TintaSiyasi.id -- Merespons genosida terhada penduduk Palestina di Jalur Gaza masih terus berlangsung bahkan telah terjadi krisis kelaparan akibat blokade oleh Zionis Izrael, Direktur Indonesia Justice Monitor, mengatakan bukan waktunya diplomasi kosong, tetapi intervensi militer riil dari negeri Muslim.
"Sudah bukan waktunya diplomasi kosong dan kecaman lembek seperti ini, yang dibutuhkan Gaza adalah intervensi militer riil dari negeri-negeri Muslim," ungkapnya di akun TikTok agung.wisnuwardana, Selasa (29/7/2025).
Ia mengutip, laporan Human Right Monitor mengungkapkan tentara Israel menembaki, menjarah, bahkan mencemari bantuan dengan narkoba dan bahan berbahaya lainnya. Hal yang lebih menyakitkan lagi adalah gerbang Rafah yang seharusnya menjadi pintu harapan dari Mesir justru ditutup rapat oleh rezim Abdel Fattah El Sisi.
“Bahkan relawan dan bantuan yang ingin masuk ditahan, mana suara penguasa Arab? Mereka justru berdamai, berbisnis dan menyambut delegasi Israel di istana-istana mereka," cecarnya.
Ia menegaskan, umat Islam tidak boleh diam, suarakan, edukasi, dakwahkan tegakkan kembali sistem Islam yang akan membebaskan Gaza dan seluruh negeri muslim yang tertindas.
"Inilah yang diperjuangkan Hizbut Tahrir Indonesia hentikan genosida dan kelaparan di Gaza, tegakkan khilafah," pungkasnya.[] Alfia Purwanti