Tintasiyasi.ID -- Menurut Muslim Intelektual Inggris Mazhar Khan bahwa ada banyak faktor yang melatarbelakangi terjadinya genosida di dunia, seperti di Bosnia dan Palestina.
“Banyak faktor yang membolehkan aksi genosida yang
terjadi di dunia. Tentu kita ingat peristiwa 30 tahun lalu ketika Bosnia di genosida.
Kita juga jelas menyaksikan Palestina hingga saat ini mengalami tragedi yang
sama,” ujarnya dalam kanal YouTube miliknya Let’s Take a Look dengan
judul Bosnia and Palestine Genocide, Are They Connected?, Rabu
(16/07/2025).
Mazhar Khan menyebutkan faktor-faktornya. “Pertama,
keberadaan hukum internasional hadir bukanlah untuk memberikan keadilan dan
keharmonisan di antara negara-negara yang ada,” sebutnya.
Kedua, pengadopsian demokrasi sebagai sistem
kehidupan yang konon berdasarkan suara terbanyak, faktanya tidaklah hadir dalam
rangka melaksanakan kehendak rakyat.
Ketiga, persoalan terorisme yang selama ini
telah dihadirkan hakikatnya bukanlah tentang aksi teror yang sebenarnya.
Keempat, ide kebebasan berpendapat bukan
bermakna bebas menyampaikan apa pun.
“Faktor pertama yaitu keberadaan hukum internasional
yang menyatakan “never again” untuk peperangan bukan berarti telah
berakhir atau selesai,” ujarnya.
“Kita lihat genosida sudah berjalan dua tahun di
Palestina, tetapi hadirnya hukum internasioanl tidak serta-merta mampu
menghentikan keterlibatan kekuatan Barat,” lanjutnya.
Kemudian, terkait slogan “never again” yang
selalu dikampanyekan oleh hukum internasional katanya hanya pernah berlaku
untuk peristiwa Holocaoust. “Tetapi tidak dimaksudkan bagi situasi di
negeri-negeri Muslim, seperti Palestina, Kashmir, Rohingnya, dan lain
sebagainya,” sesalnya.
“Never again hanyalah slogan tanpa arti, karena
kekuasaan Eropa atau Barat dibangun atas genosida dan penderitaan manusia,”
tegas Mazhar.
Sebagai bukti, sebut Mazhar, Pemerintah UK (Inggris)
telah melakukan genosida terhadap suku Aborigin di benua Asutralia lalu
merampas tanahnya. “Begitu pun dilakukan yang hal yang sama atas ras asli
Amerika dan kemudian tanahnya dirampas,” ungkapnya.
“Mereka (Inggris) juga melakukan genosida terhadap
banyak penududuk di Afrika Selatan seperti Kenya, Zimbabwe, lalu merampas
tanahnya. Tidak hanya itu, pajak pun diperas dari warga pribumi lalu membangun
patung-patung yang sebagai bentuk kepahlawanan. Padahal tangan mereka penuh
darah, penderitaan, dan genosida terhadap manusia,” pungkanya.
Mazhar menyataka tegas bahwa perang ilegal, invasi,
pengeboman, pengungsian, tunawisma puluhan ribu manusia telah terjadi di dunia
pasca perang dunia, dan lembaga internasional tetap saja teriak “never again”.
“Sudah sangat jelas bahwa lembaga internasional maupun
hukumnya tidaklah hadir untuk menciptakan keharmonisa dan keadilan bagi dunia,”
tandasnya.[] M. Siregar