Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Fasilitas Pondok Ambruk, Duka Pendidikan

Senin, 13 Oktober 2025 | 05:01 WIB Last Updated 2025-10-12T22:01:31Z

TintaSiyasi.id -- Dunia pendidikan kembali berduka setelah peristiwa ambruknya gedung di salah satu pondok pesantren. Sedih dan kecewa tentunya menyelimuti para orang tua santri yang menjadi korban. Sebagaimana diberitakan pada salah satu laman nasional menyebutkan bahwa terjadi tragedi ambruknya mushola di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo-Jawa Timur pada 29 September 2025. Kejadian tersebut berlangsung saat para santri sedang melakukan kegiatan salat Ashar berjamaah di lantai dua. (detiknews, 05/10/2025)

Detikbali.com (07/10/2025), menyebutkan bahwa data terkini yang diumumkan Basarnas mengumumkan data terkini 66 jiwa, 2 diantaranya bagian tubuh atau body part. Berdasarkan data total selamat sebanyak 104.

Fakta di atas membuat sedih yang mendalam pada dunia pendidikan. Terlebih pada orang tua serta keluarga yang ditinggalkan, tentu menjadi duka mendalam. Tempat segala asa digantungkan, sekaligus menimba ilmu bagi seluruh santri ternyata menjadi tempat terakhir yang mereka tempati. Peristiwa tersebut menjadi pelajaran berharga bagi negeri ini, khususnya pada pendidikan. Puluhan santri meninggal dunia di bawah reruntuhan gedung mushola tempat mereka melaksanakan ibadah. 

Peristiwa runtuhnya gedung di pondok pesantren menjadi catatan tersendiri bagi negara. Ini merupakan tamparan telak bagi negara karena bisa jadi ada keteledoran yang dianggap hal biasa. Walaupun kita menyadari bersama bahwa segala sesuatu tentunya dari Allah Swt., namun sebagai manusia kita mampu melakukan yang terbaik. Ketika menilik soal bangunan musholla pondok Al Khoziny tersebut ternyata ada beberapa hal yang mungkin saja menjadi hal yang akhirnya membuat bangunan menjadi tidak kokoh. 

Dilihat dari sisi kontruksi bangunan tidak memadai ditambah pengawasan pembangunan yang kurang. Strukturnya tidak mampu menahan beban tambahan perluasan bangunan yang masih berlangsung. Faktor lainnya adalah masalah dana yang disinyalir kurang. Hal tersebut akhirnya memunculkan ide bahwa pembangunan dilakukan swadaya pondok dengan melibatkan para santri. Termasuk dalam pemilihan bahan bangunan dicari yang terjangkau alias murah. Sehingga mutunya tidak bisa dipastikan dengan baik.

Setidaknya faktor yang telah disebutkan menjadi dasar lemahnya bangunan di pondok pesantren. Padahal yang namanya pesantren adalah sesuatu yang penting untuk masyarakat menimba ilmu. Belajar ilmu agama serta mendidik menjadi ulama. Namun, fakta membuktikan bahwa perhatian pemerintah masih minim terhadap pesantren-pesantren yang ada di negeri ini. Sehingga yang terjadi adalah pondok pesantren yang ada sebisa mungkin ada dan bertahan dengan dana minim yang dikumpulkan dari orang tua siswa. 

Semua ini adalah efek yang ditimbulkan oleh sistem saat ini. Kapitalis telah mencetak manusia untuk selalu berorientasi pada manfaat dan harta saja. Tak lagi melihat pada menjalankan amanah yang ada di pundaknya. Pendidikan pun akhirnya mengacu pada dua hal tadi. Termasuk pula pada pengadaan pendidikan sesuai dengan pasarnya. Jika sekarang diperlukan lulusan SMK, maka yang digenjot dan perhatikan hanya sektor SMK saja, yang lainnya bagaikan anak tiri. Apalagi pondok pesantren, tampak dibiarkan saja.

Dalam pandangan Islam, persoalan pendidikan ini adalah sesuatu yang pokok dan penting untuk umat. Karena Islam telah mengajarkan bahwa belajar termasuk menuntut ilmu adalah wajib hukumnya bagi setiap muslim, baik laki-laki ataupun perempuan. Sehingga menjadi tanggung jawab penuh negara, dalam hal ini pemerintah untuk menyediakan pendidikan secara sempurna. Baik gedung sekolah, guru, laboratorium, perpustakaan, serta bangunan pendukung lainnya. 

Maka melihat kasus di atas, maka menjadi tamparan keras bagi negara. Karena semua itu akan dimintai pertanggung jawabannya kelak di akhirat. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw., "Setiap orang adalah pemimpin dana kan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang kepala negara aman diminta pertanggungjawaban perihal rakyat yang dipimpinnya..." (HR. Bukhari-Muslim) 

Seluruh fasilitas yang ada serta gaji guru diambil dari baitulmal. Sehingga tak akan bingung lagi untuk masalah pendanaan. Dalam Islam, di baitulmal sendiri terdapat 12 pos pemasukan yang InsyaAllah bisa untuk membiayai dari sisi pendidikan salah satunya. Karena peran penting sekolah adalah mencetak generasi tangguh lagi kuat. Sehingga harus serius untuk mewujudkannya. Termasuk tidak membedakan antara sekolah diberbagai wilayah. Semua akan mendapatkan akses pendanaan yang baik dan lancar, walaupun ada di pedesaan. Kemudian tidak ada pembeda anatar sekolah umum dan islam. Semua sekolah akan berbasis pada akidah Islam sebagai kurikulum pendidikannya. Boleh ada sekolah swasta, namun harus memenuhi dengan standar sekolah negara. 

Dari sini kita bisa mendapatkan informasi kuat bahwa negara yang akan menjamin seluruh fasilitas dan prasarana sekolah di berbagai wilayah. Termasuk pula pada akses menuju ke sekolah, negara berkewajiban untuk menyediakannya dengan baik dan terakses oleh seluruh umat. Begitulah yang telah ada pada masa kejayaan Islam selama 1300 tahun lamanya. Sekolah-sekolah yang ada begitu luar biasa, mampu mencetak generasi kuat lagi tangguh. Alhamdulillah banyak penemu-penemu yang ada di dunia adalah muslim. Bahkan perpustakaan yang besar dan lengkap ada di wilayah Daulah Islam. 

Kala itu islam menjadi mercusuar dunia. Banyak yang belajar ke Daulah Islam guna menuntut ilmu dan mengerti suatu bidang. Sayangnya, sekarang Islam sedang berada pada titik terendahnya. Semoga di tangan kita, kekayaan Islam kembali hadir dan mewarnai dunia. Temasuk dalm hal pendidikan yang akan bersinar memecah kegelapan dunia saat ini yang sedang merana karena kapitalis sekuler. []


Oleh: Mulyaningsih
Pemerhati Masalah Anak & Keluarga

Opini

×
Berita Terbaru Update