"Ada tujuh tip agar anak terbuka dengan
orangtua," tuturnya dalam rubrik Family Zone: Agar Anak Mau Terbuka di
kanal YouTube Muslimah Media Hub, Selasa (03/06/2025).
Pertama, ketika bertanya harus dengan
pertanyaan yang khusus dimengerti oleh anak. "Kadang memperlakukan anak
itu seolah-olah harus tahu dengan bahasa kita, mereka langsung memahami apa
yang kita tanyakan,” ucapnya.
“Rasulullah mengajarkan kita supaya ketika berbicara
itu dengan dalil, jelas, dimengerti, dan tidak ambigu," jelasnya.
Kedua, melihat kondisi anak apakah kondisinya
siap menerima pertanyaan. "Ketika kita mau bertanya, sepenting apa pun
konten pertanyaannya, seurgen apa pun, kadang kita saking bersemangatnya tidak
melihat kondisi anak, apakah akan siap untuk
menerima pertanyaan atau justru akan membuat mereka itu lari dari
pertanyaan," ujarnya.
Ketiga, ketika menghadapi anak jangan dinomorduakan.
"Ketika kita butuh kepada anak, ingin bertanya dan mendapatkan jawaban
dari anak, maka jangan kita melakukannya berbarengan dengan aktivitas yang
lain," terangnya.
Keempat, ketika berkomunikasi dengan anak
jadilah pendengar yang baik. "Salah satu kendala dalam berkomunikasi
ketika tidak memiliki skill mendengar. Kita langsung merespons, memberikan
penilaian. Boleh jadi anak kita belum menjelaskan dengan lengkap dan belum
utuh. Kita harus memiliki skill pendengar yang baik," sambungnya.
Kelima, jangan cepat untuk menghakimi atau
memberikan penilaian. "Jangan sekali-kali kita itu cepat untuk menghakimi,
memberikan penilaian. Karena target kita berdialog dengan anak itu bukan
memberikan penilaian, tetapi untuk memahami sebenarnya apa masalah yang sedang
dihadapi oleh anak,” katanya.
“Penilaian adalah proses berikutnya ketika informasi
itu sudah lengkap, baru kita tahu dari A-Z kronologis permasalahan,"
imbuhnya.
Keenam, tidak ada tekanan dan ancaman, dengan
suasana menggembirakan, cair dan santai. "Rasulullah memberikan contoh
kepada kita, bagaimana Rasulullah itu senantiasa membiasakan candaan dengan
panggilan yg menggembirakan. Supaya anak yang dipanggil itu tidak merasa takut
dalam keadaan santai, cair,” tuturnya.
Ia pun menyarankab perlunya panggilan-panggilan yang
menyenangkan, sehingga anak-anak senang dan kemudian menjadi terbuka.
Ketujuh, berdoa minta kepada Allah yang
menguasai hati. “Allah yang membuat hati kita lembut termasuk hati anak anak
kita lembut, sehingga mau terbuka kepada kita. Allah yang membolak-balikan hati,”
ungkapnya.
"Semoga kita menjadi orangtua yang memiliki
kemampuan untuk membangun komunikasi yang terbuka dengan anak-anak untuk
mendidik mereka menjadi generasi khairu ummah. Mendidik mereka untuk
taat pada pencipta-Nya dan menjalankan syariat Allah secara kaffah,"
pungkasnya.[] Rina