TintaSiyasi.id -- Menanggapi kasus korupsi yang menjerat mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi Nadiem Makarim dalam pengadaan laptop berbasis Chromebook yang diduga merugikan negara hampir 2 triliun rupiah, Pengamat Politik Dr. Riyan mengatakan Indonesia benar-benar darurat korupsi yang luar biasa.
"Kondisi Indonesia benar-benar darurat korupsi yang luar biasa. Kagak ada kapoknya, belum selesai kasus OTT korupsi Wamenaker Noel dengan juga kasus korupsi kuota haji yang menyeret mantan Menteri Agama Yaqut, kita dihadapkan pada kondisi yang begitu luar biasa," paparnya di akun TikTok Doktor.Riyan, Jumat (5/9/2025).
Berbagai korupsi ini membuka mata bahwa korupsi bukanlah persoalan keserakahan person, pelaku, tetapi karena sistem yang korup, membuka celah untuk terjadinya perilaku korupsi, ada niat, ada juga kesempatan, ada orang serakah, ada juga sistem yang begitu rapuh.
"Korupsi makin menjadi-jadi di tengah sistem demokrasi sekuler yang transaksional, demokrasi yang mengklaim dari rakyat untuk rakyat dan oleh rakyat fakta sesungguhnya praktek demokrasi hanya dikuasai oleh segelintir politikus busuk dan kapitalis yang serakah, mereka inilah yang membuat biaya politik menjadi mahal dan hanya mereka yang punya cuan, duit yang bisa sampai di kekuasaan celakanya ketika berkuasa mereka alih-alih melayani masyarakat tetapi memanfaatkannya untuk kemudian menutup biaya politik mereka," cecarnya.
Berbeda dengan sistem Islam. "Islam membangun sistem anti korupsi dengan menempatkan pemimpin dan pejabat yang amanah dan bertakwa, diberikan fasilitas yang memadai, diawasi masyarakat dengan semangat amar makruf nahi mungkar dan diterapkan aturan Islam secara totalitas dengan sanksi yang tegas tetapi adil untuk semuanya dan berdampak dunia akhirat," pungkasnya. [] Alfia Purwanti