TintaSiyasi.id -- Pendahuluan
Sejarah peradaban manusia telah membuktikan bahwa hanya risalah Ilahi yang mampu mengangkat martabat manusia dari kegelapan menuju cahaya. Islam hadir bukan sekadar ajaran spiritual yang memelihara hubungan hamba dengan Tuhan, tetapi juga sebagai sistem kehidupan yang menuntun umat menuju keadilan, kesejahteraan, dan kebahagiaan sejati. Di dalam Islam, kita menemukan satu risalah, satu umat, dan satu tujuan — yakni melanjutkan kehidupan Islam di bumi ini agar menjadi rahmat bagi semesta alam.
Satu Risalah: Cahaya yang Menyatukan
Risalah Islam adalah warisan terakhir dari langit untuk bumi, diturunkan kepada Rasulullah Muhammad ﷺ sebagai penutup para nabi. Risalah ini bukan hanya mengajarkan ibadah ritual, tetapi juga membimbing manusia dalam seluruh aspek kehidupan.
Al-Qur’an menegaskan:
"Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridai Islam itu menjadi agamamu." (QS. Al-Maidah: 3)
Ayat ini meneguhkan bahwa Islam adalah risalah yang sempurna dan paripurna. Tidak ada kebutuhan manusia, baik rohani maupun jasmani, dunia maupun akhirat, kecuali telah dijelaskan oleh Islam.
Risalah ini adalah amanah besar. Ia bukan hanya untuk segelintir kelompok atau bangsa, melainkan untuk seluruh umat manusia tanpa batas ruang dan waktu. Di sinilah letak keagungan Islam: ia hadir sebagai pedoman universal, menyatukan manusia dengan satu panduan yang sama — wahyu Ilahi.
Satu Umat: Persaudaraan yang Melampaui Batas
Salah satu anugerah terbesar Islam adalah ikatan ukhuwah yang tidak ditentukan oleh warna kulit, bahasa, atau bangsa. Allah berfirman:
“Sesungguhnya umatmu ini adalah umat yang satu, dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku.” (QS. Al-Anbiya: 92)
Umat Islam laksana satu tubuh. Bila satu bagian terluka, seluruh tubuh ikut merasakan sakit. Maka, penderitaan saudara kita di Palestina, Suriah, Rohingya, Uighur, dan berbagai belahan dunia bukanlah masalah mereka semata, melainkan luka bagi seluruh umat.
Namun, kenyataan hari ini menunjukkan bahwa umat Islam terpecah belah. Sekat-sekat nasionalisme, fanatisme kelompok, bahkan perbedaan mazhab seringkali dijadikan alasan untuk saling menjauh. Padahal, kekuatan sejati umat ini justru ada pada kesatuan akidah dan kesatuan tujuan.
Menghidupkan kembali ukhuwah Islamiyah berarti menyadarkan umat bahwa kita semua adalah keluarga besar. Bahwa darah seorang muslim lebih berharga daripada dunia dan seisinya. Bahwa setiap kita punya tanggung jawab untuk menjaga persaudaraan ini dari segala perpecahan.
Satu Tujuan: Melanjutkan Kehidupan Islam
Tujuan besar umat Islam tidak berhenti pada mengucapkan syahadat atau menjalankan ibadah ritual. Tujuan kita adalah melanjutkan kehidupan Islam — menjadikan Islam sebagai pedoman hidup dalam seluruh aspek, baik individu, keluarga, masyarakat, hingga negara.
Melanjutkan kehidupan Islam berarti:
1. Menghidupkan Syariat dalam ibadah, muamalah, akhlak, pendidikan, ekonomi, hingga politik.
2. Menjadi Rahmat bagi seluruh alam dengan menunjukkan wajah Islam yang adil, penuh kasih, dan menebarkan manfaat.
3. Menghidupkan Peradaban yang berlandaskan ilmu pengetahuan, spiritualitas, dan keadilan sosial.
Inilah cita-cita besar yang pernah diwujudkan generasi awal Islam, yaitu Rasulullah ﷺ bersama para sahabat yang mendirikan masyarakat Islam di Madinah. Dari sanalah lahir sebuah peradaban gemilang yang menyinari dunia selama berabad-abad.
Tantangan dan Harapan
Hari ini, tantangan terbesar umat Islam bukanlah pada jumlah, melainkan pada kesadaran. Jumlah kita besar — lebih dari 1,8 miliar di seluruh dunia — tetapi seringkali tercerai-berai dalam tujuan. Umat Islam membutuhkan visi bersama yang berlandaskan risalah, ukhuwah, dan tujuan yang mulia.
Harapan itu tetap terbuka. Gelombang kebangkitan Islam terus terasa di berbagai penjuru dunia. Semakin banyak generasi muda yang mencari jati diri melalui agama, semakin banyak ilmuwan muslim yang berusaha mengintegrasikan iman dengan ilmu, dan semakin banyak umat yang merindukan kehidupan Islam yang kaffah.
Penutup: Seruan untuk Bangkit Bersama
“Satu Risalah, Satu Umat, dan Satu Tujuan” bukan sekadar slogan. Ia adalah seruan peradaban, panggilan jiwa, dan amanah sejarah. Umat Islam harus kembali menyadari:
Risalah ini adalah cahaya yang sempurna, jangan biarkan ia padam.
Umat ini adalah satu tubuh, jangan biarkan ia terpecah.
Tujuan ini adalah melanjutkan kehidupan Islam, jangan biarkan ia terhenti.
Dengan iman yang kokoh, ukhuwah yang erat, dan tekad yang bulat, umat Islam akan kembali bangkit, bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk membawa rahmat bagi seluruh alam.
Doa Penutup:
“Ya Allah, satukan hati-hati kami dalam kebenaran-Mu, bimbing langkah kami dengan cahaya-Mu, dan jadikan kami bagian dari umat yang Engkau muliakan dengan kebangkitan Islam yang kaffah. Amin.”
Oleh. Dr. Nasrul Syarif, M.Si. (Penulis, Dosen, Sekjen Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa)