Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Peluang Optimalisasi Potensi Ekonomi Kurban

Senin, 16 Juni 2025 | 22:06 WIB Last Updated 2025-06-16T15:07:12Z

TintaSiyasi.id -- Iduladha adalah hari raya umat muslim, dimana kita bersukacita meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita pada Allah Swt juga mensyukuri nikmat Allah Swt karena kita bisa menikmati daging kurban seperti sapi, kambing, juga domba yang pada hari-hari biasa tidak selalu mudah dijangkau oleh masyarakat karena harganya yang mahal. 

Adanya daging kurban gratis memberikan dampak yang cukup signifikan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Bukti bahwa syariat kurban membawa maslahat bagi masyarakat secara ekonomi. 

Lebih dari itu pelaksanaan syariat kurban juga memberikan dampak positif pada peningkatan konsumsi daging per tahun mengingat konsumsi daging di Indonesia tergolong rendah dibandingkan negara maju sekitar 11-12 kg per tahun per kapita. Pada saat pelaksanaan syariat kurban konsumsi bisa meningkat hingga 2-3 kg per kapita dengan demikian berdampak pada peningkatan ketahanan pangan protein masyarakat. 

Iduladha juga momentum peternak dan pedagang hewan kurban bisa merasakan panen raya khususnya domba dan kambing di wilayah Kebumen, Jawa Tengah,  akan tetapi berbeda pada tahun ini dimana seharusnya menjadi momentum panen raya nampaknya harus mengalami penurunan permintaan hewan kurban di idul adha tahun ini dikarenakan beberapa faktor mulai dari lesunya ekonomi masyarakat dan adanya arisan kurban sapi yang menjadi sebab utama turunnya permintaan kambing dan domba. Selain itu penurunan permintaan pasar juga menjadikan harga kambing ikut turun. (Kompas.com, 05/06/2025)

Padahal potensi ekonomi pada syariat kurban sungguh besar. Karena syariat ini tidak hanya mensejahterakan masyarakat di sektor konsumsi tetapi juga untuk para ternak di sektor produksi. 

Minim Riayah, Regulasi Sistem Payah 

Akan tetapi tidak maksimalnya riayah penguasa terhadap syariat kurban ini menjadikan banyak persoalan berkelindan seputar kurban mulai dari distribusi, kesehatan hewan ternak, dll

Pada distribusi misalnya, sering didapati pendistribusian hewan kurban hanya menjangkau wilayah daerah pengurban saja. Padahal jika terdapat regulasi yang apik dalam pendistribusian hewan kurban ini bisa menjangkau lebih luas terutama dari kalangan kaya ke kalangan miskin. 

Selain itu problematika menjamur lainnya seputar kurban juga biasa terjadi pada kondisi kesehatan hewan ternak dimana hewan ternak mengidap penyakit seperti PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) sebagai salah satu dampak karena kebijakan impor  daging dari India dan Brasil yang belum bebas PMK yang justru dilakukan oleh pemerintah. 

Kurban Berkah Hanya dengan Khilafah

Islam mewujudkan kurban berkah dan maksimal termasuk dalam sektor ekonomi tanpa mengubah qimah dari aktivitas kurban itu sendiri. 

Allah Swt. berfiman : 

“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah.” (QS. Al-Kautsar:2) 

Dalam islam syariat berkurban adalah ibadah dalam rangka meningkatkan keimanan dan ketaqwaan pada Allah Swt. Dimana pelaksanaan dari syariat kurban ini memiliki qimah (nilai) ruhiyah. Ibadah kurban tidak hanya bernilai pahala, pelaksanaan syariat kurban ini juga membawa kemaslahatan ekonomi bagi manusia yang semakin memberikan keberkahan dalam berkurban. 

Pelaksanaan syariat kurban dalam Islam tetap diposisikan sebagai amal ibadah bukan instrumen ekonomi sekalipun memiliki dampak pada kesejahteraan masyarakat. Akan tetapi problematika rendahnya tingkat konsumsi daging dan kesenjangannya harus diselesaikan dengan kebijakan ekonomi, bukan dengan kurban. 

Untuk mencapai keberhasilan dalam penguraian dan penyelesaian problematika tersebut maka dibutuhkan terwujudnya kesejahteraan masyarakat yang akan meningkatkan daya beli dan mampu membeli daging, ditambah dengan pengaturan regulasi peternakan dengan mewujudkan swasembada daging yang berkualitas dengan seperangkat aturan mulai dari edukasi, permodalan, intensif pakan berkualitas, serta peningkatkan perawatan kesehatan hewan yang akan terwujud dengan apik ketika pemerintah turut andil di dalamnya sehingga tidak memerlukan kebijakan impor yang justru berpotensi mengancam peternak lokal. 

Sekalipun kurban tidak ditujukan untuk mengimplementasikan nilai materi, penguasa bertanggung jawab untuk mengoptimalkannya agar bisa terwujud pelaksanaan syariat kurban yang maksimal, membawa pada kemaslahatan masyarakat. 

Dalam hal ini negara Islam yakni khilafah memiliki beberapa upaya dalam rangka pengoptimalan tersebut. Mulai dari pemberian edukasi pada masyarakat hakikat dari syariat berkurban termasuk tata cara dan kriteria hewan kurban menurut syariat, sampai tata cara pembagian hewan kurban. Kedua, negara bertugas dalam memastikan distribusi hewan kurban merata di kalangan masyarakat.  Ketiga, Khilafah mewujudkan kesejahteraan masyarakat dengan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat seperti sandang, papan, pangan, hingga pendidikan dan kesehatan secara gratis bagi individu rakyat sehingga bertambah jumlah pengurban dan daging hewan kurban yang dibagi. Negara dalam islam juga bertanggung jawab dalam meriayah peternakan secara maksimal misalnya dengan pemberian obat-obatan ternak dengan harga terjangkau, melakukan pengawasan terhadap pasar hewan kurban dan mewujudkan kesejahteraan peternak. 

Hal ini dilakukan demi mewujudkan tegaknya syariat kurban yang membawa pada kemaslahatan dan kesejahteraan masyarakat tanpa ketimpangan sosial, sehingga syariat kurban mendatangkan pada keberkahan. Wallahualam.

Oleh: Lulita Rima Fatimah
Aktivis Muslimah

Opini

×
Berita Terbaru Update