Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Kupeluk Iman

Jumat, 11 Juli 2025 | 08:21 WIB Last Updated 2025-07-11T01:22:03Z
TintaSiyasi.id -- Iman sering kali disalahartikan sebagai sekadar “percaya”. Namun, sebenarnya percaya saja belum cukup untuk menghasilkan keyakinan 100% yang menjadi esensi dari keimanan. Keimanan sejati adalah pembenaran yang bersifat pasti. Pembenaran itu kokoh, tak tergoyahkan, mampu menuntun setiap langkah kita dalam mengarungi samudra kehidupan.

Syahadat: Persaksian Berbasis Pembuktian Rasional

Syahadat bukan hanya ucapan lisan, melainkan sebuah persaksian. Layaknya seorang saksi di pengadilan, persaksian seperti ini membutuhkan pembuktian. Lantas, bagaimana kita membuktikan sesuatu yang tak dapat diindra? Jawabannya adalah melalui pemikiran rasional.

Oleh karena itu, salah satu dalil fundamental dalam keimanan kita adalah pemikiran rasional. Dengan akal dan nalar, kita dapat menggali bukti-bukti atas eksistensi dan kebesaran Tuhan. Selanjutnya, kita akan mampu memahami hikmah di balik ajaran-Nya, dan pada akhirnya mencapai keyakinan yang mendalam.

Islam: Menganut atau Memeluk?

Penting untuk membedakan antara “menganut agama Islam” dan “memeluk ajaran Islam”. Menganut agama Islam sering kali diartikan sebagai penerimaan Islam secara formal, bahkan mungkin hanya sebatas status di kartu identitas atau sekadar pengakuan sosial.

Sementara itu, memeluk ajaran Islam memiliki makna yang jauh lebih mendalam. Ini berarti menjadikan Islam sebagai panduan hidup, menjiwai setiap ajarannya, serta menjadikan Islam sebagai peta jalan untuk setiap keputusan dan tindakan.

Konsekuensi Syahadat adalah Taqwa

Konsekuensi utama dari syahadat adalah ketaatan. Artinya, kita berkomitmen untuk menjalankan apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi apa yang dilarang-Nya. Ini adalah wujud nyata dari keyakinan yang telah tertanam dan bermanifestasi dalam amal perbuatan.

Puncak dari ketaatan ini adalah ketakwaan, yaitu mengerjakan semua perintah Allah Swt. seraya menjauhi semua larangan-Nya. Dimensi ketakwaan ini menyeluruh dalam seluruh aspek kehidupan, dan dilakukan dengan sepenuh hati dan segenap kesadaran.

Iman Rasional: Ketaatan Total

Hanya dengan menjadikan iman berasal dari pembuktian rasional—bukan sekadar taklid buta—maka kita akan mampu menghasilkan ketaatan secara total. Iman seperti inilah yang akan mampu menghasilkan pelaksanaan syariat Islam secara keseluruhan.

Iman yang kokoh secara rasional ini akan membuahkan kepatuhan secara penuh, menjadikan Islam bukan hanya formalitas, tetapi sebuah jalan hidup yang membawa ketenangan dan keberkahan. Karena pelaksanaan ketaatan adalah keridaan Allah Swt.

Jika Anda mencari kepuasan akal, ketenteraman hati, dan kesesuaian dengan fitrah penciptaan, maka mulailah dari sini. Jadikan keimanan Anda berakar pada pembuktian rasional. Hanya dengan demikian, keimanan akan tumbuh menjadi ketaatan total.

Siap memiliki pembenaran rasional?
Wallahu a‘lam bish-shawab.


Oleh: Trisyuono D.
(Aktivis Muslim)

Opini

×
Berita Terbaru Update