TintaSiyasi.id -- Merespons ketegangan terjadi antara Amerika Serikat dengan Rusia saling unjuk kekuatan persenjataan, Direktur Indonesia Justice Monitor Agung Wisnuwardana, mengatakan, Amerika dan Rusia bisa hancur tetapi umat Islam tidak boleh ikut hancur karena ikut sistem mereka.
"Amerika dan Rusia bisa saling hancur tetapi kita umat Islam tidak boleh ikut hancur karena ikut sistem mereka, kita harus tampil sebagai jalan baru dunia dan khilafah adalah jalannya," ungkapnya di akun TikTok agung.wisnuwardana, Selasa (5/8/2025).
Ia membandingkan, Rusia memiliki warisan kekuatan dari Uni Soviet ribuan hulu ledak nuklir, kapal selam siluman, rudal hipersonik tetapi semua itu kosong tanpa ideologi.
"Hari ini Rusia tidak lagi punya misi peradaban dunia dulu mereka membawa komunisme sekarang? Cuma nasionalisme ortodoks enggak akan mampu menyaingi AS yang masih membawa panji kapitalisme global," ungkapnya.
Namun, AS sendiri memang sedang krisis dari dalam tetapi tetap unggul dalam sistem, dolar masih menjadi senjata, NATO masih solid, teknologi masih dominan, Rusia cuma bisa bereaksi bukan memimpin.
"Lalu muncul pertanyaan besar siapa yang bisa menyelamatkan dunia dari kehancuran dua blok ini jawabannya bukan Cina bukan brics (Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan) tetapi Islam," jelasnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, umat Islam hari ini tidak cukup hanya menjadi penonton. Dunia butuh khilafah yang menegakkan syariah Islam secara kaffah bukan hanya untuk Indonesia tetapi untuk seluruh umat manusia di dunia.
"Saatnya kita serius mengambil peran, berjuang bersama untuk menegakkan khilafah, memperjuangkan kebangkitan Islam yang hakiki dan membebaskan dunia dari cengkraman sistem yang rusak buatan manusia," tegasnya.
Islam bukan cuma agama spiritual, ia menjelaskan, tetapi sistem hidup yang paripurna, sistem ekonomi yang adil, sistem pemerintahan yang berdaulat, sistem militer yang mandiri, dan sistem internasional yang menyatukan umat, inilah yang disebut khilafah bukan nostalgia tetapi keniscayaan, bukan utopia tetapi visi strategis yang sudah dibahas serius oleh gerakan seperti Hizbut Tahrir.
"Sejak puluhan tahun Hizbut Tahrir Indonesia menyerukan hal ini bahkan dunia Islam harus berhenti menjadi penonton, umat Islam harus bangkit menyatukan kekuatannya dan memimpin peradaban global baru yang rabbil alamin," tambahnya.
"Jangan diam bergabunglah dalam barisan dakwah yang membawa harapan menuju pembebasan dunia Islam dari kezaliman bersama kita bisa hadirkan dunia yang adil dan bermartabat di bawah naungan syariah dan khilafah," pungkasnya. [] Alfia Purwanti