semuanya adalah ladang pahala yang mengalir tanpa batas.

2. Energi Positif: Pancaran Hati yang Ikhlas

Energi positif lahir dari hati yang bersih, penuh syukur, dan berprasangka baik kepada Allah. Orang yang hidupnya penuh syukur akan memancarkan aura kebaikan, semangat, dan ketenangan. Ia tidak mudah terseret dalam arus pesimisme dan kebencian, tetapi justru menjadi oase bagi jiwa-jiwa yang haus akan kedamaian.

Menebarkan energi positif bukan hanya melalui kata-kata, tetapi juga melalui senyuman, sikap optimis, dan doa yang tulus. Rasulullah SAW bersabda:

"Senyummu kepada saudaramu adalah sedekah."
(HR. Tirmidzi)

Senyuman yang tulus, ucapan yang menenangkan, atau sekadar mendengarkan dengan empati — semua itu bisa menjadi bentuk energi positif yang menumbuhkan harapan dan menyalakan kembali semangat hidup orang lain.

3. Membangkitkan Kesadaran Umat

Kesadaran umat bukan hanya dibangunkan melalui ceramah atau wacana intelektual, tetapi melalui keteladanan nyata dalam kehidupan. Ketika seseorang hidup dengan nilai-nilai Islam — jujur, amanah, sabar, dermawan, dan penuh kasih — maka ia menjadi cermin yang memantulkan keindahan ajaran Rasulullah SAW.

Tantangan zaman modern membuat banyak hati lalai, teralihkan oleh gemerlap dunia digital, kesibukan, dan persaingan. Di sinilah pentingnya dakwah yang menumbuhkan kesadaran spiritual, bukan sekadar formalitas ritual. Umat membutuhkan contoh, bukan hanya teori; membutuhkan teladan, bukan hanya ucapan.

4. Kolaborasi dalam Kebaikan

Kesadaran umat akan tumbuh lebih kuat jika ada sinergi dan kolaborasi dalam dakwah. Umat Islam harus saling menguatkan, saling berbagi peran, dan saling menginspirasi. Seorang guru yang menyalakan semangat muridnya, seorang wirausahawan yang menginfakkan hartanya, seorang penulis yang menyebarkan hikmah — semuanya berperan dalam satu jaringan kebaikan yang luas.

Allah SWT berfirman:

"Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan."
(QS. Al-Ma’idah: 2)

Berbagi ilmu dan energi positif adalah bentuk nyata dari ta‘awun ‘alal birri wat-taqwa — saling menolong dalam kebaikan dan ketakwaan.

5. Kesimpulan: Cahaya yang Tak Pernah Padam

Berbagi ilmu dan energi positif bukanlah sekadar aktivitas sosial, tetapi ibadah yang menghidupkan hati dan menebar keberkahan. Setiap orang bisa menjadi sumber cahaya — sekecil apa pun kontribusinya, jika dilakukan dengan ikhlas, maka sinarnya akan menjangkau jauh, bahkan setelah kita tiada.

Mari kita hidupkan semangat berbagi ilmu dengan keikhlasan, menebarkan energi positif dengan cinta, dan membangkitkan kesadaran umat dengan hikmah dan keteladanan. Karena sejatinya, orang beriman adalah cermin bagi saudaranya, dan cahaya keimanan akan terus bersinar ketika hati-hati saling menyalakan dalam kebaikan.

“Ilmu yang bermanfaat dan hati yang bersyukur akan melahirkan cahaya yang tak pernah padam — menerangi diri dan umat menuju ridha Allah."

Oleh: Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
(Penulis dan Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo, 18 Oktober 2025, Seminar Parenting, Aula SMK Mulu Lumajang Jawa Timur)

Opini

×
Berita Terbaru Update