TintaSiyasi.id -- Kondisi generasi muda kita saat ini benar-benar sangat memprihatinkan, bahkan bisa dikatakan diambang kehancuran sebab pemuda yang seharusnya menjadi generasi penerus bangsa namun hari ini fenomena yang sering kita lihat justru mereka menjadi pelaku kriminal dan tindak kekerasan bahkan sampai pembunuhan.
Tawuran hingga pembunuhan selalu mewarnai wajah generasi muda negeri ini, dan yang lebih mirisnya lagi pelakunya masih anak di bawah umur. Seperti kasus yang terjadi di kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) dimana seorang anak SD kelas empat yang berinisial JN (9) melakukan penusukan terhadap pelajar MTs kelas 2 yakni RI (13) dengan gunting di bagian lehernya hingga tewas. Dari hasil pemeriksaan polisi ternyata pelaku selalu membawa gunting di kantongnya. (detiksumbagsel, 10 Agustus 2025)
Tawuran juga terjadi di wilayah Serpong, Tangerang Selatan, Sabtu (9/8/2025) dini hari sekitar pukul 03.00 WIB, Sebanyak 54 pelajar diamankan polisi karena diduga mereka hendak tawuran. Saat diperiksa, polisi mengamankan barang bukti berupa enam celurit, satu bom molotov, dan 25 sepeda motor. (Kompas.com, 9 Agustus 2025)
Kasus pembegalan juga terjadi di lampu merah jalan Gedong Panjang, Penjaringan, Jakarta Utara, dimana Unit Reskrim Polsek Metro Penjaringan berhasil menangkap lima remaja berstatus pelajar yang diduga terlibat aksi pembegalan terhadap seorang sopir truk ekspedisi. (Beritasatu.com, 8 Agustus 2025)
Inilah kondisi kehidupan generasi dalam sistem yang diterapkan hari ini yaitu sistem sekuler kapitalisme yang diliputi dengan berbagai kemaksiatan. Tawuran, narkoba, pembegalan itu baru sekelumit kenakalan remaja hari ini karena faktanya kasus kejahatan remaja setiap tahunnya terus bertambah dan dengan bermacam ragamnya, bahkan tak jarang pelakunya masih anak di bawah umur.
Sistem sekuler kapitalisme telah menjauhkan peran agama dari kehidupan yang menjadikan remaja lemah dalam mengendalikan dirinya untuk menghadapi tantangan dan persoalan hidupnya. Begitu juga dengan mental generasi muda Indonesia yang tidak baik-baik saja, persoalan kecemasan dan ketakutan yang berlebihan menghantui mereka. Jika ini terus dibiarkan maka mimpi Indonesia emas menjadi semakin kabur.
Sistem pendidikan sekuler kapitalis juga terbukti telah gagal dalam membentuk generasi yang berkepribadian Islam. Output sistem pendidikan kapitalisme menjadikan generasi tidak tahu jati dirinya sebagai seorang muslim karena mereka telah dijauhkan dari agamanya. Agama hanya sebatas ritual saja sehingga mereka tidak paham bagaimana seharusnya berpikir dan bertindak dengan benar sesuai misi penciptaan yaitu tunduk pada aturan Allah SWT.
Begitu juga dengan lingkungan sosial dimana tidak adanya lingkungan yang suportif untuk membentuk kepribadian generasi yang Islami, individualisme dan hilangnya kontrol masyarakat juga menambah berat persoalan hari ini, ditambah media yang bebas tanpa kontrol dari negara yang selalu memuat tentang gaya hidup yang bebas dan hedonisme serta berbagai pemikiran yang merusak generasi yang islami.
Alhasil, kehidupan liberal yang serba bebas menjadikan manusia merasa bisa berbuat semaunya. Tidak peduli perbuatannya menzalimi sekitar atau tidak, perbuatan itu akan terus mereka lakukan selama merasa puas dan bahagia, karena makna kebahagiaan ini pun hanya digantungkan pada kepuasan jasadi semata, yang melahirkan kebebasan berekspresi dalam semua hal.
Semua persoalan generasi hari ini tentu membutuhkan sebuah sistem yang komprehensif, sebuah sistem yang mampu mewujudkan generasi emas yakni sistem Islam di bawah institusi negara khilafah. Islam menjadikan negara bertanggung jawab penuh dalam segala urusan umatnya, termasuk dalam membentuk kepribadian generasi yang mulia yaitu kepribadian Islam.
Sistem pendidikan Islam tidak hanya berfokus pada penanaman nilai akademis semata karena tujuan pendidikan dalam Islam adalah untuk membentuk manusia yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, dan memiliki pemahaman mendalam tentang agama Islam serta mampu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dari sini, masyarakat pun akan memahami Islam dan mensuasanakan generasi dalam ketaatannya kepada Allah SWT.
Negara khilafah juga akan mengontrol media sebagai sarana edukasi dan dakwah semata karena tugas utama Khilafah terhadap generasi muda adalah memastikan terwujudnya perlindungan, kesejahteraan, dan pendidikan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. Khilafah juga berperan dalam menjaga peran pemuda sebagai agen perubahan dan melindungi mereka dari ideologi yang merusak. Hanya dengan Islam generasi muda terselamatkan.
Wallahu a’lam bishshawab. []
Oleh: Yeni
Aktivis Muslimah