Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

UIY: Maulid Nabi Muhammad saw Mengingatkan Tiga Hal Sangat Penting dalam Hidup

Senin, 29 September 2025 | 05:39 WIB Last Updated 2025-09-28T22:39:53Z
TintaSiyasi.id -- Cendekiawan Muslim Indonesia Ustaz Ismail Yusanto menyampaikan ada tiga hal sangat penting yang harus diingat oleh umat Islam dalam memperingati maulid Nabi Muhammad saw sebagai sosok luar biasa serta teladan. “Pertama, tentang cara Nabi Muhammad saw menjalani hidup adalah contoh terbaik untuk kita. Tidak ada kehidupan yang akan mengantarkan kita kebaikan dunia dan akhirat kecuali hidup di dalam risalah Islam yang dibawa Nabi saw,” ujarnya dalam Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H: Satu Risalah, Satu Umat, Satu Tujuan, Sabtu (27-9-2025) di YouTube One Ummah TV.

Memaknai firman Allah Swt Surah Ali-Imran: 102, bukanlah hanya perintah agar manusia mati dalam keadaan beriman, melainkan juga hidup dalam ketaatan. “Ketika Allah berfirman, wala tamutunna illa waantum muslimun, kita harus hidup dalam keadaan Muslim yang sesungguhnya.  Bukan sekadar mati dalam keadaan Muslim. Kenapa? Karena kita tidak tahu kapan mati atau ajal itu akan tiba.Tidak ada cara lain menjalani hidup ini selain dengan Islam,” imbuhnya.

Kedua, terkait dengan itibak ala Nabi menurut ustaz yang akrab dipanggil UIY bukanlah perkara khayali. “Tentang itibak yang riil. Artinya Nabi itu bukan sosok yang tidak jauh dari kehidupan kita. Bukan sosok yang tidak bisa kita raih tetapi merupakan sosok yang betul-betul ditunjukkan kepada kita bagaimana Nabi itu dalam keseluruhan hidupnya, dan Beliau tidak berbuat selaian di jalan Allah,” jelasnya.

Menurutnya,  ulama-ulama terdahulu juga telah mengikuti jejak Nabi Muhammad saw dalam menjalani kehidupan mereka dan para ulama tersebut menjalani kehidupan seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw. “Para ulama itu mengatakan bahwa hidup mereka itu adalah hayatu rasul, hayatu da’wah. Maka kita sebagai Muslim juga harusnya begitu, hayatu Muslim, hayatu da’wah, “ jelasnya.

Sebagai bentuk hayatu da’wah, katanya, maka umat Islam harus melayakkan diri untuk memenuhi janji Allah swt, yaitu tegaknya kembali khilafah di samping sebagai kewajiban yang Allah perintahkan. “Makanya tadi sudah disampaikan bahwa tegaknya khilafah itu selain sebagai kewajiban, juga merupakan janji dari Allah Swt. Sebagai sebuah janji, maka tugas kita adalah melayakkan dalam dakwah untuk memenuhi janji itu,” tambahnya lagi.

Ia yakin, dengan melayakkan diri dalam dakwah maka pertolongan Allah makin dekat. Apalagi pertolongan Allah adalah sebuah kepastian. Selanjutnya yang ketiga, tidak ada yang mustahil bagi Allah. Umat Islam harus menanamkan hakkul ittibak sebagai sebenar-benar itibak agar Allah Swt menurunkan pertolongan-Nya. “Apa yang sudah kita cita-citakan. Pertolongan Allah itu dekat. Tadinya yang gelap akan jadi terang. Apa kita sudah apayakan hari ini menjadi mungkin di suatu hari. Karena itulah tugas kita adalah hakkul ittibak sebagai itibak yang sebenarnya dan Allah yang akan menurunkan pertolongan-Nya,” tegasnya.

Oleh karena itu, ketika tugas atau upaya sudah ditunaikan, melakukan dakwah dengan ikhlas dan benar, maka cukuplah Allah sebagai penolong. “Jika tugas kita sudah kita tunaikan, berdakwah dengan ikhlas dan benar maka cukuplah bagi kita. Hasbunnallah wanikmal wakil, nikmal maula wani’mannasir. Mudah-mudahan kita semua bisa menjalani ini hingga akhir hayat, meninggalkan dunia ini dalam keadaan husnulkhatimah di jalan dakwah, selalu istikamah, dan itibak kepada Nabi saw,” pungkasnya. []M. Siregar.

Opini

×
Berita Terbaru Update