Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Dakwah Syariat Dianggap Membahayakan, Bagi Siapa?

Jumat, 26 September 2025 | 06:33 WIB Last Updated 2025-09-25T23:33:50Z
TintaSiyasi.id -- Dakwah syariat Islam kerap dituding membahayakan. Stigma “Berbahaya” itu tidak pernah sepi dari bibir para penguasa sekuler maupun media arus utama. Namun, mari kita bertanya dengan jernih, membahayakan bagi siapa sebenarnya?

Bagi rakyat yang mendambakan keadilan? Tentu tidak. Justru syariat datang untuk menolong, melindungi kaum lemah, menjaga harta rakyat dari kerakusan, dan menata hidup sesuai fitrah manusia. Dakwah syariat hanya berbahaya bagi pihak-pihak yang diuntungkan dari sistem curang, seperti para penguasa zalim, koruptor, oligarki rakus, serta penjajah Asing yang selama ini bebas mengeruk sumber daya alam negeri-negeri Muslim.

Bahaya Nyata Bagi Siapa?

Ketika syariat ditegakkan, Asing tak lagi bisa menguasai tambang emas, minyak, gas, nikel, dan batu bara. Perusahaan multinasional akan kehilangan “Surga eksploitasi” yang selama ini mereka nikmati. Kapitalisme global yang hidup dari darah rakyat negeri-negeri Muslim akan kehilangan pundi-pundinya.

Lebih jauh lagi, tegaknya syariat dengan institusi khilafah akan menyatukan umat Islam. Palestina yang selama puluhan tahun dicabik-cabik Zion*s akan terbebaskan. Bukan dengan diplomasi rapuh, bukan pula dengan resolusi PBB yang selalu dimentahkan veto, tetapi dengan kekuatan politik dan militer umat yang bersatu di bawah satu panji tauhid. 

Umat Islam di seluruh dunia pun akan kembali mulia, setelah sekian lama direndahkan, dijajah, dan diposisikan sebagai konsumen abadi peradaban Barat.

Kapitalisme Sumber Bencana

Fakta kerusakan kapitalisme sudah terlalu gamblang untuk disangkal. Sistem ini melahirkan jurang kesenjangan yang menganga lebar. Segelintir orang menguasai kekayaan dunia, sementara miliaran manusia harus bertarung untuk sesuap nasi. 

Will Durant, sejarawan Barat, menulis dalam The Story of Civilization,

Tidak pernah dalam sejarah Islam kekayaan menumpuk di tangan segelintir orang sebagaimana dalam sistem kapitalisme modern.

Inilah kenyataan yang kita saksikan bahwa negeri-negeri Muslim yang kaya sumber daya justru rakyatnya miskin. Indonesia dengan emas Grasberg, minyak dan gas di Natuna, atau tambang nikel di Sulawesi, tak mampu membuat warganya bebas dari utang dan kemiskinan. Semua karena kekayaan itu dirampok oleh Asing, difasilitasi oleh sistem kapitalisme yang dilegalkan undang-undang sekuler.

Kapitalisme tidak hanya merusak ekonomi, tapi juga mematikan akhlak. Para pejabat menjadi budak materi. Jabatan dipandang sebagai jalan pintas menuju kekayaan, bukan sebagai amanah untuk mengurus umat. Maka wajar jika korupsi, kolusi, dan nepotisme tumbuh subur.

Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani menegaskan dalam Kitab Nizham al-Islam (Sistem Islam)
Di bagian pendahuluan beliau menegaskan bahwa problem utama umat Islam adalah meninggalkan Islam sebagai sistem kehidupan, lalu mengambil sistem kufur (sekulerisme, demokrasi, kapitalisme, dan sosialisme)

Beliau menyatakan,

Kehinaan umat Islam hari ini bukan karena mereka lemah, bukan pula karena mereka tidak punya sumber daya. Tetapi karena mereka meninggalkan hukum Allah dan mengambil sistem kufur.”

Beliau menambahkan bahwa hanya dengan menegakkan khilafah yang mengaplikasikan syariat Islam secara kaffah, umat Islam akan kembali berjaya. Negara ini bukan sekadar simbol, melainkan institusi yang mampu mengatur politik, ekonomi, pendidikan, sosial, dan militer dengan landasan iman dan takwa, bukan kepentingan materi.

Sejarah Kesejahteraan Zaman Khilafah

Sejarah telah membuktikan hal ini. Pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz, hampir tidak ditemukan orang miskin yang mau menerima zakat, karena semua kebutuhan hidup telah tercukupi. Bahkan di masa Harun al-Rasyid, baitul mal (perbendaharaan negara) melimpah hingga kesulitan menyalurkan dana zakat karena tidak ada mustahiq yang berhak menerima.

Semua itu bukan dongeng. Kesejahteraan yang tercipta lahir karena negara berlandaskan syariat, mengelola sumber daya dengan sistem ekonomi Islam. Harta milik umum, seperti tambang, minyak, dan gas tidak boleh dikuasai swasta atau Asing. Ia dikelola negara untuk kepentingan umat, sehingga hasilnya kembali ke rakyat dalam bentuk pelayanan publik, seperti pendidikan, kesehatan, keamanan, dan kesejahteraan sosial.

Berbeda dengan kapitalisme yang menjadikan kekayaan sebagai komoditas untuk segelintir orang, Islam menegaskan harta adalah amanah Allah yang wajib dikelola sesuai hukum-Nya.

Penguasa yang Bertakwa, Bukan Rakus Materi

Kunci keberhasilan sistem Islam terletak pada karakter pemimpinnya. Para khalifah terdahulu memahami bahwa kepemimpinan adalah amanah yang kelak akan ditanya di hadapan Allah Swt. Mereka tidak memandang jabatan sebagai kesempatan memperkaya diri, melainkan ladang amal untuk meraih ridha Allah.

Nabi Saw bersabda,
"Imam (khalifah) adalah pengurus dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas rakyat yang ia urus." (HR. Bukhari dan Muslim)

Inilah yang membedakan penguasa Islam dengan pejabat kapitalis. Penguasa Islam berorientasi lillah semata-mata karena Allah, sedangkan pejabat kapitalis berorientasi pada materi, kekuasaan, dan kepentingan pribadi.

Maka jelaslah, dakwah syariat dianggap membahayakan hanya bagi mereka yang takut kehilangan kekuasaan, keuntungan, dan privilese. Ia membahayakan koruptor, oligarki, dan penjajah Asing. Tetapi bagi umat, syariat adalah jalan keselamatan.

Sesungguhnya yang paling berbahaya bukanlah syariat Islam, melainkan hidup tanpa syariat. Di sanalah kerusakan moral, kerampokan SDA, penjajahan, dan kemiskinan struktural berkembang biak.
Allah berfirman,

"Barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya kehidupan yang sempit." (QS. Thaha: 124)

Karena itu, pilihan kita hanya dua, yaitu terus membiarkan umat hidup dalam cengkeraman kapitalisme global yang kejam, atau bangkit menegakkan syariat Islam secara kaffah demi kemuliaan umat, pembebasan Palestina, dan kebangkitan dunia Islam. Lalu, kalian mau pilih yang mana?

Oleh: Nabila Zidane
Jurnalis

Opini

×
Berita Terbaru Update