Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Kezaliman Kapitalis Sekuler Menyebabkan Ketimpangan Pendidikan

Jumat, 11 Juli 2025 | 03:40 WIB Last Updated 2025-07-10T20:42:38Z

Tintasiyasi.ID -- Di hadapan puluhan peserta, Mubaligah Kota Depok Ustazah Nurjanah Zein menyatakan bahwa kezaliman dari diterapkannya sistem kapitalis sekuler menyebabkan berbagai persoalan dari ketimpangan pendidikan yang terjadi saat ini.

 

“Kezaliman penerapan sistem kapitalis sekuler yang menyebabkan semakin jauh ketimpangan pendidikan antara yang di kota dan di desa, atau antara sekolah tempat orang yang kaya raya dengan tempat sekolah orang miskin,” lugasnya.

 

“Padahal dalam UUD dijelaskan hak setiap warga negara mendapatkan pendidikan,” tandasnya dalam Forum Muslimah Komunitas Keluarga Sakinah, Semua Rakyat Berhak Mendapat Pendidikan, Ahad (22/06/2025) di Depok.

 

Menurutnya, dalam kapitalis sekuler, pendidikan dijadikan sebagai produk yang dikomersilkan. “Pendidikan sebagai komoditas, karena orang butuh maka dijual dan berapa pun akan dibeli. Tak ayal para orang tua sampai jungkir balik karena dirasa wajib pendidikan ini, dan perlu untuk anak-anak,” ulasnya.

 

“Dalam kapitalis, negara tidak menyediakan pendidikan sebagaimana yang tertuang dalam UUD. Pendidikan justru diserahkan kepada pihak swasta, tak heran sekolah-sekolah negeri kalaupun ada jumlahnya sedikit, swasta akhirnya yang menyelenggarakan,” ujarnya.

 

Sedangkan sekolah-sekolah swasta, imbuhnya, tergantung bagaimana pemiliknya. “Sekolah swasta yang dibangun dengan berbagai fasilitasnya maka yang masuk ke dalamnya harus bayar dengan harga yang ditetapkan sekolah,” sebutnya.

 

Lanjutnya, negara pun membiarkan ketika rakyat tidak kebagian sekolah di negeri dipersilakan untuk memilih sekolah di swasta. “Tak heran ada swasta yang paling rendah dan yang paling tinggi. Itu karena negara tidak menyediakan pendidikan yang berkualitas, akhirnya rakyat mencari sekolah mana yang berkualitas, kemudian dipilihlah sekolah swasta,” tuturnya.

 

“Dalam kapitalis, negara hanya sebagai fasilitator, hanya memfasilitasi saja. Menyediakan undang-undangnya, penyedia pendidikan, penyelenggara saja, siapa yang ngajarnya dan lain sebagainya diserahkan kepada swasta,” lanjutnya lagi.

 

“Inilah tadi yang menyebabkan banyak yang tidak lulus, putus sekolah, hingga memilih untuk bekerja padahal waktunya belajar. Bahkan ada yang sama sekali tidak mencicipi sekolah. Begitulah akibat kezaliman kapitalis sekuler,” pungkasnya.[] Sari Liswantini

Opini

×
Berita Terbaru Update