Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Dunia Butuh Sistem Alternatif yang Bebas dari Manipulasi Korporat dan Elit Politik

Senin, 21 Juli 2025 | 15:06 WIB Last Updated 2025-07-21T08:06:18Z

TintaSiyasi.id --  Menanggapi sejumlah generasi Z di Eropa yang tingkat kepercayaan terhadap sistem demokrasi turun, Analis Ekonomi dari Pusat Kajian dan Analisa Data (PKAD) Ismail Izzuddin, mengatakan dunia butuh sistem alternatif yang lebih adil, tegas, bebas dari manipulasi korporat dan elit politik.

"Dunia butuh sistem alternatif yang lebih adil, tegas, bebas dari manipulasi korporat dan elit politik. Dunia butuh solusi yang sistemis dan menyeluruh," ungkapnya di akun TikTok Ismail.pkad, Sabtu 19 Juli 2025.

Ia mengatakan, sebanyak 57 persen generasi Z di Eropa yang masih percaya bahwa demokrasi lebih baik dari sistem yang lain. Kemudian di Polandia dukungan terhadap sistem demokrasi turun 48 persen, dan di Italia 24 persen anak muda justru mendukung otoritarianisme dalam situasi tertentu. 

"Ini bukan sekadar tren sementara. Ini adalah gejala bahwa kepercayaan terhadap demokrasi sedang runtuh," ujarnya. 

Ia menyarankan buat generasi Z bahwa demokrasi bukan lagi simbol kebebasan atau keadilan tetapi sistem yang makin terasa jauh, rumit, dan mudah dimanipulasi.

Ia mengutip, Buku How Democraries Die dan How Democracy Ends menyebutnya sebagai keruntuhan dari dalam bukan karena perang atau kudeta tetapi karena korupsi, kepentingan oligarki dan kekuasaan yang diputar oleh segelintir elite.

"Generasi Z tumbuh di era penuh krisis dari resesi, pandemi, hingga konflik geopolitik. Wajar kalau mereka mulai nanya apakah sistem ini benar-benar berpihak pada rakyat atau cuma jadi alat mereka yang sudah punya semuanya? Pertanyaan itu penting banget karena kalau demokrasi gagal menjawab keresahan generasi muda tentang lapangan kerja, biaya hidup, krisis iklim, dan kesenjangan sosial maka sah-sah saja kalau orang mencari sistem baru," paparnya. 

Generasi Z bukan apatis, mereka justru lebih kritis dan lebih sadar struktur, mereka menginginkan sistem yang tegas, transparan, dan enggak tunduk pada modal. Mereka kecewa pada realitas demokrasi yang dijalankan tanpa akuntabilitas tetapi pakai nama rakyat sebagai tameng.

"Jadi sekarang pertanyaannya bukan lagi apakah demokrasi masih relevan tetapi berani enggak kita jujur mengevaluasinya, karena generasi yang tumbuh dalam krisis enggak bisa disuruh percaya pada janji kosong lagi, kita butuh sistem yang mengimbangi zaman yang menjawab keresahan bukan sekadar mempertahankan status quo," pungkasnya.[] Alfia Purwanti

Opini

×
Berita Terbaru Update