TintaSiyasi.id -- Media RayahTV mengatakan, perubahan rezim bukanlah solusi, sebagaimana dalam sejarah Indonesia pasca reformasi sistem demokrasi sekuler tetap dipertahankan yang hasilnya korupsi makin parah.
"Perubahan rezim sesungguhnya bukanlah solusi, sejarah Indonesia pasca reformasi menjadi contoh, Soeharto jatuh tetapi sistem demokrasi sekuler tetap dipertahankan hasilnya korupsi makin parah, oligarki makin kuat, utang makin menumpuk, rakyat tetap miskin," ungkapnya di akun Instagram RayahTV, Jumat (12/9/2025).
Ia menjelaskan mengapa perubahan rezim bukan solusi, karena akar masalahnya yaitu sistem sekuler yang menjauhkan agama dari aturan hidup tidak diganti.
Jika masyarakat mengharapkan perubahan yang sistemis, Islam menawarkan metode perubahan yang jelas Rasulullah Saw menempuh jalan dakwah. Kelahiran Rasulullah Saw adalah awal dari perubahan besar dalam sejarah manusia dari kegelapan jahiliah menuju cahaya Islam.
"Isyarat itu sudah tampak sejak beliau lahir, api sembahan Persia padam Istana Kisra retak dan cahaya menerangi Negeri Syam itu pertanda kelahiran Nabi Muhammad adalah ancaman bagi imperium besar dunia," ungkapnya.
Ia menjelaskan, Beliau datang membawa misi perubahan bukan hanya spiritual tetapi juga politik. "Namun pertanyaannya apakah kita sudah meneladani metode beliau dalam melakukan perubahan ataukah kita masih percaya pada sistem demokrasi sekuler yang siklusnya hanya memberi janji tanpa bukti atau pada people power yang faktanya hanya mengganti rezim bukan sistem," ungkapnya.
Ia menjelaskan metode RasulullahSaw. melakukan perubahan. Pertama, membina para sahabat dengan fikrah Islam. Kedua, berinteraksi dengan masyarakat membongkar kebusukan sistem kufur. Ketiga, menggalang dukungan ahlul kuah untuk menegakkan pemerintahan Islam
"Dengan metode ini pada akhirnya bukan sekedar penguasa yang jatuh seluruh sistem jahiliah diganti dengan sistem Islam hasilnya lahirlah peradaban mulia yang bertahan berabad-abad," tambahnya.
Hari ini, ia menekankan, jika umat sungguh-sungguh ingin lepas dari tirani dan ketidakadilan jawabannya bukan demokrasi bukan pula people power. Jawabannya adalah meneladani metode Rasulullah Saw menegakkan Islam secara kaffah membangun kembali khilafah.
"Inilah makna sejati peringatan maulid Nabi Muhammad Saw bukan hanya mengenang kelahiran beliau tetapi juga melanjutkan perjuangan beliau dalam menata kehidupan dengan Islam," pungkasnya.[] Alfia Purwanti