Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Kemerdekaan yang Sempurna

Kamis, 21 Agustus 2025 | 14:22 WIB Last Updated 2025-08-21T07:22:24Z

Tintasiyasi.id.com -- Riuh ramai aneka perlombaan memeriahkan HUT RI digelar di berbagai wilayah baik perkotaan maupun pedesaan. Sejenak berbagai lomba bisa mengalihkan dari peliknya problem hidup yang belum tuntas di negeri ini.

Diawali dengan sektor ekonomi yang menopang kehidupan masyarakat. Tentu kita tidak lupa banyak terjadi PHK pada para pekerja baik di sektor industri teknologi, manufaktur, media, tekstil dan sebagainya.

Dampaknya tentu saja penghasilan masyarakat akan mengalami penurunan. Padahal saat ini harga-harga kebutuhan pokok melambung tinggi. Efeknya pengeluaran akan makin besar, dan rawan menjatuhkan masyarakat kelas menengah pada jurang kemiskinan.

Selanjutnya problem di dunia pendidikan dan generasi. Potensi generasi yang luarbiasa terhalangi dengan maraknya pemikiran dan gaya hidup bebas (liberal) semacam pencampuradukan agama, toleransi kebablasan, dan mudahnya berzina yang sangat bertentangan dengan nilai-nilai dalam aqidah Islam.

Sehingga generasi pun tidak bisa merdeka (bebas) dari belenggu pemikiran rusak dan terhalangi dari berpikir yang benar (shahih).
Memang negeri ini sudah merdeka selama 80 tahun dari penjajahan fisik.

Namun kemerdekaan yang diproklamirkan belum nampak bisa mewujudkan kesejahteraan dan ketenangan hidup warganya. Saat ini manusia dijajah dengan pemikiran sekuler kapitalistik, yang ditancapkan Barat ke negeri-negeri kaum muslimin.

Pemikiran sekuler kapitalistik ini telah nyata membuat rakyat sangat kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Di alam kapitalistik yang jauh dari panduan agama Islam, makin jelas jurang pemisah antara yang kaya dengan yang miskin.

Kebutuhan dasar mulai dari sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan dan keamanan belum merata dirasakan semua lapisan masyarakat.

Makna Kemerdekaan

Rib’i bin Amir saat di depan Rustum (Panglima Kerajaan Persia) berkata dengan penuh wibawa: 

"Allah Ta'ala telah mengutus kami untuk memerdekakan hamba-hamba-Nya dari penyembahan kepada sesama manusia menuju penyembahan hanya kepada Allah Ta'ala, dari kesempitan dunia menuju keluasaan dunia dan akhirat, dan dari kezaliman agama-agama menuju keadilan Islam.”

Benar sekali bahwa kemerdekaan hakiki hanya akan terwujud ketika manusia benar-benar bisa menyembah, tunduk dan taat pada petunjuk-Nya. Maka saat negeri ini masih terbelenggu dengan beragam problem kehidupan, maka jalan keluarnya adalah dengan menerapkan kembali syariah Islam yang akan menjadi pedoman dalam kehidupan manusia.

Dalam pengaturan ekonomi misalnya, Islam memberikan tuntunan bahwa kepemilikan umum seperti gas, minyak bumi dan emas harus dikembalikan pemanfaatannya untuk rakyat.

Sehingga tidak hanya dinikmati oleh segelintir orang yang disebut dengan para kapitalis (oligarki) seperti saat ini. Begitupula dalam perkara pekerjaan, Islam memberikan panduan bahwa negara bertanggungjawab untuk membuka lapangan kerja seluas-luasnya melalui industrialisasi berbasis syariah.

Bagaimana dengan problem generasi?. Islam memandang generasi adalah penerus bangsa yang harus dibina dengan pendidikan aqidah Islam. Mereka akan tumbuh menjadi pribadi muslim yang sholih, mumpuni dalam teknologi, dan berakhlaq mulia.

Inilah kemerdekaan yang sempurna, yaitu kemerdekaan yang akan terwujud dengan menghamba pada Allah secara totalitas, yaitu dengan mengamalkan kembali hukum-hukumNya secara menyeluruh. 

Allah Ta'ala berfirman dalam surah Ali Imran ayat 110 yang artinya:

"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, melakukan amar makruf nahi mungkar dan beriman kepada Allah.."[]

Oleh: Dahlia Kumalasari
(Aktivis Muslimah)

Opini

×
Berita Terbaru Update