'Persatuan harus dijaga, gimana menjaganya? Ada dua
unsur penting yaitu kepemimpinan dan institusi yang menyatukan umat Islam,"
ucapnya di YouTube One Ummah TV; Memahami
Substansi Puncak Ibadah Haji, Kamis (05/06/2025).
Ia mencontohkan, layaknya berhadapan dengan seorang
dokter yang mengharapkan kesembuhan, maka ditanya terkait obatnya, lantas
aktifitas apa saja yang tidak boleh dilakukan agar cepat sembuh. “Begitu
taatnya kepada seorang dokter demi kesembuhan,” lugasnya.
"Kalau dengan dokter bisa begitu, kenapa dengan
Allah yang menciptakan dokter tidak begitu. Kan tinggal tanya institusinya apa,
sesuai ajaran Islam di situ ada khilafah, pemimpin namanya khalifah. Mudah
sekali, Islam agama yang jelas sekali," terangnya.
Menurutnya, ini bukanlah risalah kemarin sore
melainkan sudah ada sejak 1400 tahun yang lalu. “Serta sudah dibuktikan dalam
sejarah dan terdapat di kitab Al-Qur'an,” tandasnya.
"Tetapi kalau tidak ada ketaatan, ngeyel-nya
enggak habis-habis. Sama seperti orang Yahudi disuruh sembelih sapi, tanya lagi
kecil apa besar. Dijawab besar, ditanya lagi warnanya apa. Enggak jadi-jadi
gitu," bebernya.
Alhasil, ia memandang bahwa sosok yang mati dalam
keadaan menentang Allah Swt. ialah Firaun. “Di saat ingin bertaubat, namun
kondisi tidak memungkinkan karena suami Asiyah itu sudah tenggelam di Laut
Merah,” kisahnya mengingatkan.
"Ketika dia kelelep dia baru mengatakan (ingin
taubat) tetapi terlambat, tidak ada taubat. Allah itu kan sebelum sampai di
tenggorokan diterima, kalau enggak ya enggak diterima. Itu contoh
puncaknya," ulasnya.
Dengan demikian, ia menyayangkan jika masih terdapat
orang yang berpikiran maksiat dulu tobat kemudian. “Layaknya mereka mengetahui
kapan akan mati,” tegasnya.
"Padahal mati bisa setiap saat. Banyak yang enggak sempt tobat tetapi sudah mati, tetapi ada juga yang sempet tobat. Justru pemahaman kematian bisa datang setiap saat mestinya membuat orang bergegas tobat. Bersegera kamu kepada ampunan Allah," pungkasnya dengan menyitat ayat Al-Qur’an surah Ali Imran ayat 133.[] Taufan
Cendekiawan Muslim Ustaz Ismail Yusanto (UIY) berpendapat
bahwa persatuan umat Islam harus dijaga dengan dua unsur penting yaitu
kepemimpinan dan institusi.
'Persatuan harus dijaga, gimana menjaganya? Ada dua
unsur penting yaitu kepemimpinan dan institusi yang menyatukan umat Islam,"
ucapnya di YouTube One Ummah TV; Memahami
Substansi Puncak Ibadah Haji, Kamis (05/06/2025).
Ia mencontohkan, layaknya berhadapan dengan seorang
dokter yang mengharapkan kesembuhan, maka ditanya terkait obatnya, lantas
aktifitas apa saja yang tidak boleh dilakukan agar cepat sembuh. “Begitu
taatnya kepada seorang dokter demi kesembuhan,” lugasnya.
"Kalau dengan dokter bisa begitu, kenapa dengan
Allah yang menciptakan dokter tidak begitu. Kan tinggal tanya institusinya apa,
sesuai ajaran Islam di situ ada khilafah, pemimpin namanya khalifah. Mudah
sekali, Islam agama yang jelas sekali," terangnya.
Menurutnya, ini bukanlah risalah kemarin sore
melainkan sudah ada sejak 1400 tahun yang lalu. “Serta sudah dibuktikan dalam
sejarah dan terdapat di kitab Al-Qur'an,” tandasnya.
"Tetapi kalau tidak ada ketaatan, ngeyel-nya
enggak habis-habis. Sama seperti orang Yahudi disuruh sembelih sapi, tanya lagi
kecil apa besar. Dijawab besar, ditanya lagi warnanya apa. Enggak jadi-jadi
gitu," bebernya.
Alhasil, ia memandang bahwa sosok yang mati dalam
keadaan menentang Allah Swt. ialah Firaun. “Di saat ingin bertaubat, namun
kondisi tidak memungkinkan karena suami Asiyah itu sudah tenggelam di Laut
Merah,” kisahnya mengingatkan.
"Ketika dia kelelep dia baru mengatakan (ingin
taubat) tetapi terlambat, tidak ada taubat. Allah itu kan sebelum sampai di
tenggorokan diterima, kalau enggak ya enggak diterima. Itu contoh
puncaknya," ulasnya.
Dengan demikian, ia menyayangkan jika masih terdapat
orang yang berpikiran maksiat dulu tobat kemudian. “Layaknya mereka mengetahui
kapan akan mati,” tegasnya.
"Padahal mati bisa setiap saat. Banyak yang enggak
sempt tobat tetapi sudah mati, tetapi ada juga yang sempet tobat. Justru
pemahaman kematian bisa datang setiap saat mestinya membuat orang bergegas tobat.
Bersegera kamu kepada ampunan Allah," pungkasnya dengan menyitat ayat
Al-Qur’an surah Ali Imran ayat 133.[] Taufan