Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Kiai Labib: Aneh jika Mengaku Beriman tetapi Membatasi Syariat Allah

Kamis, 12 Juni 2025 | 21:37 WIB Last Updated 2025-06-12T14:39:09Z

Tintasiyasi.ID -- Ulama K.H. Rokhmat S. Labib menilai terjadi persoalan aneh terhadap akidah umat Muslim apabila masih memisahkan atau membatasi syariat Islam tertentu.

 

"Tentu itu sikap sangat aneh. Bagaimana ada seorang mukmin itu hanya membatasi diri pada syariat tertentu, berarti terjadi persoalan pada akidahnya,” ucapnya di kanal YouTube One Ummah TV; Memahami Substansi Puncak Ibadah Haji, Kamis (05/06/2025).

 

“Mestinya dia harus berpikir, siapa yang memberikan syariat tentang salat? Allah Swt.. Siapa yang memberikan syariat tentang ekonomi, kenegaraan, pendidikan? Allah Swt.," imbuhnya.

 

Lantas, ia menyayangkan kenapa hukum Allah Swt. harus dipisah-pisahkan dan taat kepada-Nya hanya dalam urusan yang indah atau menyenangkan. "Padahal hukum itu berasal dari Tuhan yang sama, zat yang sama. Berarti lagi-lagi ini soal keimanan," ujarnya.

 

"Kok, bisa kalau dia meyakini Allah Swt. pasti benar, Allah Swt. pasti adil, tidak mungkin salah, tidak mungkin menzalimi manusia. Ketika keyakinan itu terjadi, tidak akan seseorang itu mengambil sebagian dan menolak sebagian yang lain," terangnya.

 

Alhasil, ia memandang selain kurangnya soal keimanan, kemungkinan lain berpangkal terkait minimnya pengetahuan. “Barangkali masih banyak umat Islam yang belum mendapatkan informasi yang lengkap, katakanlah dari kiai, ustaz, atau guru-guru mereka,” tandasnya.

 

"Ketika bicara Islam yang dibicarakan soal ritual, tidak menyangkut aspek-aspek lainnya. Karena itu pengetahuan yang di dapat tentu juga berpengaruh terhadap sikap. Mereka seperti itu tentu juga harus kita ingatkan bahwa Allah Swt. tidak hanya mengatur dalam perkara ibadah, tetapi juga dalam perkara muamalah," ungkapnya.

 

Lanjutnya, jelas Kiai Labib, dalam mualamah itu ada sistem pemerintahan, sistem ekonomi, sistem pergaulan pria wanita, ada uqubat dan segala macam. “Sehingga ketika kita memberikan Al-Qur'an maka tidak ada pilihan lain kecuali umat Islam mengikuti,” lugasnya.

 

"Nah, kepada mereka juga harus kita ingatkan kalau tetap bersikeras bahwa mereka hanya mau menerima sebagian dan menolak sebagian yang lainnya, maka mereka mendapatkan ancaman dari Allah Swt. yang berat. Apa itu? Kalau sampai pada keimanan mereka hanya mengimani sebagian maka bisa sampai kepada kekufuran," tegasnya.

 

Dengan demikian, ia melihat sebenarnya kaum Muslim siap menerima apa pun yang ditaklifkan kepada mereka. “Namun hanya perlu dijelaskan rincian yang diperintahkan Allah Swt. apa aja,” bebernya.

 

"Sebagai contoh misalnya, di dalam Al-Qur'an sangat jelas kan, manusia dan kita semua diperintahkan untuk berhukum dengan hukumnya Allah Swt., maka putuskan dengan apa yang Allah Swt. turunkan dan jangan dipenuhi hawa nafsu mereka," jelasnya.

 

"Hukum yang dibuat manusia dan dikarang oleh manusia itu melalui hawa nafsu mereka. Saya kira umat Islam harus mendapatkan pelajaran bahwa pada saat itu tidak ada pilihan lain selain menerapkan hukum Allah Swt. bukan menggunakan hukum karangan manusia," tutupnya.[] Taufan

Opini

×
Berita Terbaru Update