Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Pentingnya Umat Memiliki Visi Besar

Senin, 15 September 2025 | 09:59 WIB Last Updated 2025-09-15T02:59:43Z

TintaSiyasi.id -- Cendekiawan Muslim Ustaz Ismail Yusanto menegaskan pentingnya umat Islam memiliki visi besar sebagai arah perjuangan dan penggerak utama.

“Apa pentingnya visi besar itu? Dia akan menggerakkan arah perjuangan, dia akan memberikan dan menjadi apa yang disebut dengan prime mover, penggerak utama, gitu,” ujarnya dalam kajian bertajuk Maulid Nabi, Lahirnya Peradaban Agung di kanal YouTube UIY Official, Sabtu (13/9/2025).

UIY, sapaan akrabnya, menilai persoalan yang sedang dihadapi umat saat ini adalah kondisi umat yang besar, namun visinya kecil. Padahal, lanjutnya, pada masa Rasulullah Saw., umat masih sangat kecil tetapi memiliki visi besar.

Ia mencontohkan peristiwa menjelang Perang Khandak, ketika Nabi Muhammad Saw. bersabda bahwa Konstantinopel pasti akan ditaklukkan. Konstantinopel yang merupakan ibu kota Romawi Timur terbukti mampu bertahan lebih dari 1.100 tahun dari serangan mana pun.

“Artinya ini bukan satu kota yang kalau bahasa anak muda sekarang itu kaleng-kaleng atau ecek-ecek gitu, tetapi Nabi mengatakan pasti. Itu kan ada lam nun tauhid, pasti akan ditaklukan, dan itu diucapkan pada saat umat itu justru dalam keadaan yang sebenarnya relatif lemah,” jelasnya.

Menurutnya, perang Khandak adalah perang ketika musuh-musuh kaum Muslimin bersekutu karena merasa tidak mungkin bisa menang jika melawan umat Islam yang baru tumbuh. Kondisi umat saat itu tertekan secara militer, politik, maupun psikologis. Namun, nabi tetap meletakkan visi besar.

“Ibarat kata, ini hari kita itu mengatakan pasti akan ditaklukkan New York atau Washington, pasti akan ditaklukan London. Saya sering memberikan social experiment katakanlah begitu. Berani nggak kita ini sekarang ngomong begitu? Terbukti kita bahkan mengatakan punya pikiran kayak gitu aja enggak berani. Ini menunjukkan bagaimana nabi itu meletakkan visi yang luar biasa,” paparnya.

UIY menekankan, sahabat nabi tidak pernah meremehkan visi besar tersebut. Sebaliknya, mereka memiliki tauhid yang kokoh. Ia menilai justru saat ini umat mengalami masalah pada aspek tauhid, sebagaimana perkataan Ali bin Abi Thalib bahwa manusia sering percaya kepada sesuatu yang belum tentu, tetapi justru ragu terhadap pertolongan Allah yang sudah pasti.

"In yansurukumullahu fala ghaliba lakum. Kalau Allah menolong kalian, maka tak akan ada yang bisa mengalahkan. Pertanyaannya yakin atau tidak? Berani atau tidak kita memantaskan diri untuk ditolong Allah?” tegasnya.

UIY juga mengingatkan kembali kondisi berat Perang Khandak, di mana umat harus membangun parit sepanjang sekitar 8 kilometer, lebar 5 meter, dan kedalaman 3 meter di tanah berbatu. Namun, umat tetap memiliki arah perjuangan yang jelas.

“Sama, hari ini kita menghadapi banyak masalah sosial, ekonomi, politik, budaya, dan sebagainya, tetapi mestinya kita juga tidak kehilangan arah. Begitulah pentingnya memiliki visi besar, yaitu agar kita tidak kehilangan arah dan menjadi prime mover penggerak utama,” ucapnya.

Ia mencontohkan pula Muhammad Al-Fatih yang terinspirasi oleh hadis penaklukan Konstantinopel latuftahanna al-Qusṭanṭiniyyah, falani‘ma al-amiru amiruha, walani‘ma al-jayshu dzalika al-jaysh dan dia ingin menjadi sebaik-baiknya panglima. Semangat visi besar tersebutlah yang akhirnya mampu mewujudkan kejayaan dengan penaklukan konstantinopel oleh Muhammad Al-Fatih.

“Kalau nabi itu tidak mengucapkan itu, maka orang tidak akan mengerti bahwa itu memang harus ditaklukan dan bisa ditaklukan. Dan terwujudnya misi besar itu akhirnya mengurai masalah-masalah kecil,” katanya.

UIY mengutip hikmah, 'Kalau Anda tidak berpikir perkara-perkara besar, pasti Anda itu akan terkungkung oleh perkara-perkara kecil.'

"Dan betul, umat ini sekarang kayak begitu keadaannya," pungkasnya.[] Nabila Zidane

Opini

×
Berita Terbaru Update