Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Gaza Menjerit, Saatnya Kita Bangkit

Sabtu, 06 September 2025 | 06:53 WIB Last Updated 2025-09-05T23:53:51Z

TintaSiyasi.id -- Kebiadaban rezim Zionis terhadap masyarakat Palestina, terutama di Gaza, makin menjadi-jadi. Mereka tak segan menyerang jurnalis dan tenaga medis yang sedang menjalankan tugas kemanusiaan. Serangan drone bahkan terjadi saat siaran langsung berlangsung, menunjukkan betapa kejam dan tak berperikemanusiaan mereka. 


Fakta Keji yang Menyayat Hati

Serangan terhadap jurnalis dan tenaga medis bukan hal baru, tapi kini makin brutal. Rumah sakit yang seharusnya jadi tempat aman malah diserang dengan kejam. Di insiden terbaru, sekitar 20 orang tewas dalam serangan ganda di Rumah Sakit Nasser, Gaza. Korban termasuk lima jurnalis dari Al Jazeera, Reuters, AP, dan media internasional lain yang sedang meliput (BBC, 2025). Sejak perang pecah Oktober 2023, sudah sekitar 240 jurnalis tewas akibat serangan Israel, menjadikan konflik ini paling mematikan bagi jurnalis dalam sejarah (Tempo, 2025; Antara, 2025). 


Mengapa Dunia Diam?

Dunia tahu apa yang terjadi tetapi banyak yang memilih mendukung kekuatan besar seperti Amerika Serikat, pendukung utama Zionis. Dua miliar umat Muslim di seluruh dunia belum bersatu. Perbedaan dan keraguan malah melemahkan solidaritas dan aksi nyata untuk membantu saudara di Gaza. Pemimpin umat pun jarang berani mengambil langkah nyata, seperti mengirim bantuan militer atau langkah konkrit lain yang jelas dan efektif.

Lebih menyedihkan, solusi hakiki yaitu jihad untuk pembebasan Palestina masih asing dan belum menjadi kesadaran mayoritas umat Muslim. Padahal jihad bukan perkara baru atau ekstrim, melainkan kewajiban yang tegas disyariatkan dalam Al-Qur’an dan Hadis. Allah SWT berfirman, “Diwajibkan atas kamu berperang...” (QS Al-Baqarah: 216). 

Selain itu, pemimpin Muslim memiliki peran sangat vital dalam melindungi umat. Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya al-imam (pemimpin) itu junnah (perisai) yang orang-orang akan berperang mendukungnya dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)-nya.” (HR Muttafaqun ’Alayh). Artinya, pemimpin adalah pelindung umat yang menjadi tameng untuk menahan serangan musuh.

Sayangnya hari ini kaum Muslim di seluruh dunia belum memiliki satu kepemimpinan yang mampu berperan menjadi junnah (perisai), padahal dengan kepemimpinan yang kuat dan adil, umat terlindungi dan mampu bersatu menghadapi musuh. Jika pemimpin lemah, umat akan tercerai berai dan rentan dizalimi, seperti saat ini. Oleh karena itu, keberadaan kepemimpinan yang kuat dan konsisten menjalankan amanat syariat sangat penting agar jihad pembebasan Palestina bisa diwujudkan bersama.


Saatnya Kita Bangkit

Tanah Palestina milik umat Islam yang dicuri paksa Zionis Yahudi. Pembebasan tanah suci ini tak bisa hanya mengandalkan diplomasi lemah atau protes tanpa kekuatan nyata. Solusi hakiki adalah jihad fi sabilillah, kewajiban yang Allah perintahkan dan sudah jadi perjuangan umat Islam sejak zaman Nabi dan para sahabat.

Saatnya umat Islam bangkit dengan niat dan kesadaran penuh. Edukasi besar-besaran tentang kewajiban membela Palestina dengan jihad syar’i harus terus disebarkan ke seluruh dunia Islam. Membela tanah suci bukan hanya pilihan tapi kewajiban mulia.

Selain itu, umat harus menuntut para pemimpin dan penguasa Muslim bertindak nyata untuk bebaskan Palestina. Persatuan umat adalah kunci agar Zionis dan pendukungnya merasa takut dan tak bebas lagi berbuat zalim. Jangan sampai sejarah mencatat kita hanya jadi saksi diam penderitaan saudara kita. Padahal telah disabdakan oleh Rasulullah SAW, "Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi di antara mereka adalah ibarat satu tubuh. Apabila salah satu anggota tubuh sakit, maka seluruh tubuh akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (merasakan sakitnya)." (HR Muslim).

Selain itu, Allah SWT berfirman, "Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah." (QS Ali Imran: 110). Kita tidak boleh hanya jadi penonton penderitaan yang berulang. Suara umat yang bersatu dalam jihad fi sabilillah adalah kekuatan besar yang harus terus disuarakan dan digelorakan. Wallahu a’lam. []


Oleh: Azhar Nasywa
(Aktivis Mahasiswa)

Daftar Pustaka

Antara News. (2025). Jurnalis yang gugur di Gaza jadi 240, lampaui angka perang dunia. Diakses dari https://www.antaranews.com/berita/5060145/jurnalis-yang-gugur-di-gaza-jadi-240-lampaui-angka-perang-dunia

BBC Indonesia. (2025). Lima jurnalis tewas dalam serangan ganda Israel di rumah sakit. Diakses dari https://www.bbc.com/indonesia/articles/cn43nxdj4vvo

Tempo.co. (2025). Jurnalis Tewas di Gaza Jadi 240 Orang, Catat Rekor Perang Dunia. Diakses dari https://www.tempo.co/internasional/jurnalis-tewas-di-gaza-jadi-240-orang-catat-rekor-perang-dunia-2062462

Muslimahnews.id. (2023). Hanya dengan Khilafah dan Jihad, Palestina Dapat Dibebaskan. Diakses dari https://muslimahnews.id/2023/10/21/24174/

Opini

×
Berita Terbaru Update