(QS As-Sajdah: 5)
Ketika Langit dan Bumi Tunduk dalam Tadbir-Nya
Al-Qur’an bukan sekadar kitab suci untuk dibaca, tetapi ia adalah kitab kehidupan — penuntun jiwa yang sering dilanda gelisah, penawar hati yang lelah menghadapi ujian dunia.
Dalam QS As-Sajdah ayat 5, Allah menegaskan:
Yudabbirul amra minassamā’i ilal-ard — Dialah yang mengatur seluruh urusan, dari langit hingga ke bumi.
Setiap hela napas, setiap rezeki, setiap air mata, dan setiap senyum — semuanya berada dalam aturan dan kehendak Allah. Tidak ada yang luput dari pengawasan dan penataan-Nya, bahkan daun yang gugur di hutan sunyi pun tak luput dari ilmu-Nya (QS Al-An’am: 59).
Maka, apa alasan kita untuk gelisah, jika semua yang terjadi adalah bagian dari skenario Allah Yang Maha Mengetahui?
Hati yang Gelisah: Karena Tak Menyadari Siapa yang Mengatur
Banyak dari kita risau:
"Bagaimana masa depanku nanti?"
"Mengapa rezekiku seret?"
"Mengapa doa belum dikabulkan?"
"Mengapa hidupku penuh ujian?"
Namun, ketahuilah bahwa kekhawatiran itu lahir dari ketidaktahuan dan kelupaan. Kita lupa bahwa urusan bukan berada di tangan manusia atau nasib buta. Kita sering berpikir seolah hidup ini bergantung pada usaha dan logika semata, padahal ada tangan tak terlihat yang mengatur segalanya — tangan Rahman dan Rahim yang tak pernah keliru dalam memutuskan.
Waktu Allah, Bukan Waktu Kita
Perhatikan bagian akhir ayat:
"...kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (sama) dengan seribu tahun menurut perhitunganmu."
Waktu bagi Allah tidak sama dengan waktu manusia. Sering kita merasa bahwa doa kita tak dikabulkan, padahal sebenarnya Allah sedang mengatur saat terbaik untuk mengabulkannya. Kita ingin semuanya instan. Padahal Allah sedang mengajari kita sabar, yakin, dan taat dalam penantian.
Imam Ibnu Qayyim berkata:
"Jika Allah menunda jawaban doamu, maka itu karena Dia hendak memberimu yang lebih baik dari apa yang engkau minta."
Mengembalikan Hati kepada Tadbir Ilahi
Agar hati tidak terus dirundung risau dan gundah, ada beberapa hal yang perlu kita sadari:
1. Tauhid dalam Tadbir
Yakini bahwa hanya Allah yang menentukan, mengatur, dan menggerakkan segalanya. Tidak ada satu pun makhluk yang mampu memberi manfaat atau mudarat tanpa izin-Nya.
2. Tawakal yang Aktif
Tawakal bukan menyerah tanpa usaha, tetapi berusaha sepenuh hati, lalu menyerahkan hasilnya kepada Allah dengan tenang. Karena yang menjadikan usaha itu berhasil atau gagal adalah Allah.
3. Sabar dalam Menunggu
Ketika Allah belum memberi, bukan berarti Dia menolak. Tapi bisa jadi Dia sedang mengatur waktu yang paling tepat, atau sedang mengalihkan kita dari bahaya yang tak kita lihat.
4. Husnuzhan (Berbaik Sangka)
Allah tidak pernah salah dalam merancang hidupmu. Maka baik sangkalah kepada-Nya. Bahkan ujian pun adalah tanda cinta-Nya, sebagaimana dokter yang memberi obat pahit untuk menyembuhkan.
Penutup: Jalan Menuju Ketenangan
Wahai jiwa yang gelisah, tenangkan hatimu…
Allah tidak pernah lalai.
Ia tidak pernah lupa.
Ia tidak pernah tidur.
Setiap urusanmu, bahkan yang kau anggap remeh, berada dalam pengaturan-Nya yang sempurna.
Jika kamu percaya kepada Allah yang mengatur langit dan bumi, maka serahkanlah hidupmu kepada-Nya. Jangan biarkan kegelisahan mencuri ketenangan yang Allah tawarkan.
"Barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (kebutuhannya)."
(QS Ath-Thalaq: 3)
Renungan Harian:
"Jika engkau menyerahkan urusan kepada Allah, maka engkau telah menyerahkannya kepada tangan terbaik yang pernah ada."
— Imam Hasan Al-Bashri
Oleh. Dr. Nasrul Syarif, M.Si. (Penulis Buku Gizi Spiritual dan Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo)