Menanggapi pernyataan Israel yang mengakui adanya
serangan ke Qatar, Muslim Intelektual Inggris Taji Mustafa menyatakan bahwa Israel
tidak akan pernah bisa bertindak di Doha, Qatar, tanpa lampu hijau dari
Amerika.
“Ini bukan petualangan yang gegabah. Israel tidak akan
pernah bisa bertindak di Doha tanpa lampu hijau dari Washington. Koordinasi AS
dengan Israel sudah terlalu dalam. Ingat, Trump telah mengancam para pemimpin
Hamas secara terbuka,” tulisnya dalam akun X pribadinya @tajimustafa,
Rabu (10/09/2025).
Lanjut, ia menyatakan, media Zionis sendiri mengakui
upaya pembunuhan terhadap pemimpin Hamas di Doha, tepat di tengah-tengah
pembicaraan mengenai proposal Amerika.
Taji mengungkapkan kebenaran posisi Qatar sebagai tuan
rumah Pangkalan Al-Udeid milik Amerika, yang landasan peluncuran serangannya
tidak terhitung jumlahnya, telah menewaskan banyak warga sipil di seluruh
wilayah.
“Qatar memiliki pangkalan udara AS terbesar di luar
Amerika Serikat dan akan menghabiskan miliaran dolar untuk peningkatan di
tahun-tahun mendatang. Pangkalan udara ini telah digunakan untuk melancarkan
agresi Barat terhadap Umat Islam,” ungkap Taji.
Penyerangan ke Doha kata Taji sudah mengirimkan pesan
yang jelas bahwa Israel tidak menghormati mediasi apa pun. Serta tida
memberikan kesempatan kepada penguasa Arab atau Muslim yang berperan sebagai
mediator untuk persoalan Gaza.
“Bagi Israel, negosiasi dan pembunuhan berjalan
beriringan,” tegasnya lanjut.
Gaza, Tepi Barat, Lebanon, Suriah, Iran, Yaman adalah
agresi entitas Zionis penjajah yang tidak mengenal batas, serta mendapat
dukungan penuh dari Amerika.
“Israel terus melanjutkan arogansi dan pertumpahan
darah. Waktunya telah tiba untuk menghadapi kenyataan, bahwa konflik ini hanya
dapat diakhiri dengan resolusi yang tegas, resolusi yang mengalahkan entitas
Zionis dan menghentikan amukannya untuk selamanya,” pungkasnya.[] M. Siregar