TintaSiyasi.id -- Dibalik penandatanganagn Memorandum of Understanding (MoU)/kerjasama Kementrian Agama Republik Indonesia dengan Kedutaan Besar Amerika Serikat dengan maksud untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di pesantren, ternyata ada agenda mendalam AS di dibaliknya.
"Dunia pesantren di Indonesia menjadi perhatian serius Amerika Serikat melalui berbagai program kerjasama pelatihan hingga beasiswa. Washington tampak ingin masuk lebih dalam ke jantung pendidikan Islam. Tahun 2025, Kementerian Agama RI bahkan telah menandatangani MOU dengan kedutaan besar Amerika Serikat untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di pesantren dan madrasah dalam semangat moderasi beragama dan toleransi global," ungkapnya di akun Instagram RayahTV, Rabu (15/10/2025).
Ia menjelaskan, salah satu poin utama kerja sama adalah beasiswa fulbright program besar pertukaran akademik yang disebut bertujuan membangun saling pengertian antar bangsa. Namun di balik slogan mutual understanding itu ada agenda yang lebih dalam.
Lembaga American Foreign Policy Council secara terbuka menyebut fullbright sebagai bagian dari soft power diplomasi AS untuk menanamkan nilai-nilai demokrasi liberal dan memperluas pengaruh budaya AS di dunia Islam.
"Melalui berbagai beasiswa pelatihan dan riset bersama nilai-nilai seperti interface dialog, gender equality dan demokratik citizenship disisipkan ke dalam kurikulum semuanya merupakan konsep sekuler liberal yang tidak bersumber dari Islam," jelasnya.
Rayah Tv mengutip laporan Rand Corporation tahun 2003. Dalam laporan itu, bahkan secara jelas menyarankan agar AS mendukung kelompok Muslim moderat. Menekankan kelompok fundamentalis dan mempromosikan nilai-nilai demokrasi pluralisme serta kesetaraan gender. Salah satu tujuannya yaitu membentuk cara pandang umat Islam agar selaras dengan ideologi sekuler liberal Barat.
"Tidak heran jika pesantren kini menjadi sasaran utama, karena pesantren adalah benteng Islam di Indonesia," ungkapnya.
Oleh karenanya, pesantren bukan sekadar lembaga pendidikan, tetapi penjaga peradaban Islam. Ia harus tetap kokoh mencetak generasi bertakwa, berilmu, dan siap memperjuangkan Islam kaffah dalam seluruh aspek kehidupan.
Raya Tv mengutip terjemah surah An Nisa ayat 144, "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadikan orang-orang kafir sebagai teman setia dengan meninggalkan orang-orang mukmin. (QS. An Nisa 144).
"Ayat ini menegaskan bahwa kaum Muslimin dilarang membiarkan pihak luar menguasai urusan pendidikan dan pemikiran mereka. Karena itu, pesantren harus waspada, selektif, terhadap setiap kerjasama internasional memperkuat jaringan pendidikan Islam sendiri dan menegaskan jati dirinya sebagai benteng akidah umat," tandasnya.[] Alfia Purwanti