"Tumbuhkan (pada) setiap Muslim taat menjalankan
perintah Allah Swt.. Karena kalau kita lihat, perhatikan, dan pikirkan
sebagaimana perintah Allah Swt. memang berat, sebagian yang dilarang-Nya (justru)
itu menyenangkan bagi manusia. Itu faktual!" ucapnya di kanal YouTube
One Ummah TV; Memahami Substansi Puncak Ibadah Haji, Kamis (05/06/2025).
Ia mencontohkan masih banyak orang yang merasa berat
ketika menjalankan salat, terlebih salat subuh. “Ketika kondisi pagi-pagi atau
salat Zuhur yang sedang capek-capeknya istirahat jeda bekerja,” ungkapnya.
"Apalagi kalau diperintahkan untuk Tahajud segala
macam, puasa berat, zakat berat, apalagi haji berat semua. Tetapi itu semua
hanya akan dijalankan oleh mereka yang beriman," terangnya.
Lanjutnya, jelas Kiai Labib, jika di dalam keimanan
itu terdapat sebuah keyakinan yakni merasa bahwa Allah swt. pasti benar, tidak
mungkin salah, tidak mungkin menzalimi dirinya sendiri, dan bersikap adil, maka
akan membawa suatu kemudahan.
"Kalau orang meyakini bahwa yang penting dalam
hidupnya itu bukan uang, bukan anak, bukan jabatan, tetapi rida Allah Swt..
Meninggalkan dunia dalam keadaan mendapatkan rida-Nya, itu adalah nomer satu
yang harus didapatkan.
“Ketika keyakinan dan keimanan seperti ini dimiliki,
maka akan membuat orang melakukan perintah Allah Swt., meski perintah-Nya
sangat berat, maka menjadi mudah," jelasnya.
Iman Perkara Gaib
Kiai Labib menekankan, imam yang paling utama ialah
iman kepada perkara gaib, dan takwa itu merupakan bentuk patuh kepada perintah
Allah Swt.. “Adapun orang yang mutakin, yang pertama disebutkan adalah orang
yang mengimani yang gaib,” ujarnya.
"Gaib itu Allah Swt., iman kepada kiamat, iman
kepada surga dan neraka. Keyakinan-keyakinan seperti inilah yang membuat orang
bertakwa, baru setelah itu dua hal yang disebutkan adalah amal dan amal
disebutkan infak. Harta adalah perkara yang berat yang tidak mungkin orang mau
melakukan tanpa ada takwa," pungkasnya.[] Taufan