Tintasiyasi.id.com -- Dunia anak dan remaja tak henti-hentinya selalu ada persoalan di dalamnya. Kekerasan, perundungan, judi online, terjerat narkoba, bahkan sampai pembunuhan terjadi pada remaja serta anak. Entah mereka yang menjadi pelakunya atau korban.
Semua itu terus saja terlihat bak bola salju yang terus bergerak (menggelinding) kian lama akan makin besar dan berbahaya.
Sebagaimana yang terjadi di Pondok Gede Kota Bekasi. Kasus perundungan terus saja terjadi, sebut saja anak berusia sepuluh tahun menjadi korbannya.
Pemicunya adalah korban tidak mau memberikan uang yang diminta oleh pelaku pemalakan. Sampai akhirnya pelaku melakukan penusukan di bagian paha korban dan ternyata sampai terjadi pergeseran tulang (Tempo.co, 12/06/2025).
Fakta di atas menjadi salah satu cerita yang membuat korban menjadi trauma tentunya. Dan kasus tersebut tidak terjadi pada saat sekarang saja, jauh sebelumnya banyak pula yang serupa.
Namun belum berakhir bahkan bisa jadi di masyarakat banyak kasus seperti di atas. Selain perundungan, ada kasus pembunuhan yang dilakukan oleh anak terhadap orang tua kandungnya.
Astagfirullah, benar-benar tega dan sadis betul sikap si anak terhadap orang tuanya. Padahal pelaku sendiri dibesarkan oleh korban. Ternyata kasih sayang yang selama ini diberikan tak lantas membuat si anak sayang dan cinta terhadap orang tuanya.
Dikutip dari kompas.id (26/06/2025) remaja putri inisial KS (17) telah membunuh ayah kandungnya S (55) di Ruko Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur.
Contoh kasus di atas hanya sebagian kecil persoalan yang terjadi di dunia anak dan remaja. Tentunya ketika kita terjun langsung ke masyarakat, maka akan banyak fakta yang bisa kita dapatkan. Belum lagi kasus kriminal lainnya seperti kekerasan seksual, narkoba, tawuran dan masih banyak lainnya.
Ini adalah rapor merah bagi dunia pendidikan saat ini. Patut diduga kuat bahwa semua yang terjadi ini tentunya berhubungan dengan sistem yang ditetapkan saat ini.
Ketika sistem yang ditetapkan baik, maka tentu akan menghasilkan sesuatu yang baik. Sistem saat ini sangat jelas bisa kita lihat bahwa agama benar-benar dipisahkan dengan kehidupan.
Artinya agama tak lagi menjadi tumpuan manusia untuk melakukan berbagai aktivitas di dunia ini. Inilah yang dinamakan dengan sekuler. Dampak yang kita rasakan begitu luar biasa. Manusia akhirnya semaunya sendiri ketika melakukan kegiatan.
Wajar jika akhirnya kita dapati pada anak dan remaja menjadi imbas oleh sistem saat ini. Mereka tak lagi bisa berpikir jernih, mana aktivitas yang harus dilakukan dan ditinggalkan. Semua tampak sama dan boleh-boleh saja dilakukan.
Bahkan sampai membunuh pun akhirnya dilakukan demi mewujudkan keinginannya. Nah, inilah rusaknya jika sistem yang ditetapkan berasal dari pemikiran manusia. Padahal kita tahu bahwa manusia itu terbatas, lemah dan serba kurang. Bisa jadi menurut si A itu benar, maka belum tentu bagi si B dan C juga benar.
Karena manusia mempunyai pola pikir masing-masing sesuai dengan pemahaman yang ia dapatkan. Jika tidak disatukan dengan aturan yang sama dan kuat maka tentu akan berbeda arahnya.
Tak lain, aturan tersebut haruslah berasal dari sesuatu yang serba tahu tentang hakikat manusia, yaitu Sang Pencipta. Sehingga, harusnya aturan yang ada bersumber dari Pencipta yang serba tahu akan segala sesuatunya.
Seharusnya manusia mengambil aturan yang bersumber dari Pencipta tadi. Tentunya agar semua dapat dilaksanakan dan menghasilkan sesuatu yang pasti baik. Islam, itulah sistem yang seharusnya ditetapkan dalam kehidupan manusia.
Karena Islam mempunyai aturan yang lengkap lagi sempurna untuk mengatur hidup manusia. Bahkan ketika Islam diterapkan yang terjadi adalah keteraturan dan kedamaian. Termasuk mencetak generasi tangguh lagi unggul dalam berbagai bidang.
Karena dalam pendidikan, Islam menerapkan akidah sebagai fondasi utama peserta didik. Ditambah suppor sistem dari keluarga, masyarakat, serta negara yang akhirnya membentuk pola baik. Keluarga pun menanamkan akidah sebagai dasar bagi si anak. Itulah yang kemudian menjadi dasar atas segalanya.
Dasar ketika ia mau melakukan sesuatu dalam kehidupan. Benar dan salah tentunya berdasar pada akidah tadi, termasuk halal haram menjadi sesuatu yang harus dipegang. Support masyarakat akan mengingatkan atau budaya amar makruf nahi munkar. Ketika ada yang salah atau melenceng, maka segera diingatkan.
Ini adalah bentuk tanda sayang dan cinta sesama muslim. Dan negara di sini menjadi tonggak dalam menyiapkan pendidikan. Mulai dari kurikulum, fasilitas, pengajar, dan semua hal yang berkaitan dengan pendidikan.
Negara berkewajiban untuk memberikan pelayanan terbaik agar setiap siswa mampu mendapatkan apa yang menjadi haknya. Tak ada beda fasilitas di kota maupun desa. Semua sama dan mudah diakses oleh peserta didik.
Sebagaimana para ilmuwan yang berhasil dicetak, mereka paham ilmu agama dan sains. Tidak memisahkan mana yang harus dipelajari terlebih dahulu. Semua dipelajari dan tentunya Islam harus benar-benar melekat pada pikiran mereka.
Termasuk hafal Al Qur'an sebagai pedoman hidup manusia ketika di dunia ini. Sehingga mereka belajar karena dorongan keimanan dan ingin menghasilkan sesuatu untuk kemaslahatan umat. Begitu mulianya niat seperti itu dan pasti Allah akan meridhainya.
Jika Allah tidak maka segala sesuatunya tentu akan mudah dan gampang dicapai. MasyaAllah rindunya dengan sistem Islam. Semoga Islam dapat ditetapkan di dunia ini agar seluruh perasaan kehidupan dapat diatasi sampai akarnya. Wallahu'alam bishshowwab.[]
Oleh: Mulyaningsih
(Pemerhati Masalah Anak & Keluarga)