Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

80 Tahun Kemerdekaan, Ironinya Indonesia Masih Terjajah

Senin, 18 Agustus 2025 | 11:19 WIB Last Updated 2025-08-18T04:19:47Z

Tintasiyasi.id.com -- Peringatan 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia diliputi dengan ironi.Banyak persoalan di berbagai bidang aspek kehidupan. Seperti banyak terjadi PHK terhadap pekerja pada berbagai sektor, seperti industri tekstil, teknologi,dan bidang ekonomi. 

Penghasilan masyarakat yang tidak tetap atau bahkan mengalami penurunan,sedangkan pengeluaran makin besar karena harga-harga tinggi dan banyak lagi pungutan dari negara, akibatnya masyarakat terpaksa makan dari hasil tabungan.

Sehingga akan menjadi kondisi yang rawan menjatuhkan warga kelas menengah ke jurang kemiskinan. Pada Tahun 2019, persentase kelas menengah mencapai 21,45 % dari total penduduk, sedangkan pada tahun 2019, persentase kelas semakin turun menjadi 17,13% dari total penduduk, dengan selisih penurunan sebanyak 4,43%.Dalam 5 tahun terakhir penurunan persentase sebesar 16,5%.
Badan Pusat Statistik (BPS) dari hasil survai Angkatan kerja nasional (Sakernas), terdapat sebanyak 939.038 pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) di 14 sektor usaha berdasarkan klasifikasi KBLI. 

Disampakan pada Silaturahmi Nasional Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di Serpong, Rabu (6/8/2025). Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama, Adib Abdushomad yang membacakan Deklarasi tersebut, bersama enam perwakilan majelis agama, yaitu: KH Marsudi Syuhud (Majelis Ulama Indonesia), Pdt Johan Kristantara (Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia), Ketut Budiawan (Parisada Hindu Dharma Indonesia), Philip Kuntjoro Widjaja (PERMABUDHI), Mgr Antonius Subianto Bunjamin (Konferensi Waligereja Indonesia),dan Xs Budi Santoso Tanuwibowo (MATAKIN).

Dalam deklarasi tersebut ditekankan pentinya kepekaan social terhadap isu-isu kemanusiaan seperti konflik, ketidak adilan kemiskinan dan kerusakan lingkungan tiantara umat beragama.

Dimana, dialog dan silaturahmi antarumat beragama terus didorong untuk memperkuat jalan bersama menuju kehidupan yang damai dan bermartabat.

Akar Masalah Sistem Sekuler Kapitalisme

Tampaklah bajwa sejatinya Indonesia sudah merdeka selama 80 tahun dari penjajahan fisik, tapi sejatinya Indonesia masih terjajah secara hakiki. Kemerdekaan yang seharusnya tampak pada kesejahteraan rakyat, yaitu terpenuhinya kebutuhan dasar setiap rakyat.

Ketika rakyat kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari,esensinya Indonesia belum merdeka secara hakiki. Kemerdekaan juga nampak ketika umat Islam mampu berpikir sesuai dengan Islam.

Hal ini terjadi tidak lain karena pemikiran ala sekuler kapitalisme telah mencengkeram akal umat Islam. Paham yang menjauhkan Islam dari kehidupan membuat umat, berpikir wajar mereka bisa mendapatkan hal yang diinginkan karena mereka punya uang, jabatan, dan kekuasaan.

Persoalan yang lain juga terjadi pada pembajakan generasi untuk memperkokoh kaptaliasme. Penamanan doktrin pemikiran yang merusak generasi penerus seperti deradikalisasi, serta islam moderat, dialog antar umat beragama.Hal ini yang menjadikan umat jauh dari pemikiran Islam. Pemikiran tersebut telah menjajahan umat hari ini, sehingga tak bisa berpikir shahih.

Kondisi tersebut terjadi merupakan akibat dari penerapan sistem sekuler kapitalisme yang tidak berpihak pada kesejahteraan rakyat, tetapi hanya melayani kepentingan kapitalis. Akibatnya, membuat kapitalis makin kaya, sedangkan rakyat semakin miskin.

Seandainya umat mau mengambil Islam sebagai ideologinya, maka umat akan melihat bahwa pada kenyataannya pemikiran merekalah yang telah dijajah oleh Barat. Islam mempunyai cara dan aturan sendiri untuk mengatur semua kehidupan yang bersumber dari Al Quran dan Sunah. Dalam Islam sudah jelas semua dituntut untuk mematuhi aturan tanpa memandang siapa dia baik kaya atau miskin semua sama.Harus ada negara yang menerapkan ideologi Islam ini dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Islam Kaffah Solusinya

Penerapan sistem Islam secara kafah adalah kebutuhan dan solusi hakiki atas kondisi ini.Sistem Islam mampu menyejahterakan rakyat dengan pengelolaan kepemilikan umum dan mengalokasikan hasilnya untuk kesejahteraan rakyat.

Negara dapat menjamin kesejahteraan rakyat dengan memenuhi kebutuhan pokok rakyat (sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan, keamanan). Negara melakukan industrialisasi sehingga membuka lapangan pekerjaan.

Bagi Masyarakat fakir dan miskin, negara memberikan santunan dari baitulmal. Sistem Islam kafah juga akan menjaga pemikiran umat islam tetap selaras dengan aturan syariat, dan hidup dalam ketaatan kepada Allah SWT.

Dalam meraih kemerdekaan hakiki, kita butuh aktivitas perubahan hakiki. Saat ini sudah ada geliat perubahan di tengah masyarakat, seperti fenomena One Piece.

Namun, hal tersebut belum menyentuh akar permasalahan yg kompleks, yaitu keberadaan sistem kapitalisme. Dalam hai ini, kita perlu melakukan perubahan hakiki dalam sebuah jamaah dakwah Islam ideologis yang mampu melakukan perubahan hakiki menuju Daulah Islam.  Wallahu bishawab.[]

Oleh: Fitri Susilowati
(Aktivis Muslimah)

Opini

×
Berita Terbaru Update