Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Sistem Islam Solusi Bagi Carut Marut Pendidikan Hari Ini

Sabtu, 07 Juni 2025 | 06:46 WIB Last Updated 2025-06-06T23:46:12Z

Tintasiyasi.id.com -- Seperti kita ketahui bersama bahwasannya pendidikan adalah hak dasar setiap warganegara baik kaya ataupun miskin. Namun selama ini intervensi dari pemerintah di bidang pendidikan berupa pengadaan dana BOS ( Bantuan Operasional Sekolah ) dan KIP (Kartu Indonesia Pintar) bagi anggota keluarga miskin hanya menjadi solusi parsial yang menjadi bantalan ekonomi bagi keluarga tersebut.

Tetapi tidak bisa menghilangkan akar masalah pokok berupa kemiskinan yang struktural dan ketimpangan pendidikan akibat faktor ekonomi.  

Faktor ekonomi di mulai dengan sulitnya mencari lapangan pekerjaan untuk menafkahi keluarga karena ketimpangan pendidikan yang jauh di tengah masyarakat yang diakibatkan karena penerapan sistem hidup kapitalis. Ini merupakan bukti nyata bahwa pendidikan adalah lahan komoditas mahal yang tidak bisa diakses oleh seluruh rakyat. 

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Tatang Muttaqin mengatakan faktor ekonomi dan membantu orang tua mencari nafkah menjadi penyumbang terbanyak pada tingginya angka anak tidak sekolah (ATS) di Indonesia. Angka ATS yang disebabkan oleh faktor ekonomi adalah sebanyak 25,55 persen dan mencari nafkah sebanyak 21,64 persen (Tirti.id/19/05/2025).

Sehingga untuk menutupi kegagalan intervensi yang telah terjadi maka pemerintah ala sistem kapitalisme yakni pemerintahan Prabowo menggagas Sekolah Rakyat untuk anak orang miskin (kurang mampu) dan Sekolah Garuda Unggul untuk anak orang kaya (mampu).

Sebagai jalan tengah yang bersifat akomodatif dalam memenuhi kebutuhan pendidikan sesuai kemampuan ekonominya. Ini adalah gambaran nyata dari system kapitalisme dalam memberikan solusi bagi rakyatnya melaui program-program kebijakan yang akan dinarasikan oleh rezim ini sebagai upaya dalam pemerataan akses pendidikan bagi seluruh rakyat Indonesia. 

Namun sejatinya program tersebut hanyalah program populis yang semakin menonjolkan kelas si kaya dan si miskin sehingga tidak menyelesaikan akar masalah yang ada. Malah hanya sekedar tambal sulam dalam system rusak ala kapitalisme. 

Dari sini harus kita pahami bersama bahwa kita membutuhkan solusi menyeluruh dari permasalahan yang sedang terjadi saat ini terutama masalah pendidikan. Sejarah dunia telah membukti bahwa umat Islam pernah memimpin dunia sebagai mercusuar peradaban yang gemilang, salah satunya dalam bidang pendidikan. 

Maka dari itu kita membutuhkan system hidup yang dapa menghantarkan kita kembali kekejayaan tersebut yaitu dengan sistem Islam.

Sistem Islam memandang bahwa pendidikan adalah hak dasar anak bangsa. Yang merupakan hak wajib bahkan hak-hak syar’i warga negara sebagaimana kesehatan dan keamanan. Sehingga negara turun secara langsung dalam bertanggung jawab memenuhi seluruh kebutuhan dasar public tanpa melalui perantara dan sekedar wacana. 

Negara sebagai penyelenggara dan penanggung jawab secara mutlak dalam memenuhi kebutuhan dasar dan sekaligus memenuhi pembiayaan yang mandiri dari Baitul Maal dengan tata kelolah kepemilikan yang jelas. 

Tidak ada dan tidak akan pernah terjadi dikotomi akses pendidikan bagi anak keluaraga kurang mampu dan anak orang kaya baik di kota maupun di daerah pinggiran yang jauh dari pusat kota.

Di dalam Islam, pendidikan bukan hanya untuk menyelesaikan masalah ekonomi negara namun lebih kepada membentuk individu yang beriman dan bertakwa yang kemudian akan berimbas kepada kemajuan sebuah Negara.

Sistem ekonomi Islamlah yang justru diterapkan sebagai dasar supra struktur dan menyokong sistem pendidikan. Sebab pendidikan adalah hak syar’i warga negara untuk mencetak generasi subyek peradaban gemilang.

Pendidikan Islam diselenggarakan untuk mencetak generasi bersyakhshiyah Islam yang menguasai ilmu terapan serta dipersiapkan untuk mengagungkan peradaban Islam dan siap berdakwah dan berjihad ke seluruh penjuru dunia. 

Pendidikan Islam justru akan menjadi mercusuar dunia serta kiblat masyarakat internasional. Alhasil generasi muslim akan hadir sebagai penjaga dan pembentuk peradaban Islam yang mulia.
Wallhua’lam bissawab.[]

Oleh: Sandrina Luftia
(Aktivis Muslimah)

Opini

×
Berita Terbaru Update