Tintasiyasi.id.com -- Bulan muharram merupakan bulan yang penuh makna, karena merupakan momen penanggalan hijriah dan juga momen penting hijrahnya rasulullah saw.
Hanya saja di tahun baru ini kondisi umat muslim masih banyak persoalan, termasuk permasalahan palestina, genosida terhadap rakyat palestina masih terjadi, sementara penguasa - penguasa muslim masih berdiam diri, bahkan berkhianat, ditengah kekuatan yang mereka miliki, mulai dari kekuatan senjata, tentara bahkan sumber daya.
Banyak aksi soladaritas yang dilakukan umat diseluruh dunia, mulai dari mengirimkan bantuan, do’a, sampai aksi longmarch ke perbatasan pintu rafah, namun sayang hal itu belum cukup untuk menyelesaikan masalah palestina.
Solusi Hakiki Masalah Palestina Adalah Mengusir para Penjajah (Zionis Israel)
Karena tanah tersebut adalah milik kaum muslimin. Pengusiran tersebut membutuhkan kekuatan kaum muslimin. Mulai dari tentara dan juga kesatuan kaum muslimin dalam sebuah institusi negara.
Khilafah Islamiyah Pernah Menjadi Perisai bagi Palestina
Sejarah mencatat bagaimana Sultan Abdul Hamid II menolak Theodore Herzl pemimpin zionis yang meminta wilayah Palestina untuk membangun tanah air dengan sejumlah uang. Sultan Abdul Hamid menolak dengan perkataan “Aku tidak bisa menjual satu inci pun tanah, karena tanah itu bukan milikku, tapi milik rakyatku (baca ; Kaum Muslimin).”
Khilafah Islam ini adalah sebuah negara dengan kekuatan dan pengaruh yang besar di dunia, negara yang menerapkan syariat Islam secara sempurna dan menjadikan dakwah dan jihad strategi untuk menyebarkan Islam.
Negara inilah yang didirikan Rasulullah Saw setelah hijrahnya beliau. Setelah dakwah yang panjang di Mekkah. Walaupun mendapatkan penentangan besar dari para pembesar Qurais.
Ketika penentangan semakin memuncak Rasulullah Saw mencari pertolongan dan perlindungan kepada para para pembesar yang memiliki kekuasaan seraya mengajak mereka masuk kedalam Islam, tetapi ketika Rasulullah Saw ke Thaif meminta kepada Bani Tsaqif, Rasul ditolak bahkan diusir dan dilempari batu.
Hal itu tidak menyurutkan dakwah Rasulullah, ketika musim haji tiba Rasulullah mendatangi kabilah – kabilah yang datang, satu persatu menemui mereka, hingga bertemu suku Aus dan khajraj dari madinah, mereka menerima Islam dan kemudian mendakwahkan islam ke Madinah.
Gelombang sampainya Islam semakin besar di madinah, mulai dari bai’at aqabah yang pertama kepada rasulullah, pengiriman Mush’ab bin Umair ke Madinah hingga setahun perjalanan dakwah Mush’ab di Madinah, ia kembali ke Makkah bersama 75 orang warga madinah untuk melakukan bai’at aqabah yang kedua.
Mereka menyampaikan ketaatan mereka kepada Rasulullah dan siap untuk dipimpin oleh Rasulullah.
Setelah Bai’at aqabah kedua itulah perintah Allah untuk berhijrah ke madinah, sebuah negeri yang sudah dipersiapkan oleh Allah SWT, beserta masyarakat Madinah yang merindukan rasululah untuk memimipin mereka.
Hijrah Rasulullah adalah pembeda antara hak dan batil, antara keburukan dan kebaikan, antara kegelapan dan cahaya. Karena momen hijrah adalah momen berpindahnya kaum muslimin dari Darul Kufur ( masa kejahiliyahan) ke darul Islam untuk menerapkan aturan Islam secara sempurna.
Masyarakat hidup Sejahtera dengan aturan Allah, Islam menyebar ke seluruh dunia serta menjadi rahmat akan sekalian alam.
Inilah kebutuhan kaum muslimin saat ini karena khilafahlah yang akan menjaga Palestina sebagaimana masa lalu. Penting bagi umat faham untuk kembali kepada penerapan aturan Islam secara kaffah dalam bingkai khilafah. Upaya penyadaran ini membutuhkan perjuangan, yang tidak hanya dilakukan individu saja, tetapi bersama dalam jamaah dakwah.[]
Oleh: Nur Ubaini Hasibuan, S.Pd
(Aktivis Muslimah)