Lebih lanjut ia mengatakan, Pemuda (sahabat Rosulullah) ini mereka rela kalau bahasa anak muda menjadi tumbal sejarah gitu, bahwa mereka tidak dikenal oleh dunia oleh sejarah itu enggak apa-apa. "Kita melihat realitas atau sifat dasar dari pemuda ini sebenarnya memang kritis terhadap perubahan, kritis terhadap kerusakan dan menuntut perubahan agar itu terlaksana begitu. Bahkan orang-orang yang pertama kali membaiat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pada baiat Aqabah pertama itu juga mayoritas anak-anak muda. Enam orang dari Suku Aus dan Khazraj yang didakwahi ketika musim haji," bebernya.
Ia memaparkan, anak muda yang menerima Rasulullah dan berharap Rasulullah itu menjadi pemecah kebuntuan atas masyarakat Madinah yang telah terjebak perang saudara selama ratusan tahun. Kemudian Rasulullah saw mendakwahkan Islam kepada mereka dan akhirnya orang-orang Madinah menerima Islam, mereka dalam sejarah, bahkan menjadi para sahabat dari Ansor yang namanya tidak begitu masyhur gitu.
"Berbeda dengan nama-nama besar seperti Saad bin Mu'adz ra, Saad bin Ubadah ra, orang-orang yang pertama tidak lebih banyak daripada sahabat-sahabat Ansor lain. Ali bin Abi Thalib ra masuk Islam di usia delapan tahun. Kalau kita perhatikan periode dakwah selama di Makkah 13 tahun, maka kita mendapati rata-rata pengikut Rasulullah Muhammad Saw yang pertama kali mengindra tentang kerusakan masyarakat, mengindra tentang buruknya manajemen masyarakat dari pemerintahan kabilah-kabilah itu ternyata merata atau bahkan mayoritas adalah anak muda," jelasnya.
Ia menegaskan, pelopor pemuda yang menerima Islam adalah Ali bin Abi Thalib ra dan anak-anak muda yang lainnya. Dalam sirah Nabawiyah orang assabiqunal awwalun 10 orang yang pertama masuk Islam itu adalah anak-anak remaja atau pemuda, kalau pakai kategori umur sekarang Gen Z, kalau milenial bahkan sedikit sekali. Yang masuk Islam itu Gen Z di umur 15 tahun, 17 tahun, 20 tahun, 26 tahun, rata-rata usia SMA atau kuliah, lanjutnya.
"Sudah balig tapi belum menanggung beban yang banyak. Masih mungkin anaknya masih sedikit atau belum menikah sama sekali, dan mereka dengan itu bisa mengindra, bisa melihat kekuasaan Quraisy, kondisi masyarakat jazirah Arab secara umum itu sangat buruk. Ketika muncul sosok Muhammad bin Abdullah yang menumpas segala kemungkaran ada di masyarakat itu maka mereka tertarik dengan sosok yang bisa menjadi pemukul gong, pemecah kebuntuan, dan pemecah kebisingan yang ada di Arab saat itu," pungkasnya. [] Munamah