TintaSiyasi.id -- Konflik yang tidak kunjung usai yang terjadi di Gaza yang sudah berjalan lama. Menggenoside banyak warga sipil yang tidak memandang bulu baik itu bayi, anak-anak, perempuan, dan lansia . Melihat banyak korban dari mereka mampu disimpulkan konflik itu bukan sekedar hal pembelaan hak kemanusiaan namun jelas karena konflik agama. Israel dan negara besar yang ada di belakangnya yang lebih layak disebut teroris, bukan kaum Muslim.
Kepala Eksekutif Komite Perlindungan Jurnalis, Jodie Ginsberg, menuding Israel sengaja menargetkan jurnalis untuk membungkam informasi terkait situasi sebenarnya di wilayah Gaza, Ini sangat jelas, Israel memang menargetkan jurnalis, meskipun militer mereka membantah (26/8/2025, malang.times.co.id).
Sementara aksi dari berbagai pihak, mulai dari PBB, hingga tokoh internasional dan nasional, media mengutuk hal tersebut. Antonio yang menjabat sebagai Sekjen PBB telah mengutuk pembunuhan jurnalis di Gaza dilancarkan melalui serangan udara Israel. (17/08/2025, epaper.mediaindonesia.com)
Jumlah korban jiwa akibat kelaparan buatan Israel di Jalur Gaza mencapai 300 orang termasuk 117 kalangan anak-anak (26/08/2025, republik.co.id). Kepala bantuan PBB berkomentar kelaparan di Gaza terjadi dalam jarak beberapa ratus meter dari sumber makanan, disebabkan truk-truk bantuan masih tertahan. Ini adalah kelaparan yang sangat jelas secara terbuka dipromosikan oleh beberapa pemimpin Israel sebagai senjata perang (26/08/2025, detik.com).
Tujuan utama makin brutalnya dari beberapa cara yang dilakukan oleh Israel adalah pembunuhan jurnalis hakikatnya untuk membungkam media agar tidak menyiarkan kejahatan genosida di Gaza. Menutup jalan mata seluruh dunia menyaksikan dan mengetahui perkembangan yang terjadi di Gaza sehingga dunia merasa tidak terjadi apa-apa. Pembunuhan jurnalis tak hanya menghilangkan nyawa seorang manusia tapi juga membunuh nyawa perjuangan rakyat Gaza hingga kejahatan yang mereka lakukan sunyi senyap. Termasuk pelaparan yang menjadi senjata untuk membunuh warga sipil. Sehingga tidak lagi ada satu mulutpun yang mengatakan bahwa kejadian yang terjadi di Gaza adalah perang, perang yang pada dasarnya ada kesiapan dari dua pihak serta tanpa membunuh warga sipil menghancurkan rumah-rumah dan tempat umum.
Akibatnya kecaman-kecaman yang datang dari berbagai pihak muncul satu persatu, namun itu hanya seperti lolongan anjing yang lewat begitu saja tidak ada langkah nyata untuk menolong mereka. Israel dengan bangganya tidak akan peduli dengan hukum internasional yang berlaku. Pengkhianatan yang dilakukan penguasa negeri muslim yang tampak masih diam tak kunjung mengirimkan pasukan. Pengkhianatan mereka makin nyata. Pengkhianatan itu dibalut oleh nasionalisme dan cinta dunia menyandera mereka.
Mereka hanya dikendalikan dan ingin mengamankan serta sibuk di negara mereka sendiri termasuk Indonesia.
Pembunuhan jurnalis tak akan memadamkan perjuangan rakyat Gaza. Mereka memahami kemuliaan yang Allah berikan atas tanah yang diberkahi dan juga kemuliaan menjaga tanah mereka. Umat Islam dunialah yang wajib menolong dan mengobarkan perjuangan rakyat Gaza hingga tanah mereka bisa dibebaskan seutuhnya. Umat muslim dunia mampu menolong dengan cara mampu memahami pada dasarnya yang mampu menolong Gaza hanya dengan perlawanan ideologi yaitu ideolgi Islam yang yang mampu menumbangkan Israel karena terlebih dahulu mampu menghancurkan penyokong negara ideolgi kapitalis Amerika Serikat dan sekutunya.
Poin penting inilah yang wajib dipahami oleh umat seluruh dunia. Kesadaran akan perubahan itu ada, tidak ada pilihan lain untuk solusi mendesak kecuali bersatunya melawan Israel dan negeri-negeri penyokongnya. Mewujudkan bantuan nyata dari negeri-negeri berupa pengiriman tentara yang yang telah bersatu dalam satu kepemimpinan yang dinamakan Kehilafahan. Sehingga realisasi jihad mampu dihidupkan sebagai langkah nyata para tentara diberbagai negara yang bersatu, yang dulunya hanya dikendalikan oleh negara adidaya.
Solusi tuntas pengambilalihan tanah Gaza hanya dengan keberadaan satu kepemimpinan Khilafah. Khilafah yang jelas akan memutuskan rantai berkarat yang sejak lama mengikat Gaza, keyakinan yang besar untuk melakukannya karena sudah menjadi kewajiban sebagai pelindung kaum Muslim di seluruh dunia bahkan mereka yang bukan muslim ketika menginginkan perlindungan dari khalifah. Perintah khalifah yang menjadi satu arahan untuk mengarahkan tentara kaum Muslim. Firman Allah Swt perintah untuk berperang. "Telah diizinkan (berperang) kepada orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka itu dizalimi. Dan sungguh, Allah Mahakuasa menolong mereka itu.” (QS Al-Hajj : 39). Penegakan Khilafah belom bisa jika tanpa adanya perjuangan umat, umat yang mengakui bahwa Muslim Gaza adalah saudara seaqidah, sehingga wajib menjadi bagian untuk berjuang bersama.
Wallahu a'lam bishshawab. []
Oleh: Sri Rahmayani, S.Kom.
(Aktivis Muslimah)