"Jadi kalau saksikan sekarang
ini bahwa perjuangan mendirikan khilafah akan dihalangi oleh negara besar ya
memang begitu. Itu bukan sesuatau yang aneh dan enggak perlu kita pikirkan. Ya
memang begitulah," ujarnya di kanal YouTube UIY Official; di Bawah
Payung Amerika, Qatar Tetap Dirudal, Ada Apa?, Jumat (19/09/2025).
UIY menjelaskan, dari dulu tidak
pernah ada kekuatan selain Islam yang membiarkan Islam tegak. “Termasuk ketika
Nabi Muhammad saw. menyampaikan risalah Islam, sekelilingnya tidak membiarkan
begitu saja dan berusaha menghalangi,” ulasnya.
"Orang Quraisy menghalangi,
ketika mereka menyerang ada Perang Badar, Perang Uhud. Ketika mereka tidak bisa
menyerang sendiri, mereka berkelompok dalam Perang Ahzab atau Perang Khandaq.
Kemudian berhadapan dengan Romawi dan berhadapan dengan Persia, tidak pernah
sepi," ungkapnya.
Alhasil, UIY menekankan, yang
mestinya umat islam pikirkan yakni terkait kemauan atau usaha untuk mengarah ke
visi mendirikan Khilafah.
"Kalau tidak, kita sudah
meringankan tugas musuh-musuh kita. Kalau gitu jangan salahkan siapa-siapa
kalau kita bersikap seperti itu sampai sekarang," ucapnya.
Meski demikian, pria kelahiran
Yogyakarta itu memandang meski akan ada gangguan dari AS untuk menegakkan khilafah,
tetapi perlu diingat, AS bukanlah negara super power yang tidak bisa
dikalahkan.
"Yang jadi soal itu bukan
Amerikanya, tetapi kita. Kalau kita bisa bersifat kuat seperti ditunjukkan
Vietnam, Irak, dan Afganistan. Memang Amerika besar, besar dari ukuran
materialnya, tetapi apakah mentality cukup kuat?" terangnya.
UIY mengingatkan, dibuktikan dalam
sejarah bahwasanya tidak cukup kuat mental tentara AS. “Kelihatan kekuatan
mentalnya begitu rapuh, sama sebagaimana dengan zionis,” tegasnya.
"Mereka kuat akan bisa
dikalahkan kalau kita juga memiliki kekuatan. Tidak usah lebih, setara aja
cukup. Fokus kita membangun kekuatan. Ini yang akan memengaruhi sikap musuh
kepada kita. Itu harus kita lakukan," tandasnya.[] Taufan