"Wukuf di Arafah memang menggambarkan suatu
persaudaraan Islamiah. Satu persaudaraan yang tidak dibatasi oleh semua yang
bersifat superfisial, entah itu pangkat, derajat, kedudukan, jabatan, kekayaan,
ras, suku bangsa, bahasa," ucapnya di saluran YouTube One Ummah TV;
Memahami Substansi Puncak Ibadah Haji.
“Pangkat, derajat, kedudukan, jabatan, kekayaan, ras,
suku bangsa, dan bahasa semuanya superfisial. Itu sesungguhnya bagian dari qada
Allah Swt., kecuali oleh takwa,” imbuhnya, Kamis (05/06/2025).
UIY menjelaskan, persaudaraan islamiah semestinya
menjadi suatu hal yang harus tertanam pada diri seorang Muslim. "Kalau ada
hal yang mesti menjadi pusat perhatian ke mana seluruh energi itu kita
kerahkan, waktu tenaga pikiran, pangkat kekayaan, dan segala macam itu tak lain
mestinya untuk takwa itu," ungkapnya.
UIY menjelaskan pentingnya umat Muslim menyadari apa
yang paling penting dari semuanya, yakni ketakwaan. “Namun kini orang mulai
terbalik, demi memperoleh kekayaan dan jabatan, mereka mengorbankan ketakwaan,”
ucapnya.
"Inilah yang terjadi. Makanya korupsi jalan
terus, kemudian orang dengan rela mengorbankan dan menyisihkan akidah dia,
keimanan dia kepada Allah, komitmen keislaman dia demi meraih jabatan,"
jelasnya.
"Ini kan sudah pikiran-pikiran rusak yang tidak
tahu lagi apa sebenarnya yang harus dituju dan apa yang harus dipentingkan atas
perkara lainnya. Di situ Nabi menunjukkan kepada kita takwa itu, dan ini harus nancep
betul di dalam pikiran umat Islam, khususnya yang sedang wukuf di Arafah,"
tambahnya.
Lanjutnya, ia menjelaskan, wukuf memang menujukkan
persaudaraan islamiah namun mestinya tidak hanya berhenti ketika wukuf, tetapi
terwujud hingga realita kehidupan selepas wukuf di Arafah atau selepas ibadah
haji.
"Tetapi ini hari tidak terjadi, kenapa? Karena
takwanya hanya berhenti sampai di situ. Karena itulah penting benar-benar menghayati
apa yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim as. dan keluarganya,” tuturnya.
Ia mengatakan, tentang keimanan kepada Allah yang
kokoh, yang sekokoh-kokohnya itu tauhid yang puncak. “Sembahlah Allah dan
bertakwalah kepadanya. Dia menunjukkan bagaimana takwa itu, dia kerjakan
perintah Allah meskipun perintah itu tampak sekilas tidak masuk akal. Karena
itu sebenarnya ibadah haji ibadah luar biasa. Intinya itu mikir,"
terangnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan, dengan berfikir semestinya
mereka yang membela sekularisme dan melakukan korupsi berhenti.
"Mereka yang sedang mempertahankan kebohongan
dengan segala cara itu harusnya berhenti. Tetapi ini enggak, kebohongan ditutup
dengan kebohongan, sekularisme ditutup dengan sekularisme. Terus begitu sampai
kematian menghentikannya dan berujung pada penyesalan," tutupnya.[] Taufan