TintaSiyasi.id -- Direktur Indonesia Justice Monitor Ustaz Agung Wisnuwardana mengatakan sistem demokrasi yang dianut di negeri ini hanya melahirkan kleptokrasi budaya maling.
"Sistem demokrasi kapitalisme yang dianut di negeri ini ternyata hanya melahirkan korupsi dan kleptokrasi budaya maling di kalangan elit," ujarnya di akun TikTok agung.wisnuwardana, Ahad (31/8/2025).
Ia menilai, rakyat marah (anarkis) sampai tidak terkendali saat melakukan aksi demontrasi menuntut pembubaran DPR dikarenakan negeri ini memang sedang tidak baik-baik saja. Ada kerusakan sistemis dalam tata kelola negeri. Harus ada evaluasi total terhadap sistem tata kelola negeri ini.
Agung mengungkapkan, kekayaan alam negeri ini ditumpuk pada satu persen elit kapitalis sementara 90 persen rakyat hanya kebagian remah-remah pembangunan. Kekayaan alam yang melimpah diserahkan kepada swasta dan asing, ekonomi tumbuh tetapi yang kenyang hanya elit.
"Sedangkan rakyat cuma dapat tetesan trickle down effect yang sering tidak pernah turun juga. Bahkan yang lebih parah, kapitalisme telah menjadikan APBN di negeri ini ditopang pajak. Akibatnya rakyat yang sudah susah malah harus dicekik dengan pajak demi menambal kebocoran anggaran. Inilah bukti nyata sistem ini berdiri diatas penderitaan rakyat," ujarnya.
Solusi Islam
Dia menjelaskan, dalam Islam, sumber daya yang menguasai hajat hidup orang banyak seperti tambang, energi, air adalah milik umat, milik rakyat bukan kemudian diserahkan kepada swasta atau asing. Negara wajib mengelolanya dengan profesional hasilnya untuk seluruh rakyat Muslim maupun non Muslim.
"Pejabat dalam sistem Islam, kekayaannya akan dihitung saat awal dia menjabat dan dihitung lagi di akhir jabatannya. Jika ada kelebihan tidak bisa dibuktikan asal usulnya maka disita oleh negara dan pejabatnya akan dihukum bahkan bisa sampai hukuman mati bila terbukti korups. Inilah sistem yang menjaga amanah itu," terangnya.
Dia menjelaskan, Islam mengajarkan sumber utama APBN bukan pajak tetapi pemasukan yang halal dan syar'i pengelolaan sumber daya alam, zakat, kharaj, fa'i, ghanimah, jinziyah, adapun pajak atau dharibah hanya boleh diambil dalam kondisi darurat itu pun hanya dari orang kaya bukan dari rakyat miskin.
"Kalau hukum Allah ditegakkan keberkahan akan turun dari langit dan bumi
وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰٓى اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ وَلٰكِنْ كَذَّبُوْا فَاَخَذْنٰهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ
Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan. (Qs. Al A'raf 96)," tegasnya.
"Maka waktunya hentikan sistem yang rusak demokrasi kapitalisme saatnya kita perjuangkan sistem Islam dengan penuh keimanan, dengan dakwah tanpa kekerasan, mari sama-sama suarakan perubahan sejati mulai dari kesadaran umat terus bergerak terus berjuang Allahu Akbar!" Pungkasnya. [] Alfia Purwanti