Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Semangat Santri dalam Menuntut Ilmu: Cahaya Peradaban yang Tak Pernah Padam

Selasa, 26 Agustus 2025 | 10:12 WIB Last Updated 2025-08-26T03:12:17Z

TintaSiyasi.id -- Pendahuluan. Santri adalah simbol ketekunan, kesederhanaan, dan semangat menuntut ilmu. Di balik dinding-dinding pesantren, para santri menempuh jalan panjang yang penuh perjuangan. Mereka rela jauh dari keluarga, tidur beralaskan tikar sederhana, makan dengan apa adanya, tetapi hatinya kaya dengan semangat mencari ilmu. Dari mereka lahirlah ulama, pemimpin bangsa, dan pejuang yang menjaga agama serta peradaban.

Rasulullah Saw. bersabda:
"Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga." (HR. Muslim).

Hadis ini menjadi motivasi abadi bagi para santri bahwa setiap langkah mereka menuju majelis ilmu adalah langkah menuju surga.

Ilmu yang Bermanfaat: Bekal Dunia dan Akhirat
Dalam Islam, ilmu bukan hanya alat untuk mencari penghidupan, tetapi juga sarana mendekatkan diri kepada Allah. Nabi Saw. berdoa:

"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusyuk, jiwa yang tidak puas, dan doa yang tidak didengar." (HR. Muslim).

Dari doa ini kita belajar, tidak semua ilmu membawa berkah. Ilmu yang sejati adalah ilmu yang melahirkan ketakwaan, menguatkan akhlak, serta mendorong amal shalih. Inilah misi utama pesantren, yaitu mencetak generasi berilmu yang sekaligus berakhlak mulia.

Santri: Pilar Peradaban Umat

Sejarah Islam di Nusantara tidak bisa dilepaskan dari peran santri dan ulama. Walisongo, misalnya, dengan kelembutan dan kebijaksanaan berhasil mengislamkan masyarakat Nusantara tanpa peperangan. Mereka adalah teladan bahwa ilmu yang dipadukan dengan hikmah akan melahirkan perubahan besar.

Begitu pula dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, santri selalu hadir di garda depan. Resolusi Jihad 22 Oktober 1945 yang dideklarasikan oleh Hadratus Syaikh K. H., Hasyim Asy’ari, menjadi bukti bahwa santri bukan hanya belajar kitab, tetapi juga siap berjuang untuk agama dan tanah air.

Tantangan Santri Zaman Now

Santri di era digital menghadapi tantangan berbeda dengan generasi sebelumnya. Apabila dahulu tantangannya adalah keterbatasan akses informasi, maka sekarang tantangannya justru banjir informasi yang bercampur antara yang benar dan yang menyesatkan.

Santri masa kini harus:

1. Mendalami ilmu agama secara kuat agar tidak terombang-ambing oleh pemikiran yang menyesatkan.

2. Menguasai teknologi agar mampu berdakwah di ruang digital.

3. Menjaga akhlak di tengah gempuran budaya instan dan hedonis.

4. Menjadi teladan masyarakat dengan akhlak santun dan karya nyata.

Santri harus menjadi jembatan antara tradisi keilmuan klasik dan kebutuhan zaman modern. Dengan begitu, mereka tidak hanya menjaga warisan ulama, tetapi juga menjawab tantangan umat.

Spirit Santri: Ikhlas, Taat, dan Tawadhu’

Ada tiga nilai inti yang membuat santri berbeda:

1. Ikhlas. Belajar semata-mata karena Allah, bukan sekadar mengejar gelar atau popularitas.

2. Taat. Patuh pada guru (kyai), sebab keberkahan ilmu terletak pada adab terhadap guru.

3. Tawadhu’. Rendah hati, tidak sombong dengan ilmu yang dimiliki karena ilmu adalah amanah, bukan untuk kesombongan.

Imam Syafi’i berkata:
"Ilmu itu tidak akan bisa diraih kecuali dengan enam perkara: kecerdasan, semangat, kesungguhan, bekal yang cukup, bimbingan guru, dan waktu yang panjang."

Refleksi: Santri Sebagai Harapan Masa Depan

Santri adalah penjaga moral bangsa. Di tengah krisis akhlak, dekadensi moral, dan kerusakan sosial, hadirnya santri menjadi oase yang menyejukkan. Mereka bukan hanya belajar membaca kitab kuning, tetapi juga belajar hidup sederhana, sabar, disiplin, dan mencintai ilmu.

Masyarakat membutuhkan santri yang mampu berdiri tegak dengan akhlak mulia, berdialog dengan zaman tanpa kehilangan jati diri, dan menebarkan Islam rahmatan lil ‘alamin.

Penutup

Wahai para santri, teruslah semangat menuntut ilmu karena ilmu yang bermanfaat adalah cahaya kehidupan yang tak akan padam. Dari pesantrenlah lahir ulama, guru, pemimpin, dan pejuang yang membimbing umat.

Jadikan setiap huruf yang kau baca sebagai cahaya, setiap doa yang kau lantunkan sebagai kekuatan, dan setiap langkahmu menuju majelis ilmu sebagai jalan menuju surga.

Santri kuat, santri hebat, santri berilmu, santri berakhlak.
Dari kalianlah masa depan Islam dan bangsa ini akan bersinar terang.

Dr. Nasrul Syarif, M.Si. 
Penulis, Trainer Nasional, Coach Pengusaha Hijrah. Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo

Opini

×
Berita Terbaru Update