Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tanda-tanda Orang yang Berada di Jalan yang Benar dan Diridhai Allah SWT

Rabu, 13 Agustus 2025 | 15:29 WIB Last Updated 2025-08-13T08:30:06Z

TintaSiyasi.id -- Pendahuluan. Setiap manusia menginginkan hidup yang tenang, hati yang damai, dan akhir yang bahagia. Namun, tidak semua orang mengetahui arah jalan yang benar dan bagaimana menjaga diri agar tetap di dalamnya. Allah Swt. telah membimbing kita melalui wahyu dan teladan para Nabi, menunjukkan bahwa keselamatan dunia dan akhirat hanya akan diraih oleh mereka yang menapaki ash-shirath al-mustaqim — jalan yang lurus.

Allah berfirman:

وَأَنَّ هَٰذَا صِرَٰطِي مُسۡتَقِيمٗا فَٱتَّبِعُوهُۖ وَلَا تَتَّبِعُواْ ٱلسُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمۡ عَن سَبِيلِهِۦۚ ذَٰلِكُمۡ وَصَّىٰكُم بِهِۦ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ 

"Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa. (QS. Al-An'am: 153).

Pertanyaannya: Bagaimana kita tahu bahwa kita berada di jalan itu? Berikut tanda-tanda yang Allah dan Rasul-Nya tunjukkan.

1. Akidah yang Lurus dan Bersih dari Syirik
Tanda pertama dan paling utama adalah kemurnian tauhid, yakni mengesakan Allah dalam ibadah, cinta, harapan, dan rasa takut.
• Tidak menggantungkan hati pada makhluk, jabatan atau kekuatan selain Allah.
• Menjauh dari segala bentuk syirik, baik yang besar (menyembah selain Allah) maupun kecil (riya’, bergantung pada selain Allah dalam hati).

Dalil:
قُلۡ إِنَّمَآ أَنَا۠ بَشَرٞ مِّثۡلُكُمۡ يُوحَىٰٓ إِلَيَّ أَنَّمَآ إِلَٰهُكُمۡ إِلَٰهٞ وَٰحِدٞۖ فَمَن كَانَ يَرۡجُواْ لِقَآءَ رَبِّهِۦ فَلۡيَعۡمَلۡ عَمَلٗا صَٰلِحٗا وَلَا يُشۡرِكۡ بِعِبَادَةِ رَبِّهِۦٓ أَحَدَۢا 

"Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".

"Barangsiapa mengharap pertemuan dengan Tuhannya, hendaklah ia mengerjakan amal saleh dan jangan mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya."
(QS. Al-Kahfi: 110).

2. Konsisten dalam Ibadah Wajib dan Sunnah
Orang yang berada di jalan yang benar menjaga shalat lima waktu tepat waktu, menunaikan zakat, berpuasa Ramadhan, dan berusaha memperbanyak ibadah sunnah. Konsistensi ini adalah tanda kedekatan dengan Allah.
Rasulullah Saw. bersabda dalam hadits Qudsi:
“Hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunnah hingga Aku mencintainya…”
(HR. Bukhari).

3. Akhlak yang Mulia dan Menjauhi Perilaku Tercela
Jalan yang benar melahirkan budi pekerti yang luhur, yakni jujur, sabar, rendah hati, santun, dan dermawan. Ia menahan diri dari ghibah, iri hati, sombong, dan marah yang berlebihan.
Dalil:
"Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah adalah yang paling bertakwa di antara kalian."
(QS. Al-Hujurat: 13).

4. Hatinya Lembut Menerima Kebenaran
Tanda lain adalah hati yang terbuka terhadap nasihat dan kebenaran, meskipun datang dari orang yang lebih muda atau lebih rendah kedudukannya. Ia tidak keras kepala atau membela kesalahan diri.

Dalil:
"Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya agar Rasul menghukum di antara mereka ialah ucapan: 'Kami mendengar dan kami taat'."
(QS. An-Nur: 51).

5. Memiliki Kasih Sayang dan Kepedulian terhadap Sesama
Orang yang berada di jalan yang benar bukan hanya taat secara pribadi, tetapi juga peduli terhadap orang lain, seperti membantu yang lemah, menolong yang kesusahan, dan mendoakan kebaikan bagi sesama.
Rasulullah Saw. bersabda:
"Tidak beriman salah seorang di antara kalian sampai ia mencintai untuk saudaranya apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri."
(HR. Bukhari dan Muslim).

6. Sabar dalam Ujian dan Tidak Mudah Putus Asa
Jalan yang benar tidak selalu mudah. Penuh ujian, godaan, dan rintangan. Tanda seorang mukmin sejati adalah kesabarannya dalam menghadapi cobaan, serta keyakinannya bahwa pertolongan Allah pasti datang.
Dalil:
"Dan bersabarlah, sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan."
(QS. Hud: 115).

7. Selalu Bertaubat dan Memperbaiki Diri
Tidak ada manusia yang bebas dari dosa. Namun, orang yang diridhai Allah selalu segera kembali dan memperbaiki kesalahannya. Taubatnya bukan sekadar lisan, tapi disertai perubahan perilaku.
Dalil:
"Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang menyucikan diri."
(QS. Al-Baqarah: 222).

8. Menjaga Waktu dan Memanfaatkannya untuk Kebaikan
Waktu adalah modal hidup. Orang yang berada di jalan yang benar tidak menyia-nyiakannya untuk perkara yang sia-sia. Ia memanfaatkan waktunya untuk ilmu, amal, keluarga, dan ibadah.
Dalil:
"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih serta saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran."
(QS. Al-‘Asr: 1-3).

9. Berpegang pada Ilmu dan Menolak Kebodohan
Ilmu adalah cahaya yang menerangi jalan. Orang yang diridhai Allah belajar agama dari sumber yang benar, mengamalkannya, dan menyebarkannya. Ia tidak mau beramal tanpa ilmu atau ikut-ikutan buta.
Rasulullah Saw. bersabda:
"Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya, niscaya Allah pahamkan dia dalam agama."
(HR. Bukhari dan Muslim).

10. Hatinya Selalu Mengingat Allah (Dzikir)
Tanda terakhir: hati yang selalu hidup dengan dzikir. Tidak ada hari tanpa mengingat Allah, baik di waktu lapang maupun sempit. Dzikir menjaga hati tetap jernih, kuat, dan terarah.
Dalil:
"Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram."
(QS. Ar-Ra’d: 28).

Langkah Menjaga Diri agar Tetap di Jalan yang Benar
1. Perbaharui niat setiap hari, luruskan tujuan hanya karena Allah.
2. Shalat tepat waktu dan berjamaah bila memungkinkan.
3. Perbanyak doa memohon hidayah: "Ya Muqallibal qulub, tsabbit qalbi ‘ala dinik."
4. Jauhkan diri dari lingkungan yang buruk dan pilih teman yang shalih.
5. Muroja’ah diri setiap malam: evaluasi amal harian.

Penutup

Berada di jalan yang benar adalah nikmat terbesar yang hanya diberikan kepada hamba yang Allah kehendaki. Tanda-tanda yang telah disebutkan bukan sekadar daftar untuk dihafal, melainkan cermin untuk mengoreksi diri. Jika kita mendapati tanda-tanda itu mulai tumbuh dalam diri, syukurilah dan mintalah kepada Allah agar tetap istiqamah. Jika belum, jangan putus asa; pintu hidayah selalu terbuka selama nyawa belum sampai di kerongkongan.

Allah berfirman:
وَٱلَّذِينَ ٱهۡتَدَوۡاْ زَادَهُمۡ هُدٗى وَءَاتَىٰهُمۡ تَقۡوَىٰهُمۡ
 
"Dan orang-orang yang mau menerima petunjuk, Allah akan menambah petunjuk kepada mereka dan memberikan kepada mereka (balasan) ketakwaannya."
(QS. Muhammad: 17).

Semoga Allah menjadikan kita semua termasuk orang yang selalu berada di jalan yang benar dan diridhai-Nya hingga akhir hayat. Aamiin.

Dr. Nasrul Syarif, M.Si. 
Penulis Buku Gizi Spiritual dan Dosen Pascasarjana  UIT Lirboyo

Opini

×
Berita Terbaru Update