Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Aktivis Muslim: Ukuran Kebenaran Adalah Al-Qur’an dan Sunah, Bukan Angka

Sabtu, 23 Agustus 2025 | 04:38 WIB Last Updated 2025-08-22T21:38:35Z

Tintasiyasi.ID -- Aktivis Muslim Malaysia Ustaz Abdul Hakim Othman menyatakan bahwa ukuran kebenaran bukan angka, melainkan Al-Qur'an dan sunah.

 

“Ukuran kebenaran bukan angka. Lalu apa ukuran kebenarannya? Ukuran kebenaran, ukuran al-hak, ada dalam Islam, dalam Al-Qur'an dan Sunah. Itulah ukuran kebenaran,” ujarnya dalam acara Kupas Tuntas bersama Juru Cakap HTM bertajuk Apakah Angka Ukuran Kebenaran dan Kemenangan?, Jumat (01/08/2025).

 

“Artinya, selama perjuangan mereka sejalan dengan kebenaran, sejalan dengan Al-Qur'an dan sunah, maka mereka berjuang di jalan yang benar,” lugasnya.

 

Ia menjelaskan bahwa jumlah anggota suatu partai atau jumlah peserta kegiatan yang mereka selenggarakan bukanlah penentu kebenaran.

 

"Apa pun kegiatan yang mereka selenggarakan, baik yang diterima maupun tidak, baik yang hadir sepuluh orang maupun 10.000 orang, selama apa yang mereka sampaikan dalam kegiatan tersebut sesuai dengan kebenaran, sesuai dengan Al-Qur'an dan sunah, maka mereka berada di jalan kebenaran," ujarnya.

 

Ia melanjutkan, partai politik merasa benar dan perjuangannya benar ketika banyak orang datang untuk mendukung program mereka.

 

“Pertanyaannya, apakah ukuran kebenaran terletak pada jumlah anggota, jumlah peserta yang ikut demonstrasi, dan peserta yang terlibat dalam kegiatan, ataukah ukuran kebenaran terletak pada hakikat perjuangannya?” soalnya.

 

Ia mencontohkan perjuangan kelompok-kelompok liberal yang ada di Malaysia, termasuk kelompok LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender). “Mereka pun berjuang hingga kegiatan mereka mendapat respons yang besar, bahkan melebihi ceramah-ceramah keagamaan di surau atau masjid,” sebutnya.

 

“Jadi, dengan jumlah peserta yang begitu besar, apakah kaum LGBT bisa dikatakan benar karena banyak yang berpartisipasi?” tanyanya.

 

Ia menjelaskan bahwa meskipun kelompok LGBT memiliki banyak pengikut, baik di Malaysia maupun di luar negeri, hal itu tidak menunjukkan bahwa perjuangan mereka benar.

 

“Jadi yang kita lihat adalah hakikat (isi) perjuangannya, tidak melihat jumlahnya,” tegasnya.

 

Ia berpendapat bahwa partai politik Islam perlu memiliki pola pikir yang benar dan mengemukakan alasan-alasan yang benar.

 

Ketika ada partai politik Islam yang menjalankan kegiatannya, lanjutnya, namun tidak mendapat respons besar, mereka tetap harus berbangga karena apa yang mereka lakukan sesuai dengan syariat Islam.

 

“Jadi, seharusnya bagi partai politik Islam, jika mereka ingin berbangga, mereka ingin berbangga dengan apa yang mereka lakukan, mereka seharusnya berbangga jika mereka melakukan kegiatan yang sejalan dengan Islam dan mendapat banyak dukungan. Mereka boleh berbangga,” ujarnya.

 

Ia menambahkan bahwa jika partai politik Islam telah melakukan hal yang benar tetapi jumlah kehadirannya sedikit, itu bukan lagi kewenangan mereka. “Yang penting adalah mereka menyampaikan hal yang benar,” tegasnya.

 

“Daripada kita menyampaikan hal-hal yang bohong, melakukan hal-hal yang salah, melakukan hal-hal yang menyimpang dari Al-Qur'an dan sunah, mendapatkan banyak dukungan, tidak ada gunanya kita berbangga dengan jumlah kehadiran yang besar,” ujarnya.

 

Namun, ia menyatakan bahwa juga tidak boleh meremehkan atau menyepelekan jumlah yang besar.

 

“Jumlah yang besar memang dibutuhkan dalam perjuangan ini, bukan tidak perlu, bukan tidak penting. Penting dan perlu. Tetapi itu bukanlah ukuran kebenaran dan juga bukan ukuran kemenangan,” pungkasnya.[] Syamsiyah Jamil

Opini

×
Berita Terbaru Update