TintaSiyasi.id -- 1. Santri: Pewaris Spirit Kemerdekaan dan Penjaga Keutuhan Bangsa
Hari Santri bukan sekadar peringatan tahunan, tetapi
momentum menghidupkan kembali semangat juang para ulama dan santri dalam
merebut serta menjaga kemerdekaan bangsa.
Sejarah mencatat, 22 Oktober 1945 menjadi tonggak penting
lahirnya Resolusi Jihad yang dikumandangkan oleh Hadratussyaikh KH. Hasyim
Asy’ari — seruan suci bahwa mempertahankan tanah air adalah bagian dari iman.
Santri dengan jubah kesederhanaannya, turun ke medan juang,
mengangkat bambu runcing dan kitab suci dalam satu genggaman: ilmu dan iman.
Mereka bukan sekadar pejuang fisik, tetapi juga pejuang
moral dan spiritual — yang menjadikan kemerdekaan Indonesia bukan hanya milik
rakyat, tapi juga karunia dari Allah yang harus dijaga dengan iman, ilmu, dan
amal.
2. Dari Pesantren untuk Dunia: Spirit Islam yang
Mencerahkan
Santri adalah simbol perpaduan antara ilmu, adab, dan
ketulusan. Di tangan mereka, kitab kuning bukan sekadar teks klasik, tetapi
cermin kearifan yang membentuk peradaban.
Pesantren bukan hanya lembaga pendidikan, tetapi pabrik
peradaban Islam yang mencetak manusia berakhlak, cerdas, dan berjiwa pemimpin.
Kini, di era digital dan globalisasi, santri memiliki
tanggung jawab baru:
menjadi duta Islam yang rahmatan lil ‘alamin — menghadirkan
wajah Islam yang damai, santun, inklusif, dan membangun.
Dari dunia maya hingga dunia nyata, santri harus hadir
dengan narasi yang mencerahkan, bukan yang memecah belah.
“Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, serta beriman kepada
Allah.”
(QS. Ali ‘Imran: 110)
Ayat ini adalah pesan abadi bagi para santri: jadilah umat
terbaik, bukan hanya bagi Indonesia, tapi bagi dunia.
3. Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Islam yang
Unggul dan Agung
Kemerdekaan bukan tujuan akhir, melainkan titik awal untuk
membangun peradaban.
Santri masa kini harus memahami makna “mengawal Indonesia
Merdeka” sebagai panggilan untuk berkontribusi aktif dalam semua lini
kehidupan: pendidikan, ekonomi, politik, teknologi, sosial, dan budaya — dengan
ruh keislaman dan moralitas Qur’ani.
Santri harus tampil di panggung dunia bukan hanya dengan
sorban dan sarung, tetapi juga dengan gagasan, inovasi, dan karya.
Peradaban Islam yang unggul dan agung tidak akan lahir dari
retorika, melainkan dari kerja nyata: membangun masyarakat yang berilmu,
berakhlak, dan berdaya.
Seorang santri sejati tidak anti-modernitas, tetapi
memfilter modernitas dengan hikmah Islam.
Ia tidak menolak perubahan, tetapi menuntun perubahan agar
selaras dengan nilai-nilai ketuhanan.
4. Indonesia: Panggung Dakwah dan Peradaban Islam Dunia
Dengan jumlah umat Islam terbesar di dunia, Indonesia
memikul amanah sejarah yang besar: menjadi mercusuar Islam dunia — pusat
peradaban baru yang menjunjung ilmu, keadilan, dan kemanusiaan.
Santri Indonesia hari ini harus mempersiapkan diri menjadi
agen global yang membawa pesan kedamaian Islam.
Melalui dakwah digital, riset keilmuan, diplomasi budaya,
dan pengembangan teknologi berbasis etika Qur’ani, kita dapat menunjukkan bahwa
Islam adalah agama kemajuan, bukan kemunduran.
Inilah saatnya santri Indonesia menulis sejarah baru:
dari penghafal kitab menjadi penggerak peradaban,
dari penjaga tradisi menjadi penentu arah masa depan umat.
5. Penutup: Santri Bergerak, Islam Mencerahkan Dunia
Hari Santri 2025 bukan hanya perayaan masa lalu, tetapi
janji masa depan. Santri harus terus bergerak — menjaga nilai, memperkuat ilmu,
menebar cinta, dan menegakkan keadilan. Dari pesantren hingga kampus, dari
masjid hingga media digital, dari Indonesia hingga kancah dunia, santri adalah
obor yang tak pernah padam.
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum
sampai mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.”
(QS. Ar-Ra’d: 11)
Maka, mari jadikan Hari Santri 2025 sebagai momentum
kebangkitan ruhani dan intelektual umat.
Santri bukan hanya penjaga masa lalu, tapi juga arsitek masa
depan. Mengawal Indonesia merdeka menuju peradaban dunia yang unggul dan agung
— yakni peradaban Islam.
Selamat Hari Santri Nasional 2025
Santri Bergerak, Indonesia Berkah, Islam Mencerahkan
Dunia!
Dr. Nasrul Syarif, M.Si. (Penulis Buku Gizi Spiritual dan
Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo)