Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Maulid Nabi 1447 H: Refleksi Lintas Generasi, Seruan Ittibak dan Persatuan Umat

Minggu, 28 September 2025 | 22:27 WIB Last Updated 2025-09-29T00:20:13Z

TintaSiyasi.id -- Muslimah Media Hub (MMH) memaparkan bahwa Maulid Nabi 1447 H yang digelar secara online pada Sabtu (27/9/2025). adalah reflexi lintas generasi, seruan ittibak dan persatuan umat.

"Dalam rangka memperingati kelahiran Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, masyarakat lintas generasi berkumpul dalam acara bertema Satu Risalah, Satu Umat, Satu Tujuan. Kegiatan ini tidak hanya sarat nuansa religius, tetapi juga menghadirkan refleksi mendalam tentang kondisi umat Islam hari ini," ujarnya di YouTube Muslimah Media Hub: Maulid Nabi 2025: Ulama Ingatkan Cinta Rasul Bukan Hanya Shalat dan Zikir, Ahad (28/9/2025) 

MMH memaparkan, acara diawali dengan penayangan video sejarah perkembangan kekuasaan Islam dan performa puisi Palestina. Selanjutnya, dialog interaktif lintas generasi dikemas dalam bentuk talk show menghadirkan tiga narasumber, yaitu Kiai Haji Hafiz Abdurrahman (ulama), Ustaz Ismail Yusanto (cendekiawan Muslim), dan Bung Nicko Pandawa (sejarawan muda).

Di awal diskusi, lanjutnya, Kiai Haji Hafiz Abdurrahman menyoroti kondisi umat Islam yang semakin jauh dari ittiba atau meneladani Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. 

"Umat kini cenderung membatasi Islam hanya pada aspek ibadah ritual, seperti salat dan zikir. Padahal, Islam yang dibawa Rasulullah adalah akidah siyasiyyah yang mengatur seluruh aspek kehidupan. Ia mengingatkan firman Allah dalam Al-Qur'an surah Ali Imran ayat 31, 'Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu'," terangnya.

Kiai Hafiz menegaskan, termasuk hak Rasulullah adalah mencintai umat beliau, yang artinya memikirkan urusan kaum Muslimin.

MMH melanjutkan, sejarawan muda Nicko Pandawa mengajak peserta meneladani peran generasi muda di masa awal dakwah Islam. Bung Nicko menyebut Ali bin Abi Thalib dan para pemuda lainnya sebagai inspirasi perubahan.

"Selama 13 tahun dakwah di Mekah, mayoritas pengikut Nabi adalah anak muda. Bahkan, mayoritas orang Madinah yang pertama kali membaiat Rasulullah dalam Baiat Aqabah juga dari kalangan muda," jelasnya. 

Menurut MMH, Bung Nicko menekankan pentingnya menyadarkan potensi generasi muda hari ini pada perjuangan sahabat Nabi.

Sementara itu, terangnya, Ustaz Ismail Yusanto menyoroti persoalan kesenjangan ekonomi di Indonesia. Menurutnya, Indonesia termasuk negara dengan ketimpangan tertinggi di dunia, menempati peringkat ke-4. 

"Pendapatan orang paling kaya 19 kali lipat lebih besar dibandingkan yang miskin. Kapitalisme membuat yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin," paparnya. 

MMH menjabarkan bahwa Bung Nicko menilai negara menjadi aktor utama dalam distribusi kekayaan yang timpang. Karena itu, pembahasan ittiba kepada Nabi juga mencakup persoalan ekonomi. Menurutnya, Islam memiliki solusi komprehensif untuk mengatasi ketimpangan tersebut.

Kiai Hafiz kembali menegaskan, terang MMH bahwa Rasulullah bukan hanya teladan dalam ibadah, melainkan juga dalam kepemimpinan. Dalam 10 tahun kepemimpinannya, seluruh Jazirah Arab meliputi Arab Saudi, Kuwait, Qatar, Oman, Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Yaman semua tunduk di bawah kepemimpinan beliau. Keberhasilan Rasulullah menunjukkan bahwa sistem kepemimpinan beliau bisa dicontoh manusia biasa. Rasulullah menegakkan hukum dengan adil, membangun ekonomi, militer, dan pendidikan berlandaskan Islam serta mewariskan Daulah Islam yang kemudian dilanjutkan dengan khilafah. 

Setelah khilafah runtuh, kisahnya, umat Islam kehilangan izzah. Genosida Zionis terhadap umat Islam Palestina disebut sebagai bukti nyata hilangnya kemuliaan umat.

Menurut MMH, Kiai Hafiz juga menyayangkan penguasa negeri-negeri Muslim yang terpecah menjadi negara bangsa. Mereka dinilai hanya sibuk berpidato di forum internasional tanpa aksi nyata. Padahal, jika umat bersatu di bawah satu komando, mereka akan memiliki kekuatan besar.

Acara ditutup dengan pidato politik Ustaz Rohmat S. Labib yang mengingatkan kembali misi utama Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam. Menurutnya, Allah mengutus Rasul dengan membawa dua hal, yaitu bil huda (petunjuk) dan dinil haqq (agama yang benar). 

"Siang malam beliau tak pernah berhenti menyampaikan Islam. Sebagian besar hidup Rasulullah bukan hanya sebagai Nabi dan Rasul, tetapi juga sebagai kepala negara," ucapnya. 

Ustaz Rohmat menambahkan, imbuh MMH bahwa 13 abad umat Islam hidup sebagai umat wahidah di bawah satu negara Islam. Ia menegaskan, tugas menyampaikan al huda wa dinil haqq melahirkan umat Islam sebagai ummah mutamayyizah (umat yang berbeda) karena akidah dan syariatnya yang tak tertandingi.

"Acara Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 H ini menjadi momentum refleksi, bahwa mencintai Nabi bukan hanya melalui ibadah ritual, tetapi dengan meneladani beliau secara menyeluruh, termasuk dalam kepemimpinan dan perjuangan menegakkan Islam secara kaffah," pungkasnya.[] Nabila Zidane

Opini

×
Berita Terbaru Update