Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Pendidikan Saat Ini Institusi Atau Industri?

Kamis, 26 Juni 2025 | 06:35 WIB Last Updated 2025-06-25T23:35:14Z


Tintasiyasi.id.com -- Tingginya angka ATS dan didirikannya sekolah gratis oleh negara. Dunia pendidikan masih tidak baik-baik saja, kembali kita dihadapkan pada fakta bahwa masih banyak anak-anak usia sekolah yang tidak sekolah.

Rupanya program wajib belajar masih belum sepenuhnya dinikmati oleh seluruh anak negeri ini. Bukan sekedar isapan jempol kondisi ini dibenarkan oleh instansi terkait sebagaimana melansir artikel di tirto.id.com yang terbit pada 19 mei 2025 lalu.

Menurut Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Tatang Muttaqin mengatakan faktor ekonomi dan membantu orang tua mencari nafkah menjadi penyumbang terbanyak pada tingginya angka anak tidak sekolah (ATS) di Indonesia. Angka ATS yang disebabkan oleh faktor ekonomi adalah sebanyak 25,55 persen dan mencari nafkah sebanyak 21,64 persen. 

Penyebab ATS tertinggi selanjutnya adalah menikah, merasa pendidikan cukup, disabilitas, akses yang jauh, perundungan dan faktor lainnya. Tatang menilai fenomena ATS ini terlihat pada anak usia sekolah menengah, di mana kemungkinan putus sekolah semakin besar seiring bertambahnya usia.

Kondisi inilah yang kemudian mendorong pemerintah gerak cepat berusaha merealisasikan program Sekolah Rakyat. Salah satu wilayah yang sudah berkomitmen untuk merealisasikan program tersebut adalah Provinsi Jawa Tengah.

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan memberikan kesempatan bagi siswa SMA dan SMK yang kurang mampu untuk bersekolah gratis di Busekolah swasta terpilih. Program ini dinilai menjadi inisiatif pertama di Indonesia yang menggratiskan biaya sekolah swasta (detik.com 19/05/2025).

Selain program sekolah torakyat, Kementrian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) akan membangun sekolah menengah atas (SMA) unggulan khusus untuk siswa yang memiliki prestasi di atas rata-rata berdasarkan penilaian tertentu. Program pendidikan yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto itu diberi nama Sekolah Unggulan Garuda.

Nantinya akan terdapat dua macam sekolah yang akan dibangun, yakni Sekolah Garuda Transformasi dan Sekolah Garuda Baru. Sekolah Garuda Transformasi adalah pemberdayaan dari sekolah berkualitas yang sudah ada. Sekolah ini akan resmi berjalan mulai tahun ini.

Adapun Sekolah Garuda Baru merupakan sekolah yang akan dibangun dari nol dan ditargetkan mulai menerima peserta didik pada tahun ajaran 2026/2027. (tempo.com 23/05/2025)

Pendidikan Saat ini Sebagai Institusi atau Industri?

Tanpa mengurangi apresiasi terhadap usaha pemerintah melalui program sekolah rakyat dan sekolah Garuda Unggul. Hanya perlu dikoreksi bahwasanya gagasan-gagasan di atas kurang tepat jika dikatakan sebagai solusi untuk mengentaskan kemiskinan dan pemerataan akses pendidikan. Karena solusi yang ditawarkan tidak benar-benar menyelesaikan akar masalah yang sesungguhnya. 

Sejatinya akar masalah dari issue pendidikan saat ini adalah pemerintah kurang peka terhadap akar permasalahan pendidikan yang sesungguhnya dan banyaknya kebijakan di bidang pendidikan yang tidak memihak rakyat karena masih diintervensi kapitalis dan pemikiran liberalis. Akar masalah inilah yang kemudian sulit menyelesaikan masalah pendidikan menyentuh level tuntas. 

Tak bisa dipungkiri juga bahwa salah satu faktor faktor utama masalah pendidikan saat ini adalah faktor ekonomi rakyat dan kurangnya fasilitas pendidikan yang memadai dan merata, selain itu terjadinya pergeseran pemikiran di masyarakat akibat masuknya tiga ideologi sesat yang masuk di tengah-tengah masyarakat yaitu kapitalisme,sekulerisme dan liberalisme. 

Melalui rekam jejak dunia pendidikan selama beberapa dekade menunjukan bahwa dunia pendidikan saat ini lebih layak dipandang sebagai sebuah industri bukan lagi sebagai institusi. Industrialisasi bidang pendidikan sejatinya adalah produk pemikiran kapitalis yang berorientasi pada neraca rugi laba. Pendidikan dipandang sebagai komoditi yang diperjualbelikan dengan rakyat sebagai pasarnya. Perang iklan kurikulum unggulan, fasilitas dan biaya, menjadikan rakyat terjebak dalam lingkaran beban hidup dan harapan semu menjadi cerdas.

Akibatnya harus diakui bahwa saat ini output pendidikan tak sesuai ekspektasi. Bukan lagi generasi cerdas yang memiliki intelegensi tinggi, berkarakter kritis bermoral baik dan bertanggung jawab, apalagi generasi berjiwa kepemimpinan. Akan tetapi lembaga pendidikan hanya sebagai arena pemburu ijazah sebagai modal melamar kerja demi bertahan hidup.
 
Kita tak bisa menutup mata bahwa generasi yang hidup dan dididik dengan sistem pendidikan saat ini banyak mengalami kegagalan. Angka kriminalitas makin tinggi , pengangguran makin banyak, kemaksiatan merajalela. Generasi tua tersiksa generasi muda putus asa. Inilah gambaran kondisi saat ini.

Rakyat sudah mulai jengah dengan kondisi pendidikan saat ini. Rakyat butuh solusi dan kepastian jaminan pendidikan yang benar-benar berkomitmen untuk mencerdaskan anak bangsa dan menjadikan generasi selanjutnya sebagai generasi intelektual yang mandiri dan berkepribadian religius. 

Lantas pertanyaannya saat ini, mungkinkah ada sistem yang bisa dipercaya oleh publik untuk mewujudkan hal tersebut? ,Karena pada faktanya rakyat sudah sering kali dibuat frustasi dengan jargon-jargon di pesta demokrasi akan tetapi pada akhirnya zonk. 

Hanya Kepemimpinan Islam yang Mampu Mewujudkan Kesejahteraan di Bidang Pendidikan
  
Jawaban dari pertanyaan di atas tentu saja ada yaitu kepemimpinan Islam. Yaitu kepemimpinan yang berbasis pada tuntunan Al-Qur'an dan As-sunah. Jika selama ini banyak yang berfikir bahwa Islam adalah agama yang hanya mengatur kehidupan spiritual antara penganut dan Pencipta-Nya, itu adalah sebuah kesalahan besar. 

Karena sejatinya Islam adalah agama dengan paket lengkap, yang mengatur kehidupan manusia dalam semua aspek kehidupannya baik urusan ibadah maupun muamalah. 

Sejarah membuktikan dan dunia pun mengakui bahwa kemajuan ilmu pengetahuan terjadi pada masa kepemimpinan Islam. Pada masa itu banyak bermunculan ilmuwan-ilmuwan muslim yang menyumbangkan banyak pengetahuan dan tekhnologi baru yang sampai hari dinikmati dan dijadikan acuan sains teknologi. 

Pendidikan dalam Islam menempati prioritas utama, karena setiap muslim memiliki kewajiban untuk menuntut ilmu sebagaimana hadist Rasulullah " Mencari ilmu itu kewajiban bagi setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan ."

Dalam sistem kepemimpinan Islam kurikulum pendidikan wajib berlandaskan pada aqidah Islam dan kurikulum pendidikan dibuat seragam oleh negara, tidak boleh berbeda. Tujuan pendidikan dalam Islam adalah membentuk kepribadian Islam serta membekalinya dengan berbagai ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan kehidupan. 

Negara memberikan kesempatan pendidikan tinggi secara cuma-cuma dan dibuka seluas mungkin dengan fasilitas sebaik mungkin. Negara juga mengatur penerbitan buku-buku sebagai sarana pendukung dalam bidang pendidikan dengan tujuan untuk menjaga fitrah berfikir generasi dari masuknya faham-faham ideologi sesat yang berpotensi merusak kedaulatan negara dan pola fikir generasi.

Itulah salah satu gambaran pendidikan dalam kepemimpinan Islam yang berbasis pada tuntunan Al-Qur'an dan As-sunah. Hanya tinggal kitanya saja memantapkan hati untuk berkomitmen mewujudkan kepemimpinan tersebut.

Jika bukan kita lantas siapa? Jika bukan sekarang lantas kapan?
Wallahu’alam bishshawwab.[]

Oleh: Elis Ummu Alana
(Aktivis Muslimah)


Opini

×
Berita Terbaru Update