TintaSiyasi.id -- Menanggapi pernyataan Presiden Prabowo bahwa Indonesia bakal jadi pelopor energi bersih dunia di tahun 2035, Analis Senior Pusat Kajian dan Analisa Data Fajar Kurniawan, mengatakan janji 100 persen energi bersih di tahun 2035 cuma bualan semata.
"Jadi janji 100 persen energi bersih di 2035 itu bisa jadi cuma bualan semata kalau pemerintah masih lebih peduli sama bahan bakar fosil daripada masa depan kita," ungkapnya di akun TikTok fajar.pkad, Jumat (29/8/2025).
Fakta pertama bahwa itu hanya janji tinggal janj, karena bukan pertama kalinya Indonesia mempunyai target energi bersih. Ada sejarah panjang soal target yang muluk tetapi tidak pernah kesampaian. Dalam tabel data target bauran energi dalam Ruen tahun 2025 target awal bauran energi 23 persen tetapi baru-baru direvisi jadi 20 persen saja, dan per Juni 2025 baru diangka 14,5 persen.
"Ini kayak kamu janji ke orang tuamu dapat rangking 1 tetapi pas terima rapot cuma dapat rangking 10," ujarnya.
Fakta kedua, anggaran yang tidak sinkron. Pemerintah menyiapkan anggaran 402,4 triliun rupiah buat ketahanan energi di RAPBN 2026 kedengarannya. Ini analoginya anggaran 402,4 triliun seperti 1 loyang pizza yang jumbo tetapi ternyata 210,1 triliun rupiah habis buat subsidi bahan bakar fosil yaitu BBM atau LPG sisanya yang buat pengembangan energi bersih cuma 37,5 triliun rupiah.
"Fakta ketiga, mau jadi pelopor namun pemerintah malah impor. Ini yang paling bikin bingung, disatu sisi kita mau menjadi pelopor energi bersih dunia tetapi di sisi lain Indonesia malah berencana impor besar-besaran bahan bakar fosil dari Amerika Serikat. Jadi kita mau ninggalin BBM tetapi malah nambah impornya ini namanya double standar," cecarnya.
Kesimpulannya, ia menjelaskan, target ambisius itu bagus tetapi kalau enggak didukung sama komitmen yang kuat itu nanti cuma jadi gimmick politik. "Transisi energi itu butuh duit butuh infrastruktur butuh regulasi yang jelas, para ahli malah bilang untuk transisi ini butuh investasi puluhan kali lipat dari anggaran yang disiapkan pemerintah sekarang," ungkapnya.
"Mari kita terus kawal dan awasi karena bumi ini tanggung jawab kita semua jangan sampai janji-janji manis jadi bencana dimasa depan," pungkasnya. [] Alfia Purwanti