Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Masyarakat Butuh Solusi di Tengah Gempuran Manipulasi

Kamis, 14 Agustus 2025 | 13:33 WIB Last Updated 2025-08-14T06:33:51Z

Tintasiyasi.id.com -- Sudah menjadi hal yang lumrah, demi menyambut HUT RI ke-80 masyarakat Indonesia mengibarkan panji merah putih nya di lingkungan sekitar. Dengan kemampuan kreatifitas tanpa batas yang mereka miliki, lingkungan berhasil mereka warnai dengan merah putih.

Mulai dari hiasan-hiasan kecil, seperti daur ulang minuman gelas kemasan yang dicat sesuai warna bendera, hingga menghias tembok-tembok kosong di jalan dengan tema kemerdekaan. Ramai bukan? Indonesia terlihat baik-baik saja, seakan-akan sudah merdeka dengan kemerdekaan yang hakiki.

Baru-baru ini muncul kontroversi di tengah masyarakat mengenai pengibaran bendera yang asing bagi masyarakat Indonesia. Dilansir dari Metrotvnews.com (01/08/25) – Viral video pengemudi kendaraan truk yang mengibarkan bendera One Piece di bagian belakang truknya.

Tak hanya satu, beberapa pengemudi lain juga turut ikut serta dalam pengibaran bendera tersebut. Menurut wakil ketua DPR Sufmi Dasco, hal ini akan menjadi upaya pemecah belah bangsa. Sebagian masyarakat menganggap kontroversi ini adalah bentuk dari kekreatifan masyarakat dalam penyambutan kemerdekaan. 

Berbanding terbalik, sebagian lain justru menganggap pengibaran bendera One Piece adalah penyimbolan yang tidak pantas dalam konteks kenegaraan. 

Tak disangka, kisah anime One Piece relate dengan fakta yang terjadi sekarang di Indonesia. Animasi tersebut berisi tentang penindasan para penguasa terhadap rakyat kecilnya, pejabat-pejabat memakan selain hak-hak mereka, dan sebagainya. 

Pada kisah tersebut, Luffy (Sang pemeran utama) beserta kru membantu membebaskan masyarakat tertindas dan memperjuangkan keadilan. Dibalik logo bendera tersebut terdapat makna yang unik, yakni semangat petualangan, kebebasan dan rasa solidaritas antaranggota kru. Hal tersebut yang menjadikan rakyat Indonesia mengibarkan bendera Jolly Roger ala One Piece.

Tujuan dari aksi yang dilakukan masyarakat, tidak lain dan tidak bukan untuk mengekspresikan kekecewaan mereka terhadap ketidakadilan negara dan kebobrokan sistem yang diterapkan oleh negara.

Masyarakat Indonesia yang cinta tanah airnya tidak rela apabila negeri-nya terus dilanda penderitaan akibat komplotan oligarki yang semakin berkuasa dan mencengkram mereka. Sebagian dari oligarki tersebut menguasai sektor strategis seperti SDA, infrastruktur dan perbankan. Mereka menjual bebas aset-aset dalam negara tanpa ada keputusan dari masyarakat.

Sebagian lainnya berkecimpung dalam dunia perpolitikkan. Karena itu, mereka berhasil mempengaruhi kebijakan negara demi keuntungan kantong pribadi. Astaghfirullah.. Indonesia terlihat merdeka, nyatanya tidak ada kemerdekaan sedikit pun.

Inilah buah dari penerapan sistem kapitalisme. Masyarakat dibuat bodoh oleh sejumlah oknum-oknum berkuasa, supaya mereka tetap menikmati hasil kerjanya itu. Solusi yang telah dilakukan masyarakat untuk melawan kebobrokan dan kegaduhan dari penerapan sistem sekarang hanyalah sebagai solusi pragmatis. 

Artinya, solusi pengibaran bendera One Piece tidak mampu menyelesaikan masalah hingga akarnya. Sebab, negara justru tutup kuping tak mau dengar teriakan rakyatnya. 

Sudah saatnya sistem kapitalisme yang telah lama bercokol di negeri ini diganti dengan sistem yang datang dari sang pencipta, yakni sistem Islam. Dengan diterapkannya sistem Islam, hukum yang berlaku berasal dari qur’an dan sunnah yang pastinya memuaskan akal dan hati. Bukan seperti sekarang, yang mana peraturan dan hukum berasal dari manusia yang lemah.

Negara Islam akan menjamin setiap individu masyarakatnya, tidak ada satupun masyarakat yang menderita. Semua penghasilan negara, dikelola oleh negara lalu dibagikan. Berbeda dengan oligarki-oligarki yang menguasai kepemilikan umum tanpa batas. 

Islam lahir bukan hanya sebatas ibadah atau hal spiritual saja, melainkan menjadi ideologi bagi suatu negara agar hukum-hukumnya dapat diterapkan secara sempurna dalam kehidupan sehari-hari. Dari manusia bangun tidur sampai tidur lagi, semua telah diatur oleh Islam. 

Dengan penerapan sistem Islam, akan melahirkan generasi cerdas berkualitas juga sebagai khoiru ummah (umat terbaik). Selalu mengedepankan keadilan dan menolak penindasan. Umat kini telah sadar dengan kebejatan sistem yang diterapkan.

Dari kemarahan masyarakat terhadap sistem sekarang, seorang pengemban dakwah harus menjadikan ini sebagai kesempatan untuk berbagi solusi. 

Ibarat api dan air yang mendidih dalam panci, seorang pengemban dakwah sebagai api menjadi pemanas ditengah masyarakat. Pengemban dakwah membuat masyarakat menjadi open mind dengan problem sekarang juga menoleh dengan politik yang terjadi.

Bukan hanya panas dan termakan dengan isu-isu. Akhirnya masyarakat mendidih dan bergejolak. Mereka mau bergerak untuk memperjuangkan tujuan yang sama, yakni tegaknya Daulah Khilafah. Wallahu a’lam bishshawwab.[]

Oleh: Ghaida Rizkyama
(Aktivis Muslimah)

Opini

×
Berita Terbaru Update