Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Dibalik Demo Gen Z Berturut-Turut di Maroko

Senin, 13 Oktober 2025 | 20:06 WIB Last Updated 2025-10-13T13:07:06Z

TintaSiyasi.id -- Mengamati aksi demo yang dilakukan generasi Z di Maroko secara berturut-turut sejak Sabtu 27 September menuntut layanan kesehatan publik dan pendidikan yang lebih baik, Peneliti Masyarakat Sosial Politik Indonesia (MSPI) Dr. Riyan, M.Ag., mengungkapkan beberapa hal dibalik aksi demo itu.

"Pertama akar masalah ada persoalan struktural yang terjadi terkait dengan arah pembangunan di Maroko yang sekuler kapitalistik melahirkan berbagai ketimpangan dan keterbatasan akses kepada fasilitas publik," ujarnya di akun TikTok doktor.ryan, Jumat (9/10/2025).

Ia menjelaskan, isu awal yang memicu gelombang protes besar terkait ketimpangan ini ada di sektor kesehatan, ada laporan kematian 8 ibu hamil di sebuah rumah sakit umum di Agadir di sebuah kota di Maroko.

"Ini menjadi alarm darurat di mana sistem kesehatan nasional sedang mengalami krisis berkepanjangan. Ironisnya pemerintah sedang membangun tiga stadion baru dan merenovasi beberapa lainnya untuk ajang piala dunia 2030 dan untuk piala Afrika. Slogan stadion ada tetapi rumah sakit menggambarkan kontras tajam antara investasi infrastruktur olahraga dan kondisi sektor kesehatan," paparnya. 

Kemudian, pada sektor pendidikan rancangan undang-undang nomor 59.24 tentang pendidikan tinggi yang baru diajukan ke Parlemen Maroko turut menyulut kemarahan mahasiswa dan serikat guru. 

"Beberapa pasal di dalam RUU tersebut dinilai membatasi kebebasan berorganisasi di kampus dan membuka jalan bagi privatisasi pendidikan tinggi yang berpotensi menghalangi akses bagi masyarakat berpenghasilan rendah," jelasnya. 

Selanjutnya, di bidang ekonomi tingkat pengangguran yang tinggi di Maroko juga menjadi pemicu utama, menurut data BPS Maroko tahun 2024 tingkat pengangguran nasional mencapai 13,3 persen pada tahun 2024 sementara pengangguran di kalangan pemuda usia 15-24 tahun melonjak hingga 36,7 persen.

Kedua, respon lambat dari penyelenggaraan negara baik pemerintah maupun juga parlemen.

"Sikap pemerintah yang lambat dalam merespons tuntutan demonstran dibarengi sikap polisi yang represif melahirkan kemarahan masa yang meluas diberbagai kota korban akhirnya jatuh sebanyak 3 orang demonstran tewas pada demonstran mendesak pengunduran diri Perdana Menteri Azis Arkhannouch pada saat itu juga," terangnya.

Ketiga, kepemimpinan dalam demonstrasi ini bersifat anonim. "Kelompok dibalik aksi ini menamakan Gen Z 212 komunitas daring yang terbentuk di platform discord pada pertengahan September nama kelompok ini mengacu kepada generasi yang lahir antara akhir 1990-an hingga awal 2010 serta kode telepon negara Maroko +212 meskipun telah mendapatkan hampir 180 ribu anggota di discord kepemimpinan kelompok ini belum diketahui secara pasti, mereka terus-menerus menyerukan aksi damai dan menolak segala bentuk kekerasan maupun perusakan," terangnya. 

"Pertanyaannya adalah cukupkah solusi reformatif masihkah rakyat Maroko dan kita percaya kepada sistem demokrasi kapitalistik yang melahirkan kesenjangan ketidakadilan dan kezaliman," pungkasnya. [] Alfia Purwanti

Opini

×
Berita Terbaru Update