Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Penjajahan Palestina, Aktivis Dakwah: Solusi Jihad Belum Menjadi Mainstream

Sabtu, 06 September 2025 | 12:35 WIB Last Updated 2025-09-06T05:35:27Z

Tintasiyasi.ID -- Aktivis Dakwah Ustazah Ratu Erma Rachmayanti menyatakan bahwa di tingkat internasional, solusi jihad untuk menghentikan penjajahan Palestina belum menjadi mainstream.

 

“Untuk kita bicara publik internasional, tentu solusi (jihad) itu belum menjadi mainstream,” ujarnya dalam kanal YouTube Muslimah Ulul Albab bertajuk Intelektual Muslimah: Misi Besar Pembebasan Umat, Ahad (31/08/2025).

 

“Semua itu tadi masih menuntut solusi praktis. Kita lihat yang sudah memahami mendukung solusi tadi sesuai syarak itu masih di tataran kelompok dakwah dan akar rumput. Ini realitas, evaluasi bagi kita umat Islam,” imbuhnya.

 

Ia mengungkapkan bagaimana respons dunia terhadap isu Gaza, di mana hampir sebagian besar berpihak pada rakyat Palestina. “Namun gambaran perang yang penuh kebiadaban oleh Israel menyebabkan masyarakat menganggap solusi perang (jihad) bukanlah solusi sebenarnya,” ungkapnya.

 

“Saya ingin menjelaskan psikologi manusia ya. Ketika melihat perang begitu rupa, pasti mereka itukan emosional. Hentikan! Damai! Gencatan senjata! Kasihan, kasihan! Betul,” lugasnya.

 

Kalau kita mau ulas, sebenarnya itu karena ketidakpahaman, karena jihad dalam Islam tidak mungkin membombadir fasilitas umum.

 

“Tidak mungkin orang tua, anak perempuan dibunuh kayak gitu. Adab jihadnya tidak begitu. Tetapi karena sekarang umat manusia tidak melihat gambaran jihad yang sesungguhnya, tidak ada cara lain. Enggak ada. Yang ada paham yang bergerak emosional, gencatan senjata, damai, berhenti. Hanya itu yang bisa mereka lakukan,” katanya.

 

Oleh karena itu, ia menjelaskan bahwa umat Islam memiliki tanggung jawab besar untuk meluruskan pemahaman sehingga solusi pembebasan dari penjajahan ini dapat direalisasikan.

 

Menurutnya, umat Islam perlu memperhatikan bagaimana opini jihad dan khilafah itu disesatkan dan dijauhkan sedemikian rupa dari umat Islam.

 

“Untuk opini jihad dan khilafah, musuh-musuh kita itu luar biasa merancang penyesatan. Kita tidak punya pelindung, 1924 sampai hari ini itu sudah satu abad. Bayangkan 100 tahun generasi kita umat Islam ini tidak mengerti khilafah,” ungkapnya.

 

Tambahnya lagi, Barat menjalankan strategi penyesatan opini melalui media yang mereka kuasai dengan konsep Islam moderat dan bersungguh-sungguh menyerang isu-isu yang dapat memicu kebangkitan hakiki umat Islam.

 

“Islam moderat itu isunya bukan bicara soal haji, umrah, bukan. Islam moderat itu topiknya adalah jihad, khilafah, penguasa kafir, riba, jilbab. Itu topik yang diganggu-gugat oleh Islam moderat. Mau umrah bolak-balik, mau haji bolak-balik, mau sedekah, mau apa enggak pernah  diganggu-gugat hukum-hukum itu. Ini problemnya,” jelasnya.

 

Menurutnya lagi, yang menjalankan agenda penyesatan opini dari Barat itu adalah penguasa Muslim yang menjadi antek mereka hingga umat Islam menghadapi tekanan.

 

“Nah, kemudian karena penguasa Muslim adalah antek mereka, mereka juga penguasa ini menjalankan agenda itu. Maaf, akhirnya umat Islam di bawah tekanan rezim. Intelektual sangat merasakanlah di kampus,” paparnya.

 

“Saya ceritakan ini agar bisa mengurai apa yang terjadi. Kita ditakut-takuti. PNS awas afiliasi dengan ini. Awas begini, awas begitu. Jangan ikut ini, jangan ikut itu. Narasi ini bagian dari narasi agar kita semua jangan mengerti solusi persoalan kita sendiri,” jelasnya.

 

Ia menyimpulkan bahwa umat Islam harus memahami realitas masalah dan kemudian mencari solusinya sebagai bekal untuk mencerahkan pemikiran umat. “Telah jelas tuntunan syariat terhadap persoalan Palestina yaitu jihad dan khilafah,” tandasnya.

 

“Apa yang bisa kita lakukan? Syariat pun telah menuntunkan ‘waltakun minkum ummah yad’u na ilal khair, ya’muruna bil ma’ruf, wa yanhauna ‘anil munkar’. Umat itu ada kelompok, jangan sendiri-sendiri kerjanya,” ulasnya.

 

“Lalu, tugas kelompok itu apa? Ya, mengkaji semuanya. Jadi dipahami semuanya itu cara hidup, cara kita menjalani hubungan dengan negara lain dan itu dipelajari dalam kelompok dakwah dan bagaimana hukum-hukumnya.

 

Lanjut dikatakan, juga terlibat aktif dalam mengarahkan umat untuk pencerdasan di setiap peluang yang Allah berikan. “Makanya topik Gaza Palestina ini tidak akan pernah kita tinggalkan karena prioritas per problem umat hari ini yang paling tricky adalah masalah Palestina,” ucapnya.

 

“Tapi tentu saja tidak membuat kita melupakan masalah dalam negeri. Tidak! Problem dalam negeri itu sama, akibat dari hukum-hukum Allah itu tidak diterapkan,” pungkasnya.[] Rahmah

Opini

×
Berita Terbaru Update