TintaSiyasi.id-- Di tengah gemuruh dunia yang penuh ketidakpastian, harapan manusia sering kali terombang-ambing. Ada yang menggantungkan hidupnya pada pekerjaan, jabatan, relasi, atau kekuatan materi. Namun, semua itu fana. Hanya satu tempat bergantung yang tak akan pernah mengecewakan: Allah ﷻ.
"Barang siapa yang menggantungkan hatinya kepada Allah, maka Dia akan menyiapkan faktor-faktor sebab untuknya."
Kalimat ini bukan sekadar ungkapan indah, tetapi hukum Ilahi yang berlaku sepanjang zaman. Ia adalah prinsip hidup para nabi, para salafus shalih, dan orang-orang beriman yang hatinya selalu terpaut kepada Tuhan.
Gantungkan Hati, Bukan Sekadar Lisan
Menggantungkan hati pada Allah bukan sekadar doa-doa yang terucap di bibir, tapi penyerahan total dalam batin, diiringi usaha sungguh-sungguh dan sabar menanti janji-Nya. Bukan berarti pasrah tanpa usaha, melainkan ikhtiar dengan kekuatan keyakinan, bahwa apa pun yang terjadi adalah bagian dari skenario-Nya yang Maha Sempurna.
Sayyiduna Ibrahim AS ketika dilemparkan ke dalam api, menggantungkan hatinya kepada Allah. Maka Allah memerintahkan api menjadi dingin dan keselamatan baginya. Ketika Musa AS dikejar Firaun dan laut membentang di depan, beliau tetap yakin dan berkata:
"Sekali-kali tidak akan tersusul; sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku.” (QS. Asy-Syu‘ara: 62)
Dan benar, laut terbelah. Sebab ketika hati bergantung kepada Allah, maka Allah menciptakan sebab yang tak terpikir oleh logika manusia.
Allah yang Menjamin, Bukan Dunia
Dunia ini bukan penjamin hidup kita. Jabatan bisa lepas. Bisnis bisa bangkrut. Kesehatan bisa goyah. Tapi Allah tidak pernah meninggalkan hamba-Nya yang menggantungkan harapannya hanya pada-Nya.
"Dan barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan jalan keluar baginya, dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, maka cukuplah Allah baginya."
(QS. Ath-Thalaq: 2–3)
Sebab Akan Diciptakan: Sunnatullah yang Ajaib
Saat hati hanya bergantung pada Allah, maka pertolongan akan datang dari arah yang tak terduga. Sebab akan diciptakan. Orang-orang akan dimudahkan untuk menolong. Peluang akan terbuka tiba-tiba. Inilah bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya yang bergantung kepada-Nya.
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:
“Barangsiapa yang menggantungkan diri kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkannya. Barangsiapa yang berharap kepada selain Allah, niscaya Allah akan meninggalkannya kepada harapan tersebut.”
Mengapa Hati Perlu Bergantung Hanya Kepada-Nya?
1. Karena hanya Allah yang Maha Kuasa atas segalanya.
Segala yang kita harapkan dari makhluk hanyalah sarana. Hakikat pemberi hanyalah Allah.
2. Karena bergantung pada selain-Nya melahirkan kekecewaan.
Makhluk terbatas dan bisa berubah, sedangkan Allah Maha Tetap dan Konsisten.
3. Karena hati yang bergantung pada Allah akan tenteram.
“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra'd: 28)
4. Karena bergantung pada Allah adalah bentuk tertinggi dari tauhid.
Ia adalah inti ibadah: laa haula wa laa quwwata illa billah.
Penutup: Biarlah Hati Terikat Hanya pada-Nya
Jika kita letakkan harapan pada dunia, maka kita akan letih. Tapi bila kita letakkan harapan pada Allah, maka kita akan kuat, karena Dia tidak pernah mengecewakan.
Gantungkan hatimu hanya kepada-Nya… bukan pada hasil, bukan pada manusia, bukan pada dunia.
ٱلَّذِينَ قَالَ لَهُمُ ٱلنَّاسُ إِنَّ ٱلنَّاسَ قَدۡ جَمَعُواْ لَكُمۡ فَٱخۡشَوۡهُمۡ فَزَادَهُمۡ إِيمَٰنٗا وَقَالُواْ حَسۡبُنَا ٱللَّهُ وَنِعۡمَ ٱلۡوَكِيلُ
(Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung". (QS. Ali ‘Imran: 173)
Oleh. Dr. Nasrul Syarif ,M.Si. (Penulis Buku Gizi Spiritual dan Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo)