Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Cendekiawan: Dua Unsur Penting Pemersatu Umat, Kepemimpinan dan Institusi

Selasa, 10 Juni 2025 | 18:57 WIB Last Updated 2025-06-10T11:57:34Z

Tintasiyasi.ID -- Cendekiawan Muslim Ustaz Ismail Yusanto (UIY) berpendapat bahwa persatuan umat Islam harus dijaga dengan dua unsur penting yaitu kepemimpinan dan institusi.

 

'Persatuan harus dijaga, gimana menjaganya? Ada dua unsur penting yaitu kepemimpinan dan institusi yang menyatukan umat Islam," ucapnya di  YouTube One Ummah TV; Memahami Substansi Puncak Ibadah Haji, Kamis (05/06/2025).

 

Ia mencontohkan, layaknya berhadapan dengan seorang dokter yang mengharapkan kesembuhan, maka ditanya terkait obatnya, lantas aktifitas apa saja yang tidak boleh dilakukan agar cepat sembuh. “Begitu taatnya kepada seorang dokter demi kesembuhan,” lugasnya.

 

"Kalau dengan dokter bisa begitu, kenapa dengan Allah yang menciptakan dokter tidak begitu. Kan tinggal tanya institusinya apa, sesuai ajaran Islam di situ ada khilafah, pemimpin namanya khalifah. Mudah sekali, Islam agama yang jelas sekali," terangnya.

 

Menurutnya, ini bukanlah risalah kemarin sore melainkan sudah ada sejak 1400 tahun yang lalu. “Serta sudah dibuktikan dalam sejarah dan terdapat di kitab Al-Qur'an,” tandasnya. 

 

"Tetapi kalau tidak ada ketaatan, ngeyel-nya enggak habis-habis. Sama seperti orang Yahudi disuruh sembelih sapi, tanya lagi kecil apa besar. Dijawab besar, ditanya lagi warnanya apa. Enggak jadi-jadi gitu," bebernya.

 

Alhasil, ia memandang bahwa sosok yang mati dalam keadaan menentang Allah Swt. ialah Firaun. “Di saat ingin bertaubat, namun kondisi tidak memungkinkan karena suami Asiyah itu sudah tenggelam di Laut Merah,” kisahnya mengingatkan.

 

"Ketika dia kelelep dia baru mengatakan (ingin taubat) tetapi terlambat, tidak ada taubat. Allah itu kan sebelum sampai di tenggorokan diterima, kalau enggak ya enggak diterima. Itu contoh puncaknya," ulasnya.

 

Dengan demikian, ia menyayangkan jika masih terdapat orang yang berpikiran maksiat dulu tobat kemudian. “Layaknya mereka mengetahui kapan akan mati,” tegasnya.

 

"Padahal mati bisa setiap saat. Banyak yang enggak sempt tobat tetapi sudah mati, tetapi ada juga yang sempet tobat. Justru pemahaman kematian bisa datang setiap saat mestinya membuat orang bergegas tobat. Bersegera kamu kepada ampunan Allah," pungkasnya dengan menyitat ayat Al-Qur’an surah Ali Imran ayat 133.[] Taufan 

Cendekiawan Muslim Ustaz Ismail Yusanto (UIY) berpendapat bahwa persatuan umat Islam harus dijaga dengan dua unsur penting yaitu kepemimpinan dan institusi.

 

'Persatuan harus dijaga, gimana menjaganya? Ada dua unsur penting yaitu kepemimpinan dan institusi yang menyatukan umat Islam," ucapnya di  YouTube One Ummah TV; Memahami Substansi Puncak Ibadah Haji, Kamis (05/06/2025).

 

Ia mencontohkan, layaknya berhadapan dengan seorang dokter yang mengharapkan kesembuhan, maka ditanya terkait obatnya, lantas aktifitas apa saja yang tidak boleh dilakukan agar cepat sembuh. “Begitu taatnya kepada seorang dokter demi kesembuhan,” lugasnya.

 

"Kalau dengan dokter bisa begitu, kenapa dengan Allah yang menciptakan dokter tidak begitu. Kan tinggal tanya institusinya apa, sesuai ajaran Islam di situ ada khilafah, pemimpin namanya khalifah. Mudah sekali, Islam agama yang jelas sekali," terangnya.

 

Menurutnya, ini bukanlah risalah kemarin sore melainkan sudah ada sejak 1400 tahun yang lalu. “Serta sudah dibuktikan dalam sejarah dan terdapat di kitab Al-Qur'an,” tandasnya. 

 

"Tetapi kalau tidak ada ketaatan, ngeyel-nya enggak habis-habis. Sama seperti orang Yahudi disuruh sembelih sapi, tanya lagi kecil apa besar. Dijawab besar, ditanya lagi warnanya apa. Enggak jadi-jadi gitu," bebernya.

 

Alhasil, ia memandang bahwa sosok yang mati dalam keadaan menentang Allah Swt. ialah Firaun. “Di saat ingin bertaubat, namun kondisi tidak memungkinkan karena suami Asiyah itu sudah tenggelam di Laut Merah,” kisahnya mengingatkan.

 

"Ketika dia kelelep dia baru mengatakan (ingin taubat) tetapi terlambat, tidak ada taubat. Allah itu kan sebelum sampai di tenggorokan diterima, kalau enggak ya enggak diterima. Itu contoh puncaknya," ulasnya.

 

Dengan demikian, ia menyayangkan jika masih terdapat orang yang berpikiran maksiat dulu tobat kemudian. “Layaknya mereka mengetahui kapan akan mati,” tegasnya.

 

"Padahal mati bisa setiap saat. Banyak yang enggak sempt tobat tetapi sudah mati, tetapi ada juga yang sempet tobat. Justru pemahaman kematian bisa datang setiap saat mestinya membuat orang bergegas tobat. Bersegera kamu kepada ampunan Allah," pungkasnya dengan menyitat ayat Al-Qur’an surah Ali Imran ayat 133.[] Taufan

Opini

×
Berita Terbaru Update