TintaSiyasi.id -- Aktivis Dakwah Malaysia Ustaz Abdul Hakim Othman menjelaskan bahwa Amerika memiliki kepentingan di ASEAN untuk mencegah kebangkitan Islam dan khilafah di Asia Tenggara.
“Selain negara-negara Arab, kawasan Asia Tenggara ini bagi
umat Islam juga merupakan kawasan yang berpotensi bagi kebangkitan khilafah. Maka
kawasan ini harus dicegah oleh Amerika dari kebangkitan umat Islam. Mereka
harus merebut kawasan ini sepenuhnya agar umat Islam tidak bangkit, agar khilafah
tidak bangkit,” ujarnya dalam Kupas Tuntas Bersama Jurucakap HTM
bertajuk Kedatangan Trump: Kenapa Wajib Ditolak? di laman Facebook
Jurucakap HTM, Jumat (19/09/2025).
Ia mengatakan, hal tersebut karena selain Malaysia,
Filipina, Thailand, dan Singapura, Asia Tenggara juga memiliki Indonesia yang
memiliki jumlah umat Islam terbesar di dunia.
"Di kawasan ASEAN, kawasan ini memiliki jumlah
Muslim terbesar di dunia. Jadi bayangkan potensi umat Muslim di kawasan Asia
Tenggara ini jika mereka bangkit," ujarnya.
Ia melanjutkan, di Timur Tengah, Amerika berusaha
keras mencegah kebangkitan umat Islam di sana.
"Meskipun revolusi Arab Spring telah terjadi,
umat Islam berusaha bangkit dan kita melihat bagaimana Amerika berusaha merebut
revolusi tersebut untuk memastikan umat Islam tidak bangkit, untuk memastikan khilafah
tidak muncul di negara-negara Arab," jelasnya.
Ia menunjukkan bahwa Amerika berusaha mencegah
kebangkitan tersebut dengan mengendalikan ekonomi, politik, dan pemerintahan di
Asia Tenggara.
"Amerika memastikan bahwa pemerintahan ini tetap
menjadi demokrasi sekuler, tidak ada suara yang ingin mengembalikan khilafah,
tidak ada suara yang ingin mengembalikan Al-Qur'an dan sunah dalam pemerintahan
negara ini," ujarnya.
Ia menambahkan, tidak ada masalah bagi Amerika jika
ada partai Islam yang berjuang dalam sistem demokrasi dan berpegang teguh pada
konstitusi yang diberikan oleh penjajah kafir.
"Namun, jika ada umat Islam yang berjuang untuk
menegakkan khilafah, menghancurkan batas-batas negara ini, dan mengubah
konstitusi yang diberikan penjajah kepada Al-Qur'an dan sunah, ini adalah
sesuatu yang sangat berbahaya bagi Amerika," tegasnya.
Selain kepentingan-kepentingan tersebut, ia menilai
lokasi strategis di Malaysia dan Indonesia juga menarik bagi Amerika.
“Kita semua tahu bahwa ada Selat Melaka, salah satu
selat tersibuk di dunia, salah satu selat yang menjadi jalur perdagangan
penting antara timur dan barat dunia. Selat Malaka adalah selat yang sangat
penting,” ujarnya.
Oleh karena itu, ia menjelaskan bahwa selat tersebut
tidak dapat dilepaskan dari kendali Amerika.
“Amerika tidak akan membiarkan wilayah Selat Malaka
yang sangat penting ini begitu saja. Jadi kedatangan Trump di pertemuan ASEAN
ini karena Trump tidak ingin mengorbankan kepentingan Asia untuk Amerika,”
jelasnya.
Ia melanjutkan, Amerika berusaha memastikan bahwa
Selat Melaka selalu terbuka dan tidak dapat dikendalikan oleh khilafah.
"Sebenarnya, jika khilafah didirikan, misalnya di
Malaysia atau Indonesia, kita bisa menutup Selat Melaka untuk perdagangan
dunia. Ini kerugian besar bagi Barat dan Timur jika Selat Melaka dikuasai oleh
negara khilafah," jelasnya.
Ia juga menyatakan bahwa Amerika juga berkepentingan
untuk menguasai sumber daya alam seperti minyak dan emas.
"Sumber daya alam yang melimpah inilah yang
diinginkan Amerika. Maka, mereka harus menguasai sumber daya alam di
negara-negara Muslim. Ini merupakan keuntungan ekonomi bagi Amerika yang tidak
boleh dilewatkan," lanjutnya.
Ia menyimpulkan bahwa Amerika harus berusaha menguasai
negara-negara Asia melalui berbagai cara.
"Jadi karena tiga alasan ini, bagi saya, mereka
akan selalu mengawasi kawasan ASEAN ini dan tidak akan membiarkan ASEAN lepas
dari pengawasan mereka," pungkasnya.[] Syamsiyah Jamil
