Ayat yang Menyentuh Jiwa
Allah Ta‘ala berfirman dalam QS. Yusuf: 22:
وَلَمَّا بَلَغَ أَشُدَّهُ آتَيْنَاهُ حُكْمًا وَعِلْمًا ۚ وَكَذَٰلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ
“Dan ketika dia (Yusuf) telah dewasa, Kami berikan kepadanya hikmah dan ilmu. Dan demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.”
Ayat ini menjadi pengingat suci bahwa setiap anugerah besar dari Allah tidak datang secara mendadak, melainkan melalui proses kematangan, kesabaran, dan ujian waktu.
Proses Menuju Kedewasaan: Yusuf Sang Teladan
Nabi Yusuf ‘alaihissalam bukan hanya simbol ketampanan, tetapi juga lambang kesabaran dalam proses hidup. Dibuang ke sumur, dijual sebagai budak, digoda oleh wanita bangsawan, dipenjara karena fitnah — semua itu membentuk kedewasaan jiwanya.
Dan baru setelah mencapai usia dewasa, barulah Allah karuniakan kepadanya hikmah (kebijaksanaan) dan ‘ilm (ilmu yang dalam).
Pelajaran besarnya:
Allah tidak mengangkat Yusuf menjadi pemimpin Mesir sebelum ia “matang”.
Karena jabatan besar tanpa jiwa yang matang hanyalah bencana. Seperti buah yang dipetik sebelum waktunya — belum manis, belum kuat, dan cepat membusuk.
Refleksi untuk Kehidupan Kita
Kita seringkali ingin semuanya serba cepat:
• Cepat sukses
• Cepat terkenal
• Cepat menikah
• Cepat kaya
Namun Allah mengajarkan melalui Yusuf: "Jangan buru-buru. Ada masanya.”
Jika kita memaksakan sesuatu sebelum waktunya, kita mungkin justru sedang menggali lubang kejatuhan kita sendiri.
Jodoh yang dipaksakan sebelum kedewasaan, bisa jadi sumber derita.
Karier yang diraih tanpa kesiapan, bisa membuat kita kehilangan arah.
Popularitas tanpa fondasi ruhani, mudah menjatuhkan dalam kesombongan.
Waktu Allah Tidak Pernah Salah
“Allah tidak pernah terlambat. Tapi manusia yang sering terburu-buru.”
QS. Al-Baqarah ayat 216 mengingatkan:
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal itu baik bagimu. Dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”
Banyak orang ingin segera mendapatkan apa yang mereka mau, tanpa menyadari bahwa belum tentu mereka siap untuk itu.
Allah, dengan cinta dan ilmu-Nya yang Maha Luas, menunda bukan karena tidak sayang, tapi karena:
• Dia ingin kita lebih kuat
• Dia ingin kita lebih sabar
• Dia ingin kita siap memikul amanah yang akan Dia titipkan
Hidup Adalah Tentang Kesabaran Menanti Waktu yang Tepat
Seperti petani yang menanam benih — dia tidak bisa memaksakan panen keesokan harinya. Dia menyiram, merawat, membersihkan hama, dan bersabar — karena dia yakin buah yang matang di waktunya akan manis rasanya dan panjang umurnya.
Begitu pula iman.
Begitu pula cinta.
Begitu pula cita-cita besar.
Allah Sedang Mendidik Kita
Proses menunggu bukan bentuk hukuman. Itu adalah metode pendidikan Allah. Seperti Yusuf yang diproses dari sumur hingga tahta — Allah juga sedang membentukmu hari ini.
Mungkin kamu sedang di fase sumur — merasa ditinggalkan dan tidak dilihat siapa pun.
Atau di fase penjara — fitnah, luka, dan keterasingan.
Tapi jangan khawatir. Fase istana akan datang. Saat kamu telah “baligha asyuddahu” — matang jiwamu, teguh langkahmu, lurus niatmu.
Penutup: Ketika Saatnya Tiba
“Yang sabar menanam, akan memanen. Yang sabar menunggu, akan diberi pada waktu yang paling indah.”
Allah tidak akan menyia-nyiakan jerih payah orang yang sabar. QS. Yusuf:22 adalah janji dan bukti bahwa:
• Ketika Yusuf dewasa, datanglah hikmah.
• Ketika Musa siap, datanglah wahyu.
• Ketika Muhammad ﷺ matang jiwanya, datanglah kenabian.
Jadi…
Teruslah berproses. Jangan memetik sebelum matang. Jangan
meminta sebelum siap. Karena yang datang terlalu awal, bisa pergi terlalu cepat.
Doa Penutup:
"Ya Allah, ajarkan kami untuk sabar dalam menanti takdir-Mu, ridha dalam menjalani proses-Mu, dan kuat menerima karunia-Mu saat kami telah matang untuk menerimanya."
Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin.
Oleh. Dr. Nasrul Syarif, M.Si. (Penulis Buku Gizi Spiritual dan Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo)