Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Self Healing Islami: Menyembuhkan Jiwa dengan Cahaya Al-Qur'an

Rabu, 04 Juni 2025 | 13:49 WIB Last Updated 2025-06-04T06:49:16Z

TintaSiyasi.id -- Mukadimah. Di zaman yang serba cepat ini, banyak orang tampak kuat di luar, tetapi rapuh di dalam. Senyumnya lebar, tetapi hatinya sesak. Tubuhnya sibuk, tetapi jiwanya lelah. Dunia menawarkan banyak metode self healing, mulai dari meditasi, terapi seni, hingga jalan-jalan ke alam.Namun, umat Islam memiliki cara yang lebih agung, lebih hakiki, dan lebih menyembuhkan, yakni Self healing Islami melalui Al-Qur’an.

Al-Qur’an bukan sekadar kitab suci, tetapi obat sejati bagi jiwa yang luka, hati yang gundah, dan pikiran yang kalut. Allah sendiri berfirman:

Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an sesuatu yang menjadi obat dan rahmat bagi orang-orang yang beriman...” (QS. Al-Isra’: 82).

Apa Itu Self Healing Islami?

Self healing Islami adalah proses penyembuhan batin, pemulihan hati, dan penguatan jiwa berdasarkan petunjuk wahyu, khususnya melalui tadabbur dan pengamalan Al-Qur’an. Ia bukan sekadar merasa lebih baik, tetapi menjadi lebih dekat kepada Allah, lebih tenang, dan lebih sadar akan tujuan hidup.

Self healing Islami bukan pelarian dari masalah, tetapi proses spiritual untuk menghadapi dan menaklukkan luka dengan iman dan cinta kepada Allah.

Mengapa Al-Qur’an Menyembuhkan?

1. Al-Qur’an adalah kalam Allah, pemilik jiwa manusia
Tidak ada yang lebih tahu tentang luka hati manusia selain Allah. Maka obat terbaik berasal dari-Nya.

2. Kata-kata dalam Al-Qur’an penuh cahaya dan keberkahan
Ayat-ayatnya bukan hanya indah, tetapi membawa getaran ketenangan. Hanya dengan mendengarkannya, jiwa pun luluh.

3. Al-Qur’an mengajarkan cara berpikir, bersabar, dan berharap
Ia menuntun hati untuk melihat kehidupan dari kacamata tauhid bahwa semua yang terjadi adalah bagian dari kasih sayang dan takdir terbaik Allah.

Langkah-langkah Self Healing Islami Melalui Al-Qur’an

1. Menerima Luka dengan Lapang dan Iman

Langkah pertama adalah menerima kenyataan. Al-Qur’an mengajarkan untuk tidak menyangkal kesedihan, tetapi juga tidak tenggelam di dalamnya.

“Janganlah kamu bersikap lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, padahal kamu adalah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang beriman.”
(QS. Ali ‘Imran: 139).

Sadari bahwa kesedihan bukan tanda kelemahan, tetapi peluang untuk kembali kepada kekuatan terbesar: Allah.

2. Menangis di Hadapan Al-Qur’an dan Allah

Luka jiwa akan mengering jika ia ditangiskan di tempat yang benar. Buka mushaf, kemudian baca surat-surat yang menenangkan seperti Ar-Rahman, Al-Waqi’ah, Yusuf atau Al-Insyirah. Biarkan air mata mengalir, karena air mata di hadapan Al-Qur’an adalah bentuk penyucian hati.

“(Orang-orang beriman itu) ketika dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka dan hanya kepada Rabb mereka bertawakal.” (QS. Al-Anfal: 2).

3. Tadabbur Ayat-ayat Penyembuh

Beberapa ayat memiliki kekuatan luar biasa untuk memulihkan jiwa, antara lain:

QS. Al-Baqarah: 286.  “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai kesanggupannya.”

QS. At-Taubah: 51. “Tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah.”

QS. Al-Insyirah: 5–6. “Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.”

QS. Ar-Ra’d: 28. “Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang.”

Tadabbur adalah kunci utama. Bacalah perlahan, renungkan maknanya, rasakan bahwa ayat itu turun langsung untuk menyapa luka-lukamu.

4. Bangkit dan Bertawakal

Setelah melewati proses perenungan, langkah berikutnya adalah bangkit dan bergerak dengan kekuatan baru. Al-Qur’an mengajarkan bahwa tidak ada luka yang sia-sia, dan tidak ada penderitaan yang abadi jika disandarkan pada Allah.

“Barang siapa bertawakal kepada Allah, maka Dia akan mencukupkannya.”
(QS. Ath-Thalaq: 3).

Menghidupkan Rutinitas Qur’ani dalam Hidup

Self healing bukan sekali jadi. Ia adalah proses harian yang mesti dihidupkan yaitu dengan membiasakan membaca dan mendengar Al-Qur’an walau hanya satu halaman, menghafal ayat-ayat yang memberi kekuatan, menghadiri majelis Qur’an atau kajian tafsir, menulis jurnal refleksi pribadi setelah membaca ayat tertentu, menjadikan waktu sepertiga malam untuk curhat hanya pada-Nya.

Refleksi: Dari Luka Menjadi Cahaya

Setiap manusia punya luka, tetapi tidak semua manusia tahu ke mana harus membawa luka itu. Ada yang lari ke dunia, ada yang lari ke maksiat, ada yang putus asa. Namun, bagi orang beriman, luka adalah panggilan untuk kembali kepada Al-Qur’an dan Tuhan-Nya.

Al-Qur’an bukan hanya menyembuhkan, tetapi juga mengubah luka menjadi cahaya, gundah menjadi tenang, hancur menjadi harapan baru. Allah tidak hanya menyuruhmu bangkit, tetapi menemanimu saat kamu sedang rapuh.

Penutup: Doa untuk Jiwa yang Sedang Pulih

“Ya Allah, jadikan Al-Qur’an sebagai penyejuk hati kami, cahaya di dada kami, penghapus kesedihan kami, dan pengusir kegundahan kami. Sembuhkan luka-luka batin kami dengan kalam-Mu, dan kuatkan jiwa kami dengan cinta-Mu.”

Jangan pernah ragu untuk memeluk Al-Qur’an, karena di situlah sumber ketenangan yang tak pernah padam. Jadikan ia temanmu dalam sepi, penawarmu dalam sedih, dan pelita yang membimbingmu kembali pulang, yaknk kepada jalan Allah.

Dr. Nasrul Syarif M.Si. 
Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo

Opini

×
Berita Terbaru Update